Chapter 14

3K 215 23
                                    

-Author POV-

Malam sudah berganti pagi, pagi berganti siang, namun di kediaman keluarga Alexadji masih saja sepi. Rumah nya hening seperti tak berpenghuni.

>Flasback on<

"Jean, buka pintu nya nak. Ini ayah" ucap James sambil menggebrak-gebrak pintu kamar Jean yang terkunci rapat.

"Aku ingin mati! Aku ingin mati! Pergi kau! Sudah tidak ada yang menyayangiku lagi!" Teriak Jean memecah kesunyian malam itu. Di sekujur tubuhnya sudah banyak goresan-goresan silet yang dia ambil dari meja belajarnya. Sampai-sampai baju nya pun terkena darah. Lalu dia membenturkan kepalanya ke pojokan meja belajarnya sampai dia merasa sedikit pusing. Dan dia pun berinisiatif untuk memecahkan vas dan...

Pyaarr...

"Jean, apa yang sedang kau lakukan?! Buka pintu nya sekarang!" Teriak James.

"Aku akan mengakhiri hidupku" ucap Jean lirih. Di tangannya sudah ada pecahan vas yang baru saja ia pecahkan. Perlahan-lahan ia mulai menggoreskan bagian lancip dari pecahan vas ke tangan kirinya, tepat di urat nadi nya.

Sementara itu...

"Riksa, bukakan pintu nya nak. Maafkan bunda, bunda tidak bermaksud seperti itu"

"A-aku -hiks- bukan anak bunda. Aku-hiks-hanya anak haram yang tidak diinginkan" ucap Riksa sambil memeluk kaki nya yang ia tekuk. Seluruh badannya gemetar. Masih teringat jelas di benak Riksa mengenai ucapan Bella yang membuat Riksa terkejut bukan main.

"Sayang, maafkan -hiks- bundamu yang sudah mengucapkan hal-hal yang tidak pantas ini nak. Bunda masih sayang Riksa" ucap Bella sambil menahan tangis nya yang mulai berkumpul banyak di pelupuk matanya.

"Bunda tidak salah. -hiks-Riksa yang salah karena sudah-hiks-lahir di dunia ini"

"Tidak nak, maafkan bunda Riksa. Buka pintu nya sayang"

Tiba-tiba James pun menepuk punda Bella yang sedang sesenggukan di depan kamar Riksa.

"Bella, apakah Riksa mau membuka pintunya?" Tanya James dari depan pintu kamar Jean yang tepat berada di sebelahnya. Bella hanya menggelengkan kepala dengan lemas.

"Bagaimana dengan Jean?" Tanya Bella. Dan jawaban James sama seperti Bella, hanya menggelengkan kepala.
.
.
.

15 menit kemudian..

.
.
.

"James apa menurutmu ini tidak aneh?"tanya Bella sambil mengusap pelupuk matanya yang sudah terisi penuh dengan air mata penyesalan.

"Aneh kenapa, Bella?" Tanya James sambil mengusap anak sungai yang berada di pipi Bella.

"Mereka tidak bersuara, padahal ini sudah 15 menit lebih James!"

"Oh my god! Ayo kita dobrak bersama di mulai dari pintu kamar Jean lalu Riksa!" Suruh James. Bella pun mengangguk. Lalu mereka pun mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mendobrak pintu kayu di depan mereka.

Brraaakkk..

"Jean!" Teriak James

"Oh astaga apa yang kau lakukan, sayang?!" Pekik Bella

Di depan mereka terdapat Jean yang sudah tergeletak di lantai tak sadarkan diri. Lantai yang tadi nya berwarna putih bersih, kini sudah bersimbah darah.

Darah segar mengalir dari tangan kiri Jean. Entah sudah berapa lama darah itu keluar dari tubuh Jean, namun yang pasti wajah Jean sudah sangat pucat. Pucat seperti mayat.

Love Two Side Of The MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang