11

4.6K 462 16
                                    

Mishi resah di kamar tidurnya. Hari ini dia kembali masuk sekolah. Masih sama seperti kemarin, dia bingung. Teman kelas yang terasa asing, pelejaran yang membingungkan, dan rasa ingin melihat Sky terus semakin besar.

Helaan napas lolos berulang kali. Ditutup wajahnya dengan bantal lalu berguling ke sana-ke mari. Dia ingin mendengar suara Sky. Tapi bayangan Bumi menyapa sekelebat.

Dirabanya ponsel yang tergeletak di sampingnya. Dia teringat sejak hilang ingatan dia belum membuka akun media sosialnya. Pertama-tama dia membuka instagram. Untung saja dia tak lupa dengan passwornya yang sangat mudah dibajak orang. Abjad ON lalu angka satu sampai empat, simple.

Matanya membelalak lebar, fotonya sudah ada 600 lebih postingan. Dan foto bersama Sky hilang berganti fotonya dengan Bumi. Hatinya seketia bergejolak sedih foto bersama Sky hilang semua. Kecewa lebih tepatnya.

Tapi saat dia kembali mengamati sekali lagi tiap fotonya bersama Bumi, dia melihat senyum dan tawanya selalu ada. Jenis senyum yang bukan dibuat-buat, terlihat lepas.

Ada foto saat dia tertidur di dalam jeep Bumi, saat dia dan Bumi di atas motor, saat dia sedang belajar, dan foto dia bersama Bumi yangsaling mencubit pipi.

Mishi memejamkan matanya, mencoba mengingat foto terakhir yang dia lihat. Tanpa sadar senyumnya mengembang.

"Jangan pulang dulu," seru Mishi seraya menarik lengan Bumi.

"Les selesai, waktunya aku pulang."

"Kita kan udah pacaran jadi habis les nggak langsung pulang juga kali, Kak. Yang ngiain pacaran kemarin siapa coba?"

"Nggak bisa gitu, pacarannya besok Sabtu. Senin sampai Jumat itu be-la-jar."

"Capek deh. Ya udah, sana Kak Bumi pulang."

"Ya udah, aku pulang dulu. Mau mampir soalnya."

"Ke makam?"

"Yes."

"Huh, semua kenapa pada gagal move on sih?"

"Siapa bilang gagal move on? Lha ini udah punya pacar baru."

Mishi mencibir lalu mengambil ponselnya. "Foto dulu kalau gitu, mau aku masukkin instagram."

"Nggak mau, pulang dulu ya. Mandi sana," ucap Bumi, mengacak rambut Mishi lalu keluar kamar mengabaikan gerutuan Mishi.

Lalu sebuah notifikasi muncul di ponselnya. Ternyata Bumi memposting foto mereka saat saling mencubit dan dia di tag. Mishi pun tersenyum lebar, langsung me-repost postingan Bumi.

Bumi Hadar.

Mishi tersenyum menatap langit-langit. Apa itu sebuah ingatan? Mishi ragu. Tapi semakin mencoba lebih banyak mengingat kepalanya seperti dihantam batu. Sakit.

"Mishi, sayang. Ini kamu dapat kiriman coklat."

"Dari siapa, Ma?"

"Siapa lagi kalau bukan Bumi."

"Kak Bumi ke sini?" tanya Mishi segera bangkit dari posisinya.

"Enggak, dikirim supirnya."

"Yah..." Mishi kembali duduk lesu, mengamati coklat bermerk yang sepertinya dibeli di luar negri.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang