Chapter 12

229 36 13
                                    

Author's POV

sesampainya dirumah, Aleysia langsung berlari masuk dan membanting keras pintu kamarnya. Kate yang sedang menikmati acara TV kesukaannya pun terkejut saat melihat tingkah anaknya itu. dan karena rasa penasarannya, ia berniat untuk menemui Aleysia dikamarnya.

*tok tok tok*

Kate mengetuk pintu kamar anaknya beberapa kali, "Al, whats goin on?" tanyanya. "nothing, mom. aku hanya sedikit lelah." teriak Aleysia dari dalam namun ia tak kunjung mempersilahkan ibunya masuk.

tak yakin dengan jawaban tersebut, Kate pun langsung membuka pintunya dan masuk begitu saja. "jadi tadi kau diantar oleh Shawn ya? kalian sudah berteman?" tanyanya to the point.

mendengar pertanyaan itu, Aley yang awalnya berpura-pura sibuk dengan ponselnya pun langsung menoleh kearah ibunya dengan tajam. "darimana mom tahu tentang itu?"

Kate pun tersenyum, "tentu saja mom tahu. Dylan menelfon mom untuk meminta nomor Shawn tadi siang."

"kau punya nomornya, mom? bagaimana bisa?" tanya Aleysia yang tiba-tiba menjadi penasaran. "seperti yang kau tahu, dia itu calon pasienku, Al. jadi mom meminta nomornya pada Alice, ya bisa saja mom akan memerlukannya nanti." jawab Kate dengan santainya.

"ehm, jadi kau sudah meminta maaf padanya?" lanjut Kate mengingat kejadian saat Aleysia mengatakan bahwa ia sudah menampar Shawn kemarin.

wajah yang tadinya sudah mulai terlihat biasa saja, seketika berubah ketika mendengar pertanyaan ibunya barusan. "NO. AND NEVER." ucapnya dengan penuh kebencian.

"but why? kurasa dia sudah baik mau mengantarkan mu, Al."

"kau bilang baik, mom? bahkan kau tidak tahu apa yang terjadi tadi!"

*flashback on*

suara klakson yang dibunyikan berulang kali itu akhirnya berhasil membangunkan Aleysia dari mimpi buruknya.

"sudah selesai dengan mimpi bodohmu itu?"

"kau?!" Aleysia berteriak dan tubuhnya langsung membeku saat ia melihat ke arah Shawn yang ada disampingnya itu. dia pun memegangi pipinya yang sudah basah dan terlihat seperti orang bodoh yang sedang kebingungan sekarang.

melihat tingkah gadis yang ada disebelahnya itu, Shawn menggelengkan kepalanya pelan dan kembali menjalankan mobilnya.

tak kalah herannya dengan Shawn, ia langsung pun bertanya dengan apa yang ia katakan selama mimpi buruknya itu. "uh, apa aku mengigau?"

"ya."

"apa yang aku katakan??" tanya Aleysia penasaran.

"kau menyebut nama kekasihmu dan meminta tolong."

siapa? apa yang dimaksudnya itu Dylan? batinnya. tak ingin memprotes soal status yang ia simpulkan itu, Aleysia pun kembali bertanya, "hanya itu?"

"kau juga menyebut namaku dan memintaku berhenti untuk mencium mu."

mata Aleysia langsung membulat begitu mendengar penyataan yang dikeluarkan dari mulut Shawn. ia bahkan bisa membayangkan bagaimana cara ia menyebut nama dua pria itu. tak tahu lagi bagaimana ia harus meresponnya, Aleysia hanya diam membisu karena sadar pasti dia akan lebih memalukan jika ia bertanya lebih dalam nantinya.

---

sudah entah berapa menit waktu yang berjalan, Shawn dan Aleysia tak kunjung sampai kerumah. suasana jalanan sore ini begitu ramai dan membuat mereka terjebak kemacetan dibeberapa lalu lintas.

saat keadaan mobil berhenti karena lampu merah, Aleysia melihat seorang pria paruh baya sedang menyebrangi jalan dengan kondisi kakinya yang terlihat sedikit pincang.

A Little Too Much [Shawn Mendes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang