Saat ini Sean sedang dilanda badmood. Benar-benar badmod yang besar. Bagaimana bisa tiba-tiba Eno datang dan mengacaukan waktu bermain mereka? Semenjak Eno meminta maaf kepada Luke, ia menjadi sangat baik sekali malah seperti suka? Uhh, Sean tidak terima!
"Luke sekarang kamu sekolah dimana?" tanya Eno hanya untuk Luke yang sedang menyantap cake coklatnya. Saat ini mereka sedang berada di salah satu cafè yang berada di mall. Setelah capek bermain, mereka pun memutuskan untuk ke sini. Sebenarnya yang ngajak si Eno. Sean sama Luke sebenernya masih kuat buat main kok. Eno nya saja yang terlalu banyak mengeluh.
"Umm, aku sekolah sama Sean. Kenapa? Oh iya kamu dimana sekarang?"
"Aku baru rencana mau pindah sekolah. Aku balik lagi ke Jogja, soalnya orang tua ku di pindah tugas ke sini lagi"
"Ooo, terus kamu tinggal dimana?"
"Deket kok dari sini. Mau main?" Luke melirik ke arah Sean yang sedang diam memperhatikan yang lain sambil terus mengaduk minumnya dengan cepat. Rasa kesal Sean semakin tebal berkat Eno yang membuat Sean kacang. Sialan!
"Umm, kapan-kapan aja. Ya Sean?"
"Hmm" jawab Sean seadanya. Luke merasa ada yang tidak beres dengan Sean. Ia terus merayu-rayu Sean namun tidak mempan. Sayangnya otak Luke tidak sepandai Sean, jadi ia tak tahu Sean kenapa.
"Kalo kalian masih mau ngobrol, aku mau ke tempat ortu ku" ucap Sean lalu berdiri, namun dengan cekatan tangan Luke mencengkram pergelangan tangan Sean.
"Aku ikut, yaudah ya Eno. Sampai ketemu lagi, daaahh" Luke melambaikan tangan kepada Eno lalu mereka berdua pun berlalu. Meninggalkan Eno dan makanan yang ada di atas meja yang masih belum di bayar.
"Pelan-pelan Sean!"
"...."
"Kamu marah sama aku?"
"...."
"Ihh Sean aku nggak suka deh kalo kamu kayak gini" Luke berhenti di tengah jalan. Sean pun juga berhenti. Banyak pasang mata yang melihat drama picisan seperti ini, terlebih lagi drama ini di bintangi oleh dua orang laki-laki dan mayoritas orang di sini masih belum menerima apa yang namanya lgbt.
"Kalo aku marah, apa pedulimu?!" Luke terdiam. Baru kali ini ia di sembur oleh Sean, di tempat umum lagi. Batin Luke masih belum siap. Air mata sedikit-sedikit mulai membasahi pipinya kemudian air bah pun membanjiri pipinya.
"Kamu kok jadi galak gini sama aku?!" Teriak Luke lalu berlari meninggalkan Sean dan pasang mata yang melihat drama mereka. Suasana menjadi riuh, banyak orang yang berbisik dan itu membuat Sean tak nyaman, akhirnya ia pun mengikuti nalurinya untuk mengejar Luke.
"Sial!"
Untung saja Sean tidak berada jauh dari Luke. Langsung saja Sean buka kamar mandi dan mencari satu persatu bilik.
"Luke kamu dimana?"
"Pergi kamu!"
Sean langsung ngeh. Itu suara Luke, lalu ia pun membuka bilik yang paling ujung.
"Singkirin tangan mu dari Luke!" Teriak Sean ketika matanya melihat lelaki yang tadi membuatnya badmood, Eno. Lagi-lagi dia.
"Lo ngapain Luke?!" Tanya Eno dengan logat nya yang asli. Eh sudah keliatan sifat aslinya nih.
Namun Sean tidak menjawabnya, ia langsung menarik Luke ke pelukannya. Luke hanya diam sambil menyeka air matanya berulang-ulang lalu melihat mereka berdua secara bergantian.
"Sekali lagi lo pegang Luke, mampus lo!" Ancam Sean tak kalah sangarnya dari Eno. Ia memakai logat gaul agar menyamain Eno.
"Ikut aku!" Perintah Sean lalu menarik tangan Luke. Setelah keluar dari kamar mandi pun ia tak melepaskan gandengan nya, sampai-sampai mereka menjadi pusat perhatian lagi. Luke hanya malu-malu dan meminta untuk di lepaskan namun Sean keukeuh tidak ingin melepaskan sampai ke tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Two Side Of The Mirror
RandomCuma cerita tentang anak sekolahan yang pulang kampung dan ketemu sama kembaran mantan nya doang. Tapi tau sendiri lah pasti banyak konfliknya wkwkwkwk. ~Jean~ Aku, remaja berusia 16 tahun yang menderita social anxiety disorder. Ya, sejak hari itu a...