Chapter 24

2.7K 158 32
                                    

Seminggu setelah Calvin siuman, ia pun di perbolehkan untuk pulang ke rumah. Dan sesampainya di rumah, ia di sambut oleh sang suami tercinta, Jean.

"Calvin sayangku!" Teriak nya dan langsung berlari memeluk Calvin yang sudah dapat berjalan seperti biasa. Karena sudah tiga hari Jean tidak melihat Calvin. Bella tidak memperbolehkan nya, karena ia tidak mau anaknya terlalu lelah.

"Hehehe, aku pulang sayang" ucap Calvin lembut. Lisanna dan Jonathan yang ada di belakang Calvin pun ikut tersenyum melihat mereka berpelukan.

"Hei hei, lanjutkan di kamar saja sana" potong Jonathan. Ia tidak mau melihat adegan mesra-mesra an anaknya terlalu lama. Bisa-bisa nanti ia juga kepingin. Kan kasihan Lisanna, dia sudah tua.

"Hehehe baiklah Papa" ucap Jean lalu menggandeng tangan Calvin menuju ke kamar mereka yang berada di lantai 3.

"Ekhem, terus koper nya mau di tinggal gitu aja?" Goda Lisanna sambil melipat kedua tangannya di dada. Calvin pun langsung berbalik dan sedikit tertawa lalu mengambil kopernya.

Sesampainya mereka di kamar, Calvin langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk yang masih tertata rapi.

"Huaahhh, gue kangen sama kamar ini" ucapnya. Namun Jean langsung diam.

"Jadi kamu cuma kangen sama kamar ini aja? Ga kangen gitu sama aku?" Tanya Jean dengan sedikit ngambek. Calvin pun langsung duduk dan menarik tubuh Jean hingga terduduk di pangkuan nya lalu memeluk nya.

"Gue lebih kangen sama orang yang lagi gue peluk" Jean langsung luluh hatinya. Semudah itu ternyata kau Jean?

"Uhhh aku tambah kangen sama kamu beb" ucap Jean lalu membalas pelukan Calvin.

"Sayang, besok kayaknya aku udah mulai masuk sekolah deh" ucap Calvin.

"Sekolah? yakin kamu udah kuat beb? O iya fyi aja, dari kemarin aku ga berangkat sekolah lho. Hihihi" tawa Jean. Calvin terdiam lalu memegangi kedua tangan Jean.

"Sayang, loe itu murid pinter. Jangan cuma gara-gara gue ga masuk, loe juga ga masuk" ucap Calvin yang tiba-tiba menjadi bijak seperti itu. Jean terkejut, tidak biasanya.

"Beb..kamu ga sakit kan? Tumben banget kamu ngomong begitu. Hahaha" Jean pun tertawa setelah berbicara seperti itu. Calvin sedikit geram. Ia pun langsung membalik suami nya itu ke kasur dan memegangi tangan nya.

"B-beb?" Tanya Jean. Calvin hanya mengangkat sebelah alisnya lalu membuat sedikit senyum di ujung bibir nya.

"Loe tau kan, seberapa lama gue di rumah sakit? Gue haus beb...haus sama cinta loe"

"Kayaknya kamu beneran sakit deh beb, mau aku anter ke rum-unnhhhh" dan Calvin pun membungkam mulut kecil Jean yang sedari tadi nerocos dan itu membuat Calvin terganggu.

"Hahhh.. udah beb, kamu barusan aja sembuh" ucap Jean di sela-sela ciuman mereka. Namun Calvin tetap keukeuh membungkam mulut kecil Jean sampai sesuatu yang ada di bawah yang merupakan milik Calvin bangun dari tidur panjang nya.

"Umm beeebb... kepengen itu.." ucap Calvin. Namun Jean tidak mengerti. Lebih tepatnya dia pura-pura tidak mengerti.

"Alaha masak loe ga ngerti sih beb. Itu lho itu" ucap Calvin sambil menunjuk bagian bawahnya yang sudah berdiri tegak bagaikan tiang bendera.

"Astaga beb, aku udah nggak bisa buat gitu-gitu. Kasian sama bayi yang aku kandung ntar. Aku mut aja ya?" dan Calvin pun mengangguk. Dia juga merasa kasihan dengan bayi nya, nanti kalau sperma nya masuk ke dalam tubuh Jean bisa bahaya.

Akhirnya Calvin pun meng-enak kan posisi duduk nya yang berada di atas kasur, sementara Jean duduk di atas lantai. Tangan kecil Jean pun mulai membuka rit celana Calvin dan mulai mengendus-endus nya. Penis milik Calvin berubah menjadi sedikit agak besar dari biasanya. Pertama, Jean mencium-ciumi kepala penis Calvin lalu membuka celana dalam Calvin yang berwarna biru itu. Tangan kecil nya pun mulai membantu. Ia naik turunkan milik Calvin lalu melahap nya seperti ayam goreng. Di luar dugaan, penis Jean terlalu besar untuuk dapat masuk ke dalam mulut Jean yang kecil. Jangkauan mulutnya hanya sampai di tengah agak ke atas penis nya Calvin.

Love Two Side Of The MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang