WARNING: 1. Demam!Reader (wkwkwk)
2. Kehilangan Akal Sehat!Reader (getting slapped)Saya hanya tau kalau senyuman Jiji itu menawan. (YHA)
***
"Aruji ... tidak sekolah? Ini sudah jam 7 pagi. Nanti bisa terlambat." Kasen mengguncang tubuh Aruji-nya yang masih terbalut selimut.
Namun, hanya lenguhan yang membalas ucapan Kasen. Itu membuat Kasen sempat syok dan sedikit merona.
Kasen menyadari suatu hal .... Wajah (Name) memerah dan berkeringat. Itu membuat Kasen mengangkat tangannya untuk memegang kening (Name).
"Panas sekali!" Kasen mengibaskan tangannya karena suhu badan sang saniwa yang terlalu panas.
"Aruji demam?! Ini gawat!"
Kasen berdiri kemudian berlari ke tempat dimana Shokudaikiri berada.
"Shokudaikiri Mitsutada! Aruji-sama terserang demam! Segera masak bubur yang hangat dan enak untuknya."
"Apa?! Aruji demam?!" Mendengar teriakan Kasen, seluruh penghuni citadel menjadi panik tak karuan. Semuanya berlari kesana-sini seakan sedang terjadi kebakaran.
Suara langkah kaki memenuhi seluruh penjuru citadel.
"Ah ... berisik!" desah (Name) kesal.
"Aruji! Bubur!" Shoku membuka pintu kamar Aruji-nya dengan sok keren. Lalu dia duduk di samping (Name), dan siap menyuapi bubur.
"Lho, belum bangun? Tadi hanya mengigau?"
"Ada apa, taishou?" Yagen datang dengan pakaian ala dokternya. Dia juga sudah siap perlengkapan lengkap.
Yagen mengeluarkan termometer dari tasnya, kemudian menyalakannya. Dia mengangkat lengan yukata tidur (Name), kemudian menaruh termometer nya di ketiak (Name).
Setelah mendengar bunyi dari termometer tersebut, Yagen langsung mengambilnya lagi.
"Astaga! Hampir 40 derajat celsius!"
"Hei, bukankah itu sangat parah, Yagen?" tanya Shoku khawatir.
"Apa sebaiknya bawa ke rumah sakit saja?"
"Atau panggil dokter yang asli?"
"Sejak kapan kalian disini?" Yagen menatap sosok yang adalah Kasen dan Mikazuki.
"Itu tidak penting! Aruji harus segera dibawa ke rumah sakit!" Kasen terlalu panik. Sudah berapa banyak mama yang menempati citadel?
"Kalian sudah menghubungi sekolahnya?" tanya Mikazuki.
"Ah ... biar aku yang melakukannya."
Shokudaikiri berjalan keluar menuju telepon rumah yang berada di ruang TV. Dia mengetik nomer telepon sekolah (Name) yang terletak di memo yang ada disamping telepon.
"Halo, selamat pagi? Apa benar ini nomer (Your School Name)?" tanya Shoku begitu panggilannya sudah diangkat.
"Ya ...? Benar. Saya berbicara dengan pria tampan- maksudnya, dengan siapa, ya?"
"Oh, saya mau memberitahukan kalau hari ini (Full Name) tidak bisa masuk karena terserang demam tinggi."
"Iya ... boleh tau siapa nama Anda? Dan Anda siapanya (Full Name)-san?"
KAMU SEDANG MEMBACA
End It With A Kiss [Touken Ranbu]
Hayran Kurgu"Setiap masalah pasti dapat diselesaikan dengan ... ciuman." -Touken Ranbu Imagine- Various!Chara X Saniwa!Reader Written in Bahasa Indonesia. ~°~ ROMANCE, Humor, Modern!AU, etc.