Duapuluhenam

4.8K 402 119
                                    

26. Dipa kembali.

~Shawn Mendes - treat you better~

(Revisi)
~~~
Hari ke duapuluh delapan

Caca tersenyum setelah turun dari motor besar milik Senja. Setelah melemparkan senyum balasan untuk Caca, Senja memutar gas dan segera melajukan motornya. Hari masih siang jadi Caca memilih untuk duduk di teras depan sambil meluruskan kakinya. Mengambil ponsel dari tas dan membuka beberapa notif dari beberapa akun media sosialnya.

Sebuah pesan masuk dari Dipa menarik perhatian Caca.

From : Dipa
Sa, saya butuh bantuan kamu. Nanti sore setelah mama kamu pulang, saya kerumah kamu.

Sms tiba-tiba dari Dipa membuat Caca merasa takut, sudah cukup dia membuat Senja beberapa saat yang lalu terluka.

Dengan cepat Caca mengetikkan balasan pada Dipa yang mengatakan dia tidak mau bertemu. Sudah cukup, jika memang ada kepentingan sebaiknya dibicarakan langsung di hadapannya besok sepulang sekolah sekaligus di depan Senja.

Caca menghembuskan nafas lelah, entah kenapa dia merasa mengantuk sekali. Dengan malas dia melangkah masuk ke dalam rumah, melempar asal tas sekolahnya dan segera merebahkan badannya ke tempat tidur. Perlahan rasa kantuk menariknya, hingga yang tersisa adalah keheningan disertai hembusan nafas teratur Caca.

---

Tok tok tok

Ketukan di pintu memaksa Caca untuk membuka matanya, dia terkejut saat melihat jam di dinding kamarnya telah menunjukkan pukul 17.45. gila selama itu dia tertidur, rasanya tadi baru jam sebelas siang. Ternyata dia sudah melewati waktu Dzuhur dan 'asar.

"Sayang kamu di dalam?" suara mamanya membuat Caca kembali sadar dan segera mengikat rambutnya asal lalu berlari untuk membukakan pintu. Wajah lelah mamanya menyambut pintu yang terbuka perlahan.

"Mama baru pulang?" tanya Caca.

Sarah tersenyum lalu mengangguk, "Dipa di bawah nungguin kamu," Caca melebarkan bola matanya, sempat terpikir untuk mencari alasan agar tak bertemu dengan Dipa tapi karena ada mamanya maka dengan berat hati Caca mengangguk.

"Yaudah yuk ma!" ajak Caca.

"Ya Tuhan, kamu belum mandi, belum ganti baju juga mau nemuin Dipa?" tanya Sarah terlihat heran. Caca mengangkat bahunya cuek. "Lagian cuma mau ketemu sama Dipa bukannya mau ketemu calon suami ini ma," jawab Caca cuek sambil nyengir.

Sarah menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ada Senja juga di bawah, sama satu cewek mama nggak tau siapa namanya." Ucapan Sarah itu menahan Caca yang hendak turun. Caca membalik badan dan menatap Sarah dengan sebelah alis terangkat. "Maksud mama, Senja pacar Caca?" tanya Caca sekedar memastikan.

Dengan gemas Sarah menarik tangan Caca, dan menyuruhnya untuk segera mandi. "Emangnya calon mantu mama yang namanya Senja berapa? Kamu punya banyak pacar yang namanya Senja?" tanya Sarah yang langsung dihadiahi gelengan kepala dari Caca.

"Satu aja kewalahan apalagi banyak," Gerutu Caca yang walau jelas didengar oleh Sarah tapi hanya ditanggapi dengan senyum keibuannya.

Sarah tau ada apa-apa dengan Senja dan Caca, anaknya itu tidak bisa menyembunyikan masalahnya dari Sarah. Dia begitu jeli mengamati bagaimana keseharian Caca hampir sebulan ini, tanpa adanya Senja.

Setelah mandi Caca membiarkan rambut basahnya tergerai lalu dia melangkah turun ke lantai bawah. Di meja makan ada mamanya dan Dipa berhadapan dengan Senja lalu di samping Senja ada seorang cewek cantik yang Caca tahu adalah sepupu Senja yang namanya Meli.

30 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang