Limabelas

4.8K 443 88
                                    

15. I'm not fine

~Maroon 5 - Better That We Break~

(Revisi)
~~~

Hari kelima pulang sekolah.

“Duh Ca, maafin gue ya. Gue nggak tau kalo hari ini ada latihan basket.” kata Aden, dia terlihat sangat menyesal. Caca berdecak sebal, jika tau Aden latihan basket lebih baik dia minta jemput Dipa.

“Yaudah nggak papa gue minta jemput Dipa aja,” ucap Caca.

Caca langsung berjalan melewati Aden. Caca melangkah cepat melewati lapangan basket dan segera menuju gerbang depan. Baru saja Caca ingin mengeluarkan ponselnya untuk meminta Dipa menjemputnya di sekolah, suara Aden dari arah belakang membuatnya berbalik badan dan mendapati Aden tengah menatapnya.

“Duh Ca, bisa nggak sih lo jauh-jauh dari dia. Inget woy, Senja masih pacar lo!” kata Dipa marah. Nafasnya agak terengah karena dia mengejar Caca.

“Ya terus gue harus pulang naik apa?” tanya Caca kesal.

“Ya lo kan bisa naik bus.” saran Aden. Dia mencoba menghindarkan Caca dari si makhluk sialan penghancur rumah tangga Caca dan Senja.

Caca mengabaikan begitu saja saran Aden, dia berbalik badan dan tetap mengeluarkan ponsel dari tasnya. Aden meremas rambutnya frustasi.

“Sial!!” maki Aden. Baru saja di dipikirkan cara menghindarkan Dipa dari Caca, orangnya kini malah sudah ada di depan Caca diatas motornya masih dengan seragam sekolahnya.
“Dasar cowok sok ganteng!” maki Aden pelan.

Dipa membuka helmnya membuat beberapa anak cewek yang melewati gerbang berhenti sebentar dan menatap Dipa.

“Kamu nggak pulang Sa?” tanya Dipa.

“Ya mau pulang, tapi nggak tau naik apa. Gue bareng lo aja ya. Ya ya ya, Aden ada latihan basket soalnya.” rengek Caca persis anak kecil minta mainan.

“Yaudah yuk.” Ucap Dipa. Caca langsung naik ke belakang Dipa, baru saja Aden ingin memperingati Dipa agar menjaga jarak dengan Caca, tapi motor Dipa sudah lebih dulu melesat meninggalkan gerbang sekolahnya.

Tanpa diketahui siapapun sejak tadi Senja melihat itu, melihat bagaimana sikap Caca pada cowok itu. Biasanya Caca tidak akan seperti itu, tapi dengan cowok baru yang Senja tau namanya Dipa itu dia langsung terlihat dekat. Senja tersenyum miris melihat itu. Bisakah hubungannya di pertahankan?

---
Hari ke enam

Caca duduk di bangkunya dengan ponsel di tangannya dan headset menyumpal telinga sebelah kirinya. Hari ini Caca berangkat pagi, karena Dipa ada urusan. Jadilah dia bangun lebih pagi.

Sampai di kelasnya, Caca belum menemukan satu orang pun. Dan karena itu untuk menghalau rasa takutnya karena sendirian di kelas, Caca menyibukkan diri dengan ponselnya.

Suara pintu yang di buka, membuat Caca mendongakkan kepalanya dan melihat Senja di ambang pintu. Caca masih menatap Senja, begitupun dengan Senja yang masih menatap Caca. Senja menolehkan kepalanya, membuat Caca melakukan hal yang sama dan kembali menatap layar ponselnya.

Caca mencopot headset di telinga kirinya dan menyimpannya di laci meja. Suara langkah kaki Senja dapat terdengar karena sepinya ruangan kelas.

Kursi di samping Caca ditarik ke belakang dan Caca yakin kini Senja sudah duduk di sebelahnya.

Senja duduk dengan tenang di bangkunya. Setelah mengeluarkan ponsel dari tasnya, Senja memasangkan headset di kedua telinganya. Jarinya mengetuk-ngetuk meja mengikuti irama lagu yang dia dengarkan. Caca pada akhirnya menoleh karena penasaran dengan apa yang di lakukan Senja.

30 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang