Mantan terindah

109 16 1
                                        

Written By : emvees_01 and HeraSari

"Udahlah kita putus aja !", spontan aku mengatakan kalimat itu. Aku sangat kesal dengan perilaku Vean yang sangat cerewet. Aku merasa risih dengan semua yang dia lakukan untukku. Kulihat wajah Vean pucat diam membisu.

Tidak ada sedikitpun penyesalan, toh aku memang sama sekali tidak mencintainya. Entah iblis darimana yang merasukiku saat itu, hingga aku mau menerimannya padahal dia tidak tampan hanya bermodal kepintarannya saja.
"Baiklah kalau itu yang kamu mau, sekolah yang rajin yah jangan lalai ngerjain tugas lagi. Semoga tuhan selalu melindungimu Ghea. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu", Vean melenggang pergi dari hadapanku.

Ada setitik luka yang kurasakan dalam hatiku, namun aku abaikan mencoba tidak peduli.
1 tahun sudah sejak kejadian itu Vean menghilang. Tidak menggangguku lagi, padahal beberapa hari setelah putus dia masih men-chatt aku, masih merhatiinku. Entah mengapa rindu kini selalu menghantuiku. Perlahan aku menyadari aku telah jatuh cinta dengannya. "Vean aku merindukanmu, aku menyesal telah menyia - nyiakanmu. Aku rindu perhatianmu, bawelmu, posesifmu, dan semua tentangmu", dadaku terasa sakit, sakit sekali. Aku menangis sejadi - jadinya dikamar. Memori ku terus berputar kembali mengingat moment dimana aku menyia - nyiakan perhatiannya, kasih sayangnya, dia yang selalu melakukan apapun agar aku tidak marah lagi meski hanya masalah sepele, dia yang selalu menemaniku jika aku harus lembur mngerjakan tugas sekolahku dan dia yang selalu memenuhi segala keinginan konyolku.

Sudah 6 bulan ini aku mencari informasi keberadaannya, namun segelintir informasi tentangnya pun tak ada ku dapatkan. Sore ini aku kembali mengelilingi taman dekat komplek rumah Vean. Berharap ada secercah petunjuk yang kudapatkan. Jangan tanyakan rumahnya padaku, aku benar - benar tidak tau. Sedikit tentangnya pun aku tak tahu. Ini semua salahku yang selalu mengabaikannya. Aku hanya mengetahui komplek rumahnya saja, itupun kudapatkan hasil stalking di facebook adiknya.

Pandanganku tertuju pada kursi taman yang kosong. Namun baru ingin melangkah aku melihat sesosok pria yang sedang bersandar dipohon dekat taman memandang lurus jalanan. Pria yang sangat aku rindukan selama ini. Hatiku berbunga - bunga , ingin rasanya aku berlari dan memeluknya mengucapkan beribu maaf atas sikapku selama ini. "Terimakasih Tuhan, kau masih menyayangiku".

Namun bahagia itu hilang seketika. Aku dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita berambut sepunggung berlari dan bergelayut manja di lengan Vean. "Sayang kita pulang yuk, bosan ih", rengek manja gadis itu terlontar. Vean mengusap lembut kepala gadis itu dan mencium keningnya lalu melenggang pergi meninggalkan ku yang terluka ditaman ini.

Hatiku bagaikan dihantam bebatuan. Aku terluka, aku hancur. Rasa sakit yang kurasakan berkali - kali lipat lebih menyakitkan saat aku ditinggal kedua orangtuaku untuk selamanya. Bodohnya aku yang tidak berpikir Vean akan mempunyai kehidupan selain ku.
Aku melangkah pergi meninggalkan taman ini dengan membawa luka kepedihan yang tertinggal dihatiku.

" Vean semoga kamu bahagia dengannya, maaf kan aku Vean. Aku memang berharap kita bisa kembali, namun aku gak boleh egois bukan ?. Aku gak mau merusak kebahagianmu untuk kedua kalinya. Jika memang kita tidak bisa disatukan kembali, aku hanya berharap kamu akan selalu bahagia bersamanya. Doaku selalu menyertai disetiap langkahmu Vean. Aku mencintaimu sangat mencintaimu ".

Drabble SPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang