Sebab akulah api
maka jangan engkau menyentuhku lagi,
wahai lelaki yang menamakan dirinya suci!Memang engkaulah
yang telah membebaskan aku dari Dasamuka,
tetapi engkau pula
yang telah memaksakan aku menjelma api
dengan keraguanmu yang menjadi-jadi.Engkau mencintai aku.
Aku lebih mencintai engkau.
Tapi jangan engkau menyentuhku lagi,
sebab akulah api!*Puisi ini pernah dimuat di Surat Kabar Pikiran Rakyat edisi 28 September 2014
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit di Ceruk Jendela
Şiir"Di ceruk jendela, kau selalu memilih menjelma langit, yang hanya bisa kusentuh dengan puisi, kupeluk dengan doa." Catatan Penulis: Terima kasih, untuk teman-teman yang sudah bersedia membaca, mengapresiasi, memberi puji, kritik serta saran terhadap...