Satu

14.5K 945 178
                                    

1. OMG Senja!!

~One D - Perfect~

(Revisi)
~~~
Caca duduk di pinggir lapangan basket dengan ponsel di tangannya. Rambut sepunggungnya dikepang satu. Kepangan itu jatuh dengan manis di pundak kirinya, menjuntai hingga dada. Poninya yang sudah panjang dia selipkan di belakang telinganya. Bibir mungilnya yang berwarna pink kadang mengerucut, kadang tersenyum kecil, kadang juga menggerutu tak jelas.

Di tengah lapangan basket, beberapa cowok berseragam basket sedang melakukan latihan untuk mengikuti lomba pertandingan basket antar sekolah yang akan diadakan sebentar lagi. Sejak beberapa hari yang lalu, tim basket putra di SMA Pertiwi memang sedang giat, dan semangat latihan.

Mereka tentu tak mau membuat ranking sekolah mereka menurun. SMA Pertiwi yang terkenal dengan kehebatannya di bidang olahraga dan seni itu sudah sering menjadi juara dalam setiap lomba, baik yang diadakan antar sekolah, nasional, bahkan sampai internasional.

Predikat juara sudah melekat pada SMA Pertiwi, sekolah bertingkat tiga dengan fasilitas wow itu tak bisa diragukan lagi. Hampir di setiap lantai ada ruangan khusus yang menyediakan fasilitas untuk kesenian, dan juga olahraga.

Lapangan yang terletak di tengah-tengah gedung sekolah adalah tempat paling luas yang sering digunakan untuk olahraga. Seperti sore ini, selain basket ada juga yang bermain badminton dan voli.

Di lapangan basket, Senja yang sejak tadi masih sibuk bermain dengan bola pantul berwarna orange itu berjalan keluar lapangan. Dengan keringat yang melimpah ruah membasahi hampir semua tubuhnya, Senja berjalan cepat menghampiri sosok cantik yang terlihat memberengut dengan ponsel di tangannya.

"Neng..." panggilnya.

Caca mendongakkan kepala, dengan malas menatap cowok bernomor punggung satu, yang kini berdiri di hadapannya. "Udah pacaran sama bolanya?" tanya Caca dengan muka kusut karena terlalu kesal.

"Cie cemburu sama bola," goda Senja. Karena tak mendapat respon dari Caca, Senja duduk di samping Caca sambil mengelap keringatnya. Tak tega sebenarnya menyuruh Caca menunggunya, tapi dia juga tak tega jika membiarkan Caca pulang sendiri.

Senja dengan iseng menempelkan handuk basah bekas keringatnya ke pipi Caca hingga membuat gadis itu menjerit tak terima. "Senja ihh!!! Ntar jerawatan, itu kan kotor!" ucap Caca marah sambil mengusap kasar pipinya.

Bukannya merasa bersalah, Senja malah terbahak senang karena berhasil membuat Caca marah.

Caca hampir meneteskan air matanya, dia tak suka sikap jail Senja. Walaupun banyak yang bilang Senja seksi dengan banyak keringat, tapi bukan berarti keringat Senja seksi untuknya. Bagi Caca yang namanya keringat ya tetap keringat, bau dan menjijikan.

"Putus!" lirih Caca. Senja terbelalak, rasanya seperti dijatuhi bom tepat ke dasar jantungnya. Dengan gerakan cepat dia menoleh dan mendapati mata Caca memerah menahan air mata, sepertinya kali ini Caca tak main-main dengan kemarahannya. Dengan cepat Senja berdiri di depan Caca dan memaksa Caca untuk menatapnya.

"Jangan ngomong gitu lagi Neng! Gue belum siap mati gara-gara serangan jantung," ucap Senja gusar. Sebenarnya bukan hanya kali ini kata itu keluar dari mulut Caca, tapi tetap saja Senja tak akan terbiasa dengan kata putus yang membuatnya hampir tak bisa bernafas dengan benar.

Senja kembali ke tengah lapangan dan berbicara pada teman-temannya. Setelah cukup lama berbicara pada teman-temannya, Senja kembali ke pinggir lapangan di mana Caca masih terduduk di sana dengan mata yang masih memerah.

Senja merapikan tasnya dan segera mengambil tangan Caca untuk digenggamnya.

"Awas ya, kalo bilang putus lagi nanti gue cium!" ancam Senja di perjalanan menuju tempat parkir.

30 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang