-Calvin POV-
"Njir! Gue bingung. Gue harus gimana? Mama sama papa di telepon nggak ada yang nyambung semua. Bunda sama ayah juga sama. Sialan! Gue kudu telpon siapa ini? Oh iya Riksa!" Teriak gue dan langsung mengambil smartphone dari saku. Gue scroll dan cari nama tu bocah.
"Nomor yang anda hubungi sedang berada di luar jangkauan, silahkan coba beberapa saat lagi. Your numb-"
Sialan kenapa harus tu cewek sih yang ngangkat telpon nya! Gue itu nelpon Riksa bukan mbak-mbak itu!
Gue muter balikan otak. Hmm, otak gue lagi ga jalan kalo di situasi kayak beginian.
"Permisi, pak Calvin?" Tanya perawat dari ujung pintu. Gue pun mendekat dan bertanya ada apa.
"Umm, is-maksud saya suami anda sudah akan melahirkan sekarang. Apakah boleh kami mengoperasi nya sekarang?" Tanya perawat. Lah... kudu minta persetujuan gue dulu ya?
"Yaudah suster, sekarang aja" perawat tadi pun ngangguk dan langsung masuk ke dalam ruangan dimana Jean akan di operasi. Uhhh Jean sayangku, semoga lu baik-baik aja my babe.
-Author POV-
3 jam berlalu...
Ruangan operasi itu masih di penuhi orang yang tengah sibuk dengan barang-barang kedokteran. Di atas ranjang operasi, Jean terkulai lemas. Ia di bius total karena operasi sesar. Ia tidak dapat bersalin normal karena tidak ada lubang untuk mengeluarkannya, jadi mau tak mau harus di operasi.Semua dokter dan perawat sedang berkonsentrasi agar si bayi dan ibunya, maksud author ayah nya, bisa selamat. Itulah yang di harapkan oleh Calvin.
"Hoy Calvin!" Panggil seorang lelaki dari kejauhan. Lelaki itu bersama beberapa orang.
"Hey! Riksa!" Jawab Calvin. Riksa pun segera berlari bersama Gavin, Vino, Farhan, Bagas, dan Riky. Mereka baru saja tau bahwa Jean akan segera melahirkan karena Calvin sudah berulang kali men-chat Riksa dan teman geng nya.
"Kakak mana?!" Teriak Riksa panik. Ia yang paling panik dari semuanya, karena ini yang sedang dioperasi adalah Jean, kakak kesayangan dan satu-satunya yang ia punya.
"Jean lagi di dalem. Udah 3 jam mereka di sana. Gue juga khawatir sama dia" ucap Calvin. Ia juga khawatir. Ia ingin Jean dan anaknya selamat.
"Sabar Vin, mereka pasti bakal baik-baik aja" ucap Vino menenagkan. Farhan sumringah melihat Vino seperti itu. Calvin mengangguk sambil tersenyum.
"Thanks bro" balas Calvin. Akhirnya mereka semua pun menunggu di depan ruang operasi. Jam pun berjalan dengan lumayan cepat. Tak terasa mereka sudah menunggu 1 jam.
"Calvin!" Panggil seorang wanita. Calvin pun menengok dan melihat Lisanna, Jonathan, Bella, dan James yang sedang bersama-sama. Raut wajah mereka terlihat sangat khawatir. Karena jelas mereka akan menjadi kakek dan nenek. Mereka pun sama, tidak ingin Jean dan cucu mereka kenapa-kenapa.
"Mama!"
Setelah sampai di dekat Calvin dkk, Lisanna pun segera memeluk Calvin erat. Air mata tak dapat di bendung hingga membasahi pundak Calvin.
"Mama seneng banget Jean bakal lahiran. Mama seneng, mama bakal jadi nenek. Semoga mereka berdua selamat ya sayang!" Ucap Lisanna tepat di telinga Calvin. Sementara Bella sedang menangis sesenggukan sambil di peluk oleh Riksa. Bella menggenggam baju belakang Riksa dengan kencang. Riksa tau, bahwa bunda nya sedang panik sekaligus khawatir.
Pintu ruang operasi pun terbuka. Dokter yang menangani Jean pun keluar. Dengan membuang napas panjang, ia pun memanggil nama Calvin.
"Pak Calvin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Two Side Of The Mirror
RandomCuma cerita tentang anak sekolahan yang pulang kampung dan ketemu sama kembaran mantan nya doang. Tapi tau sendiri lah pasti banyak konfliknya wkwkwkwk. ~Jean~ Aku, remaja berusia 16 tahun yang menderita social anxiety disorder. Ya, sejak hari itu a...