12

4.4K 455 35
                                    

Mishi menangis sepanjang malam. Hari ini dia pun tak masuk sekolah dengan alasan sakit. Padahal dia hanya ingin menghindari Sky. Walau sudah bertekad mengabaikan Sky tapi hatinya tetap tak bisa. Setiap melihat bahkan mendengar suara Sky dia ingin menangis.

"Hei, otak kecil. Kenapa buku-bukunya belum di siapin?"

"Mishi libur les hari ini," jawabnya tanpa menoleh pada Bumi.

"Kenapa libur?" Bumi mendekat menyentuh kening Mishi yang tiduran memunggunginya. "Nggak panas."

"Hatiku yang sakit," jawab Mishi dalam hati.

"Ayo cepet bangun!" seru Bumi seraya mengangkat paksa Mishi hingga duduk.

"Kak, aku males."

"Matamu kenapa merah? Nangis? Nangisin cowokmu?"

"Makanya Kak Bumi mau jadian sama aku, biar aku bisa move on!" seru Mishi asal. Ini udah ke empat kalinya Mishi mengajak Bumi pacaran dan selalu mendapat penolakan.

Siapa juga yang akan menerima permintaan aneh dari Mishi yang bicara seenak jidatnya. Tapi kali ini Bumi mengiyakan begitu saja.

"Beneran mau?"

"Iya, pacar pura-pura."

"Ishhh...."

"Sampai kamu move on."

"Ya udah deh, Kak."

"Ya udah sekarang ambil buku-bukumu."

"Kan aku bilang hari ini libur."

"Nggak ada libur-libur. Nggak mau nurut nih sama pacar?"

"Ishhhh.... Ngeselin!"

Kembali sebuah ingatan menyapa, menghantam hatinya seperti bola basket yang dilempar keras. Semakin bingung Mishi dengan puzzle-puzzle kenangan yang belum menemukan bagiannya.

Putus dari Sky?

Pacar pura-pura?

Lalu apa lagi setelah ini? Mishi mengerang, membuka matanya, dan bingung dia sudah berada di ruangan rumah sakit. Sky terlihat menekan tombol nurse call lalu seorang dokter dan perawat mengecek keadaannya.

"Gimana rasanya?" tanya Sky setelah dokter keluar.

"Mama mana Kak Sky?"

"Masih di jalan. Kamu kenapa?"

"Mishi udah nggak kenapa-kenapa. Maafin Mishi ya, Kak?"

"Nggak perlu minta maaf, kamu nggak salah. Aku yang minta maaf udah menempatkanmu dalam bahaya. Dari Violet dan teman-temannya."

"Maafin Mishi udah jauhin Kak Sky."

"Kamu inget? Kamu udah inget?"

"Sedikit."

"Ah, syukurlah. Jangan dipaksakan, perlahan saja."

"Makasih ya Kak."

"Tenang aja, aku udah minta temenku buat bikin perhitungan dengan Violet."

"Nggak usah Kak. Memang salah Mishi, tapi bukan maks--"

"Nggak masalah, aku nggak akan benci sama kamu."

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang