Saturday Incident*22

51.9K 4.3K 1.3K
                                    

Reina's POV

"Rainna!"

Aku berbalik saat mendengar seseorang menyebutkan namaku, dan aku melihat seorang perempuan dari kejauhan yang sedang berlari kemari. Er, siapa lagi namanya kemarin? Aku lupa. Dia belakangan ini mengikutiku dan sering bertanya soal karir yang sudah kutinggalkan sementara ini. Kuharap dia bukan blogger usil yang belakangan ini meliput informasi tentangku di akademi, fiuh.

"Ada apa ya?" Aku melemparkan senyuman manis, mempesona dan tentu saja melelehkan siapapun yang melihatnya. Haha. Baiklah abaikan sifat asliku kalau kalian tidak menyukainya, aku tidak peduli.

Perempuan di depanku ini terlihat ragu, namun tersenyum sambil menyerahkan sebuah kertas beserta spidol hitam kepadaku. Sekarang, aku curiga bahwa dia adalah seseorang yang diam-diam selalu menjual tanda tanganku di situs online. Ini penggelapan dana, namanya.

"Boleh aku minta tanda tanganmu?"

Iya, soalnya dia sudah minta hampir duapuluh kali.

"Erm, buat apa ya sebenarnya?" barulah untuk pertama kalinya aku berani bertanya, dengan nada yang kuusahakan tak terdengar sedang jengkel padanya.

"A-aku mengoleksinya," ucapnya terbata-bata.

Sebenarnya ya, ketahuan sekali sih kalau dia bohong. Tapi biarlah, aku malas berhadapan lama-lama dengan orang-orang seperti ini. Jadi yah, kubiarkan saja.

"Terima kasih sudah bersedia memberikannya lagi ya, Rainna."

Aku tersenyum, "Iya, sama-sama."

Karena hari ini, aku tak mempunyai aktivitas (ini hari sabtu) dan aku sudah terbiasa disibukkan oleh jadwal padat, rasanya kembali ke kamar dan mendengarkan kedua ocehan roomate-ku yang menyebalkan itu terkadang membuatku malas untuk kembali ke kamar.

Bayangkan saja ya, mereka membuat channel dan teruus-terusan melakukan live untuk memancing viewers dan aku benci keadaan itu. Kurasa akan lebih menyenangkan jika sekamar dengan Invi yang datar itu, Piya yang cuek atau Yanda yang tidak peduli soal ini. Roomate-ku menyebalkan, lebih baik tak mengenalkan mereka pada kalian.

Oh...lalu soal sifatku..., sifatku memang seperti ini. Ah, aku tidak pernah punya maksud untuk bermuka dua, tapi ya..., sifat ini sudah muncul karena terbiasa dengan pekerjaanku. Jadi ya...

Ya, aku tidak mungkin hanya tersenyum saat ada anti-fans yang terus menerorku dan terus mengatakan hal-hal yang buruk padaku di situs resmiku kan? Tidak ada orang baik yang seperti itu.

Anti-Fans itu kejam, tahu. Saat managerku mengabarkan soal diriku yang akan break di dunia entertaiment karena harus melanjutkan sekolah, mereka terus mengatakan hal-hal yang diluar nalar. Aisaka Reina bahkan tidak pernah lulus SMP, katanya. Gila, itu fitnah yang benar-benar kurang ajar. Lalu, ini yang paling ingin membuatku tertawa. Aisaka Reina hamil? Oh astaga, bunuh aku. Reina anak Mama ini masih polos dan suci, dan mereka melihatku serendah itu?

Banyak gosip aneh yang beredar, aku yang katanya sering gonta-ganti pacar karena move on dari Seitaro Oru—partner di serial drama pertamaku—dan aku mencari pelampiasan. Hello? Seumur hidup aku bahkan belum pernah pacaran dan baru menyukai satu lelaki setelah sekian lama dan dia bahkan tak pernah terlibat dunia entertaiment, lahir darimana cerita itu, huh?

"Rainna, kau sedang apa disana?"

Aku reflek berbalik, menemukan Yanda disana menatapku dengan sebelah alis terangkat. Aku bahkan juga reflek tersenyum, "Yanda sendiri sedang apa disini?" tanyaku balik.

The Sorcery : SKY Academy [Telah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang