Kamu

646 35 1
                                    

         Azura datang menjenguk Billa di rumah sakit. Mereka berdua saling bergurau satu sama lain. Tawa mereka seketika berhenti ketika mendengar suara ketukan pintu. "Biar gue yang buka," Azura bangkit dan berjalan menuju pintu.
        Seorang lelaki seusia Niko berdiri tegak. Senyum ramahnya mengembang.
Ganteng ....
        "Hai, bisa ketemua sama Nilam?" Azura terpana dengan ketampanan lelaki itu. Noval.
         Noval melambaikan tangannya di depan wajah oriental Azura. Seketika, Azura langsung tersadar. "Ah! Iya, boleh. Tunggu bentar ya," Azura berbalik badan dan meneriakan nama Nilam. Nilam buru-buru keluar dari kamr mandi. "Ya?"
       "Ada yang nyariin lo niih!" Azura tersenyum pada Noval. Nilam berjalan lumayan cepat. "Hai Nilam!" Sapa Noval. Nilam menghembuskan nafanya. "Lo ngapain sih kesini? Enggak ada kerjaan lagi apa?!" Nilam melipat tangannya di dada. "Gue cuma mau ngajak lo ke suatu tempat," Nilam berdecak malas. "Males," Nilam akan beranjak pergi kalau saja Noval tidak menarik tangannya.
        "Please Lam! Kali ini gue serius," Nilam menghembuskan nafasnya. "Oke! Gue ikut lo. Tapi, kalau sampe lo bohongin gue ..." Belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya, Nilam di tarik Noval. "Ck! Iya udah! Lana banget sih!"
Mereka menuju ruang mawar nomor 140. "Lo kenapa bawa gue kesini?" Tanya Nilam setelah mereka berhenti di depan pintu kamar. "Lo bakal tau, setelah gue buka pintu ini," Noval membuka pintu kamar tersebut.
"Lo inget siapa dia?" Nilam terpana. Memandang tubuh seorang wanita yang lemah. Badannya dipenuhi selang-selang yang Nilam sendiri tidak tau fungsinya.
"Dia kan ....." Nilam tidak mampu meneruskan kata-katanya karena saking kagetnya. "Iya. Dia masih ada Lam."

This FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang