Billa

1K 57 6
                                    

       Billa menatap langit-langit. Headphone merahnya menghiasi kepala kecilnya.
Don't be so hard on yourself no
Learn to forgive learn to let go
Everyone trips everyone falls
So don't be so hard on yourself no.
        Billa bersandung. Lagu don't be so hard on yourself-nya jesslyn menjadi lagu favoritnya.
         Entah apa yang ia pikirkan. Tiba-tiba, memorinya mengingat tentang kejadian 16 tahun lalu. Saat ibunya membuangnya ke panti asuhan ini.
                               ***
         "Aku harus membuang anak ini! Aku tidak tau siapa ayahnya!! Dan aku belum siap jika mama dan papa tau soal anak ini!!" Seru Bella, mama Billa.
          "Tapi, apa aku tega? Membiarkan bayi ini dijalanan? Dibuang oleh ibunya sendiri? Tapi, dia masih bayi dan belum berdosa. Aku yang berdosa! Aku yang bersalah! Dan aku yang harusnya merawat bayi ini!" Bella menekan kepalanya dan mengacak rambutnya. "Tapi ini demi kebaikan anak ini. Kalau dia bersamaku, dia akan merasa terhina oleh mulut-mulut orang yang suka membuka aib orang!" Tanpa pikir panjang lagi, Bella mengambil keranjang.
          Diletakannya bayi mungil yang masih tertidur didalam sebuah keranjang ukuran besar. Ia membawanya ke panti asuhan. Disana, Bella meletakan bayi itu dengan hati-hati agar anak itu tidak bangun.
        Bella menyimpan surat di dalamnya.
        Siapa pun yang sudah membaca surat ini. Terimakasih karena sudah merawat bayiku. Sayangilah dia dengan sepenuh hati . Aku tidak mau dia tersiksa. Semoga, kau menyanyanginya seperti dia adalah anak kandungmu.
       Isi surat itu. Membuat setiap orang ingin merawat bayi malang itu.
       Bu Lastri. Orang yang pertama kali terbangun di malam hari setelah mendengar tangisan kecil seorang bayi.
         Bu Lastri membawa bayi itu kedalam dan membuatkannya susu. Bu Lastri tersenyum melihat bayi mungil yang lucu itu. "Mulai sekarang, nama kamu Billa."
                           ***
       Bu Lastri suka menceritakan masa lalu mereka masing -masing pada anak-anak panti asuhan.
          Air matanya terjatuh. Mengalir dengan perlahan. Melewati pipinya.
          "Apa mama inget sama gue ya? Mereka masih cari gue? Apa mama enggak kangen sama anaknya? Apa mama enggak kasihan sama gue?" Ucap Billa lirih. Ia menutup matanya. Dan membiarkan air matanya mengalir.
         "Gue enggak boleh nangis! Buat apa gue nangisin orang tua kayak mama gue? Yang tega buang anaknya sendiri!"
          Billa mempunyai penyakit sejak lahir. Jantungnya suka tiba-tiba kumat. Penyakit jantung itu membuatnya tidak bisa terlalu lelah. Ia harus membatasi waktu olahraganya.
          Sewaktu kecil, Billa selalu mengeluh sakit pada dadanya. Nafasnya sesak dan dadanya sakit. Bu Lastri baru mengetahui hal itu sejak umur Billa menginjak 5 tahun.
        Sejak saat itu, Bu Lastri jadi lebih over protective pada Billa. Waktu bermainnya di batasi. Billa juga dilarang olahraga terlalu berat di sekolah.
          Dia tidak suka dengan hal itu. Dia ingin menjadi anak normal lainnya yang bisa berolahraga apapun di sekolah. Bisa bermain sepuasnya.
           Semakin dewasa, Billa semakin mengerti. Dia harus lebih bersyukur karena ia masih sempurna dibanding anak-anak lainnya di luar sana.
          Dia juga mulai belajar, bahwa mencintai diri sendiri itu, menyenangkan.

This FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang