Chapter 17

3.5K 188 28
                                    

-Author POV-

Lelaki itu masih tertidur pulas diatas sofa yang lumayan empuk ini. Bau menyengat akibat alkohol masih jelas tercium. Aroma rokok pun memadukan bau menyengat dari alkohol.

"Farhan" panggil lelaki yang berada di sebelahnya.

"Han" panggil lelaki lainnya.

"Lama banget sih loe yang tidur" ucap lelaki yang sedang duduk di sofa yang lainnya.

Farhan pun mencoba untuk membuka matanya. Perlahan-lahan ia megerjapkan matanya lalu memfokus kan pandangannya ke arah lampu yang sangat menusuk indera pengelihatannya.

"Akhirnya loe bangun juga" ucap lelaki yang berada di sebelahnya itu.

"Mmm, kepala gue sakit"

"Gimana nggak sakit, orang lu abis mabok berat" ucap Bagas yang sedang duduk di sofa sambil melipat tangan di dada nya.

"Gue dimana?"

"Loe ada di rumah gue. Udah loe rebahan aja, jangan paksain diri" ucap Vino sambil memberikan segelas air putih kepada Farhan. Ia pun menggelengkan kepala.

"Enggak, gue mau balik aja. Awas" ucap Farhan kasar lalu mulai berdiri, namun ia langsung saja terjatuh dan untungnya Riky menangkap tubuhnya.

"Aih, ati-ati kalo mau berdiri. Nyusahin orang aja" ucap Riky yang membantu Farhan duduk di atas sofa.

》Back to Jean《

Hari sudah malam, namun ruangan 4x4 itu malah semakin ramai. Banyak orang yang sedang berkumpul di sana. Melihat dengan mata kepala mereka sendiri jika orang yang di rawat di ruangan itu sudah siuman.

"Jean sayang!" Panggil Bella dan langsung memeluknya. Ia benar-benar khawatir dengan Jean sekaligus rindu. Di sebelahnya sudah ada James yang melihat mereka dengan senyuman.

"Calvin, kenapa kamu nggak hubungi kita kalau Jean sudah siuman, hah?!" Tanya Lisanna dengan tatapan yang sangat mengerikan. Di sampingnya ada Jonathan yang mengelus-elus punggung istri tercintanya itu.

"Eheheh, Calvin lupa mom" jawab Calvin sambil tertawa ganjil. Lisanna semakin curiga dengan anak nya itu.

Tokk..
Tokk..

"Masuk saja" ucap James. Pintu pun terbuka dengan perlahan. Memperlihatkan dua orang pria yang masing-masing membawakan sebuah bingkisan dan yang satunya membawakan seikat bunga mawar.

"Oh Riksa dan Gavin" ucap Bella yang sudah melepaskan pelukannya itu.

"Gimana keadaan kakak bun?" Tanya Riksa.

"Tanya aja sama orang nya sendiri. Tuh" Bella pun menunjuk ke arah Jean yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Riksa pun melihat ke arah Jean dan terkejut karena Jean sudah siuman.

"Kakak!" Teriak Riksa. Ia langsung berlari ke arah Jean dan memeluknya dengan hangat. Memberikan kecupan-kecupan kecil di kedua pipinya dan keningnya. Air mata pun tak dapat ditahan lagi.

"Riksa, maaf udah buat kamu khawatir" ucap Jean.

"Jangan bilang gitu kak. Aku kangen banget sama kakak" pelukan pun semakin erat. Sampai-sampai membuat kedua pacar mereka cemburu.

"Ekhem!" Jean dan Riksa pun melepaskan pelukannya dan melihat ke arah mereka sambil tersenyum ganjil.

***

Beberapa hari kemudian Jean pun diperbolehkan untuk kembali ke rumah. Ia juga di perbolehkan untuk bersekolah namun dengan catatan tidak boleh terlalu kelelahan.

Love Two Side Of The MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang