First School Day (I)*15

58.4K 4.7K 773
                                    

Sedaritadi semua murid yang berdiri di depan gedung (cadangan) utama, menunggu pintu besar itu terbuka. Sudah hampir dua jam sejak alarm dengan alunan biola rusak itu terdengar memenuhi seluruh asrama. Semua orang sudah berada dalam seragam kebesaran mereka, masih tanpa jubah, sebab katanya pembagian jubah baru akan dibagikan minggu ini.

Beruntung matahari tak seterik biasanya, mungkin efek karena Rainna yang juga berbaris disana tengah kebingungan dengan apa yang sedang terjadi.

"Ini kenapa dikumpulin, terus diterlantarkan begini, sih?"

Invi yang kebetulan berdiri di samping Rainna mengendikkan bahunya. "Semua orang sedang sama bingungnya denganmu." Dan aku bisa menebak bagaimana Invi mengalami hal yang sama membingungkannya dengan mereka saat ini.

Kalau bukan karena hari ini adalah hari pertama mereka memasuki gedung, dan kalau saja alunan biola itu tidak terdengar seperti melodi yang terkutuk, mungkin saja semua orang yang tak sabaran itu lebih memilih untuk kembali ke asrama saja.

"Padahal tadi katanya harus kumpul sebelum jam enam, ini sudah lewat lho."

Ratusan orang yang mengeluh itu jujur membuatku begitu malas. Aku tak terbiasa bangun sepagi ini semenjak bergantung pada kekuatan teleportasi milik Kayaka. Aku beberapa kali menguap tak peduli dengan keadaan pintu yang masih tertutup rapat itu.

Pintu terbuka beberapa saat kemudian, dan luasnya aula bangunan cadangan itu terlalu luas sampai mampu menampung kami semua. Aku bisa melihat sebuah kain putih yang berfungsi sebagai layar, projektor itu pastilah sangat canggih sampai-sampai apa yang ditampilkan tetap jelas dan dapat dilihat seluruh orang dalam sana.

Odione yang duluan membuka suara, dibantu dengan mikrofonnya. "Selamat pagi, semua."

"Pagi!"

"Alasan kalian diminta kumpul pagi ini karena, kami akan membacakan aturan, jadwal, dan pembagian kelas."

Trax duluan membacakan isi yang tertera di memo yang dibawa Odione, dan suaranya terdengar jelas berkat mikrofon yang menggantung dari atas. "Pukul delapan pagi sampai pukul empat sore, kalian menggunakan bangunan cadangan. Belajar seperti biasa dari guru profesional yang telah terpilih dan dilarang kelas untuk mengeluarkan kekuatan di jam-jam itu, karena guru yang mengajari kalian di pagi hari adalah manusia."

Mengajari di pagi hari? Whoa, aku mulai merasa ada yang aneh dengan kata-katanya, jangan bilang sembilan jam belum cukup?

"Nah, pukul tujuh sampai sembilan malam, kalian bisa menggunakan bangunan utama."

Tidak sedikit orang yang mengeluh tentang jam tambahan itu, aku salah satunya. Hal yang paling kusayangkan adalah jam tidurku yang berkurang dua jam-bercanda, aku tidak tidur secepat itu.

Harus kuakui, aku sangat menyukai bangunan utama. Rasanya seperti berada di olympus, tempat tinggal para dewa-dewi Yunani yang pernah kutonton film-nya. Aku suka bagaimana pemandangan sekitar bangunan utama adalah awan dan langit, aku juga suka dengan pemandangan bawahnya.

Tapi tetap saja, mengambil waktu untuk tidur? Itu sama sekali tidak menguntungkan.

Trax menambahkan saat melihat semua murid mengeluh. "Hanya memperkuat mantra yang belum kalian tuntaskan saat di dunia sihir dulu. Kita juga akan melakukan pembagian tugas untuk misi kita."

Suasana makin terdengar gaduh begitu mereka mendengar kata 'misi', semuanya bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Nah, tentang misi dan alasan akademi ini dibangun, kita akan lanjutkan nanti malam. Guru kalian telah menunggu."

Akhir kata pun bahkan tidak disambut dengan baik, lantaran semua murid sudah terlanjur penasaran berat.

"Oh iya, di sana kami sudah menempelkan pembagian kelasnya." Odione menunjuk ke arah belakangnya yang telah tertempel sembilan lembar kertas, yang membuat kami semua langsung melangkah ke arah sana dengan sedikit tak sabaran.

The Sorcery : SKY Academy [Telah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang