a wish

69 13 6
                                    

Writter by ErinaKwa

Ren, gue hamil," ucapku takut. Suara seperti tertahan ditenggorokan.

"Maksud lo?" Matanya membulat sempurna. Wajahnya pucat pasi.

"Gue hamil. Lo bapaknya." Mataku mulai panas, air dipelupuk mata mulai menggenang.

Rendra tertawa kecil, "lo pasti bercanda."

"Ingat malam itu? Kita sama-sama mabuk. Dan paginya--" Suaraku tertahan, air mata tak lagi bisa dibendung. Tumpah, jatuh ke pipi.

"Nggak mungkin gue bapaknya."

"Sumpah Ren. Gue nggak pernah tidur sama cowok lain... Hanya lo seorang."

Rendra memijit kepalanya perlahan. Memejamkan mata. Otaknya berfikir sangat keras.

"Berapa usia kandungan lo?"

"Empat minggu." Air mataku tak dapat berhenti. Berbicarapun sungguh, aku tak mampu.

"Shit?!" Umpatnya kesal. Diacak-acak rambutnya secara kasar. Wajahnya tampak bingung, kesal, marah.

Diraihnya Handphone di atas meja. Menelepon seseorang. Aku tak mampu mendengar apa yang mereka bicarakan. Otakku penuh akan bayi di kandunganku. Bayi yang tak diharapkan sama sekali.

"Friska, gue bakalan tanggung jawab. Tapi kita nggak bakalan menikah. Selama lo hamil semue kebutuhan akan gue tanggung. Ada satu syarat, setelah lo melahirkan, lo dan bayi itu harus pergi dari hidup gue."

Aku menggangguk setuju. Lebih baik begini daripada tidak sama sekali.

✩✩✩

9 bulan berlalu. Segala kebutuhanku memang terpenuhi. Tapi tak ada kasih sayang seorang ayah disana.

Hari ini aku melahirkan. Kalian tahu rasanya? Seperti tulang dipatahkan secara bersama-sama, ditusuk dengan ribuan jarum, dihantam dengan ratusan palu. Aku menjerit sejadi-jadinya. Menahan setiap rasa sakit.

Tapi semua rasa sakit itu hilang ketika aku melihat wajah malaikat kecilku, bayi dari rahimku sendiri menangis.

Rendra, yang menemani persalinanku pasti merasakannya. Rasa sakit luar biasa. Nampak dari wajahnya yang kadang menutup mata sambil memegang erat tanganku.

Bayiku digendong Rendra. Wajahnya sumringah, takut, senang, bercampur aduk menjadi satu.

Aku bersyukur, Tuhan masih memberi kesempatan untuk dapat melihat ini. A Miracle.

"Ren, titip bayi kita, jaga dia baik-baik," ucapku lemah. Menutup mata untuk selamanya

Drabble SPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang