The Intensione*4

62.1K 5.8K 507
                                    

Aku mulai melangkah memasuki pagar. Sebuah air mancur yang sangat megah menyambutku di depan sana. Kulihat ada tiga bangunan yang saling menyatu. Bangunan pertama berada ditengah, dengan dua bangunan mengelilinginya di kiri dan kanan. Bangunan itu lebih tampak seperti bangunan istana daripada bangunan sekolah, menurutku.

Aku melihat jendela yang ada diatas sana, dan yakin bahwa itu adalah jendela dengan bahan yang sama dengan cermin dua arah (dari luar kita melihat pantulan cermin, dari dalam kita melihat keadaan luar).

Jalan yang kulewati dikelilingi rerumputan pendek yang menuntunku ke sebuah pintu berwarna perak. Aku menyempatkan diri untuk melihat keadaan disekelilingku. Jarak dari gerbang ke pintu saja berjarak cukup jauh, entah berapa meter.

Pepohonan, semak-semak yang dirapikan bentuknya, dan kebun bunga yang bisa kulihat dari kejauhan. Tampak pula air mancur dan kursi taman berwarna putih yang menghiasi tempat itu.

Kurasa Kayaka dan Kayato-Senpai memang benar. Tempat ini memang benar-benar hebat.

Berjalan sambil menikmati pemandangan disekelilingku, kira-kira memakan waktu bermenit-menit. Hanya saja tidak kusadari itu.

Pintu perak mulai terbuka saat aku mendekat dalam radius lima meter, dan kuputuskan untuk mengikuti karpet merah yang mulai dibentang dari anak tangga dekat pintu hingga ke ujung sana.

Tempat ini benar-benar bagus.

Dua tangga di kiri dan kanan yang saling menyambung, bertemu dipertengahan tangga yang lumayan luas dan dipisahkan lagi ke kiri dan ke kanan. Tangga yang menyerupai huruf X.

Jendela besar yang ditutupi tirai merah, dan aku dapat melihat tujuh patung di depanku. Patung paling kanan adalah patung seorang wanita dengan sebuah inisial lekungan S, patung kedua adalah lelaki dengan lambang petir di dadanya, patung ketiga berlambangkan setetes air.

Aku pun menyadari bahwa ketujuh patung ini adalah patung ketujuh Hidden. Patung keempatlah yang paling mencolok di antara semua patung disana. Sayap putih perak menggantung dengan anggun dibelakang punggungnya. Sedangkan patung kelima adalah patung dengan lambang api, patung keenam berlambangkan tameng dan patung ketujuh berinisialkan huruf 'C', entah apa kekuatan itu.

Kami semua ada disana. Stolen Power, Electric Thunder, Aquatic Lake, Wings Maker, Flame, Un-Attacken dan... C yang entah apa itu.

Hatiku nyilu seketika mengingat kejadian satu setengah tahun yang lalu.

"Selamat datang di Sky Academy." Aku mendengar suara familiar yang menggema-gema di dalam bangunan itu.

Aku sempat mendongakkan kepalaku ke atas, dan hanya menemukan atap bangunan ini yang ternyata terbuat dari kaca yang pastinya tebal. Pantas saja terang meskipun tidak ada lampu besar yang sanggup menerangi seluruh tempat sebesar ini.

Beberapa saat kemudian, pemilik suara muncul dan aku melihat keberadaan Trax-Sama dan adiknya—Odione di ujung tangga. Rupanya ini ulah kakak beradik ini. Seharusnya aku bisa menebaknya.

"Senang melihatmu berkunjung, Piya."

Yah, meskipun ini paksaan.

"Seperti yang kau duga, Sky Academy adalah sekolah khusus penyihir."

Odione menyambung sambil memamerkan senyuman manisnya, membuatku merinding saat mengingat bagaimana kelakuannya saat perang terakhir itu. Namun kuputuskan untuk melupakannya seperti yang semua orang lakukan karena kesalahan itu muncul karena kesalahpahaman.

"Sebelum kau melihat-lihat, silahkan mengisi ini terlebih dulu."

Sebuah buku berwarna perak beserta bulu yan kuyakini adalah pena-nya turun dari atas secara pelan-pelan sampai akhirnya berhenti dan melayang di posisi nyamanku untuk menulis. Selanjutnya buku perak itu terbuka dan berhenti di halaman ke lima. Aku takjub saat melihat ada banyak sekali nama yang tertera disana.

The Sorcery : SKY Academy [Telah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang