Pagi memecahkan diri
menjadi segelas kopi, artikel di koran,
lagu-lagu di ponsel,
dan sepotong sunyi
yang tergeletak di atas buku catatan.
Di kedalaman ruang
waktu memaparkan lembar-lembar ingatan.
Aku rangkum kembali segala kisahmu:
impian yang kausematkan di buku-buku kuliah,
keceriaan yang kauguratkan di setiap waktu bekerja,
keresahan yang kausembunyikan di balik doa,
dan harapan yang selalu kauucapkan di dalam dada.
Seperti kemarin, pagi ini
kau akan memulai harimu yang baru,
menuliskan kisah-kisah hidupmu yang baru.
Dan akan kupastikan aku tetap di sini
untuk merangkum kisah-kisah itu kembali.
Lagi,
dan lagi.Tj. Priok, 20 Agustus 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit di Ceruk Jendela
Poetry"Di ceruk jendela, kau selalu memilih menjelma langit, yang hanya bisa kusentuh dengan puisi, kupeluk dengan doa." Catatan Penulis: Terima kasih, untuk teman-teman yang sudah bersedia membaca, mengapresiasi, memberi puji, kritik serta saran terhadap...