Noctis *6

49.5K 4.7K 159
                                    

Ujian.

Aku benci ujian, dan kukira kebanyakan murid sepertiku juga tidak menyukainya.

Tapi aku sama sekali tak boleh bermalas-malasan di ujian kali ini. Ini adalah ujian besar yang akan membuatku maju ke tingkat yang lebih tinggi.

Malam ini adalah malam sebelum aku menghadapi ujian hari pertama besok. Aku dan Kayaka mati-matian belajar sejak sore tadi. Aku dan Kayaka memang tidak terlalu payah dalam pelajaran, namun juga tidak terlalu ahli. Kami berdua murid normal dengan kemampuan yang menengah. Tapi tetap saja kepalaku serasa mau pecah saat melihat pelajaran yang akan diujikan besok.

"Ayo, yang semangat. Jangan lemas begitu. Tahun kemarin sepertinya aku tidak lesu seperti kalian." Kayato-Senpai menunjuk kami berdua dengan mata pensil yang tajam.

Kayaka meraung marah—iya, dia benar-benar meraung versi manusia—tentu saja tipe gadis galak macam Kayaka tidak akan diam saat dikatain seperti itu oleh Kakaknya yang selalu juara kelas itu. Aku ingat jelas percakapanku dan Kayato-Senpai, saat aku dan Kayato-Senpai sedang bermain Playstation di kamarnya Kayaka tahun kemarin (Kalau tidak salah Kayaka sedang menyiapkan minum).

"Eh, kalau tidak salah ingat, besok Senpai ujian kelulusan, kan?" Tanyaku sambil mengerutkan kening saat itu.

Kayato-Senpai tidak menoleh, malah memainkan stick PS tanpa peduli. "Awas, Rin! Ada sekumpulan tentara badungan di depan. Cepat ganti senjata ke tipe XM307 dan tahan shoot!"

"Aku lebih suka pakai F2000!" bantahku mulai mengendalikan stick PS-ku.

Aku menoleh kesal ke Kayato-Senpai saat kulihat chara Kayato-Senpai malah berdiri di depanku dan menembak semua tentara badungan yang sudah menargetkan senjata mereka ke arah chara-ku. Tanpa persetujuanku. Dan tentu saja itu curang, maksudku, point-nya makin banyak—padahal kami sedang berlomba untuk memecahkan rekor.

Kayato-Senpai yang sepertinya tahu aku tengah menatapnya kesal pun langsung meng-pause.

"Kenapa melihatku begitu?" Tanyanya tanpa sedikitpun rasa bersalah.

"Kau mencuri targetku. Ah, sudahlah. Senpai tidak belajar untuk besok?"

Kayato-Senpai terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya mengendikan bahunya tak mengerti. "Hm, memangnya besok kenapa? Setahuku tidak ada perlombaan olimpiade lagi."

Bola mataku sukses membulat sempurna. "Kayato-Senpai! Besok ujian kelulusanmu!"

Dan ya, dia bahkan tidak ingat bahwa dia sedang berada di masa-masa hendak ujian saat itu. Bagaimana mungkin dia bisa lesu? Dan kalian tahu, apa hal terlucunya? Kayato-Senpai berhasil mendapat nilai tertinggi, disaat dia sama sekali tak membuka buku dan semua orang belajar keras. Rasanya, kalau aku bisa mengganti otak kami selama ujian berlangsung, aku akan dengan senang hati melakukannya.

"Kau jangan besar kepala hanya karena kepalamu lebih berisi sedikit!" Kayaka berkacak pinggang. "Sebaiknya kau terangi ulang dari bab tadi. Aku sama sekali tidak mengerti!"

"Ini sudah ketiga kalinya aku mengulang. Kau sengaja atau apa?" Tanya Kayato-Senpai nampak tidak senang.

"Aku tidak mengerti!" Balas Kayaka tak mau kalah. Oh, dan satu hal lagi, aku ingat bagaimana Kayaka menerangkanku bab pelajaran yang sama bulan lalu, saat kelas mengadakan test. Tentu saja Kayaka berbohong saat ini.

Huh, dasar Kakak-Adik.

*

Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu di tengah keheningan ini. Tentu saja. Maksudku, ini sudah larut malam, aku baru saja pulang dari rumah Kayaka dan disaat yang sama, Papa juga baru pulang. Kebetulan Papa belum makan dan dia membeli makanan dari luar. Papa mengajakku makan bersamanya dan tidak dapat kutolak meskipun aku sudah makan di rumah Kayaka tadi.

The Sorcery : SKY Academy [Telah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang