Chapter 12

3.8K 241 35
                                    


-Author POV-

"Hey cuk!" Bentak Calvin saat ia melihat Emmet mencium Jean di depan nya.

Di 'depan' gue cukk. Ya gue marah besar lah. Gue ini pacarnya, dan Jean itu cuma boleh ciuman sama gue, GUE! Batinnya.

Mereka pun menghentikan ciumannya dan menatap Calvin. Emmet a.k.a Gavin pun menatap Calvin heran sementara Jean langsung menundukkan kepalanya. Ia merasakan hawa-hawa yang tidak enak.

"Berani-berani nya loe cium pacar gue!"

Bentak Calvin dan langsung menarik bahu Jean ke dalam pelukannya. Menjaganya dengan tangannya. Seperti anak kecil yang tidak mau di rebut mainan nya. 'Mainan'. Tetapi entahlah... Author juga heran, Calvin itu menganggap Jean sebagai pacarnya atau sebagai mainan nya.

"Oh sorry, I don't know if Jean is your... boyfriend(?). And sorry for that kiss. That was just greeting kiss. Because Jean is like my little brother. And I miss him so much"

Calvin menatap Gavin kikuk. Semua yang Gavin ucapkan hanya masuk lewat kuping kiri nya dan keluar kuping kanan nya.

Bahasa nya itu loh, uhh banget! Gue kagak ngarti semua. Batinnya

"Dia bilang kalau dia minta maaf karena menciumku. Terus dia juga bilang kalau aku itu seperti adik nya. Karena dulu kami seperti saudara kandung" jelas Jean panjang lebar. Sementara Calvin hanya menanggapinya dengan diam sambil melirik Gavin tajam.

"Hmmm tapi lain kali jangan nyium Jean lagi. Dia itu di dedikasikan hanya untuk gue!"

"Hahahah I get it bro, I get it!" jawab Gavin

"Gausah sok-sok an pake bahasa inggris lu, pake bahasa Indonesia aja. Biar nggak ribet" sela Riksa dan Emmet hanya bisa tertawa kecil dan mengangguk.

"Jean, loe udah kasih info ke ortu loe?" Tanya Emmet dengan bahasa Indonesia gaul tetapi masih dengan logat bule nya.

"Eh iya aku malah belum bilang ayah dan bunda! Astaga" ucap Jean lalu menepuk dahi nya.

"Yaudah kak, Riksa aja yang info mereka"

Riksa pun segera merogoh kantong celananya dan segera mengeluarkan Smartphone miliknya. Ia menekan kontak dan mencari nama bunda lalu meneleponnya.

"Halo bunda?"

"Oh halo Riksa, ada apa sayang?"

"Riksa cuma mau kasih info aja kalau kakak lagi di rumah sakit"

"Apa?! Rumah sakit?! Jean sakit apa?! Ceritakan ke bunda"

"Aduh bunda ngomong nya pelan-pelan dong. Kakak di rumah sakit karena alergi nya kambuh. Katanya ngga sengaja makan makanan yang mengandung sapi"

"Tapi sekarang sudah tidak apa-apa kan? Bunda kesana ya!"

"Tidak usah bunda, kakak sudah baikan kok. Bentar lagi juga udah boleh pulang"

"Benarkah?! Oh ya sudah kalau begitu. Bunda titip kakak ya sayang. Nanti kalian pulang ke rumah nya Calvin kan? Nanti bunda ke sana ya, untuk melihat keadaan kakak"

"Iya bunda ku sayang, ya sudah Riksa tutup ya telponnya. Love you"

"Love you too honey"

Tutt..tutt..tutt...
Rikaa pun memutuskan sambungan teleponnya dengan Bella.

"Bagaimana Riksa? Apa tanggapan bunda?" Tanya Jean dengan tatapan cemas. Ia tidak mau membuat Bella khawatir untuk yang kesekian kalinya. Ia juga tidak mau melihat Bella sedih.

Love Two Side Of The MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang