Ada kesenyapan yang asing
di kota tempatmu tumbuh beranjak
menjadi kupu-kupu dewasa.
Langit dan maghrib berkelindan,
jalanan menjelma sungai cahaya,
dalam pelukan musim yang dingin dan muram.
Ada sepatah ucapan "selamat tinggal"
yang ingin namun tak sanggup kuucapkan.
Ada nyeri yang tak tertafsirkan
bermukim di degup jantung yang temaram.
Di jalan pulang, kucatat sunyi ini kembali
yang berkisar antara bayangmu
dan kota yang kian balam.
Di jalan pulang,
di antara muram lampu jalan dan kendaraan,
kusembunyikan rindu ini kembali,
meninggalkan jejakmu jauh di selatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit di Ceruk Jendela
Poetry"Di ceruk jendela, kau selalu memilih menjelma langit, yang hanya bisa kusentuh dengan puisi, kupeluk dengan doa." Catatan Penulis: Terima kasih, untuk teman-teman yang sudah bersedia membaca, mengapresiasi, memberi puji, kritik serta saran terhadap...