Author's POV
detik demi detik pun terus berjalan, namun Kate masih saja sibuk dengan kertas-kertas yang ada didepannya. tapi itu bukan karena ia belum menemukan apapun tentang gangguan yang dialami oleh Shawn, melainkan ia mencari tahu lebih dalam dari apa yang disimpulkannya.
apalagi setelah mendengar penjelasan dari Alice, ia semakin yakin dengan apa yang sudah ia diagnosa.
*flashback on*
pernyataan Alice membuat Kate terlonjak kaget. ia menggelengkan kepalanya pelan, "aku tidak bisa memastikan apa yang terjadi pada anakmu sekarang. tapi kemungkinan ia terkena gangguan ski-"
bruk!
pembicaraan mereka langsung berhenti begitu saja saat mendengar sesuatu dari lantai atas.
"Aleysia!" teriak Kate yang menyadari bahwa anaknya sedang mendengar pembicaraan mereka. "maafkan anakku, mungkin ia sedikit penasaran." ucap Kate merasa tak enak hati.
"its okay. tadi kau bilang anakku terkena gangguan apa, Kate?" tanya Alice yang ingin tahu karena ucapan Kate tadi terpotong begitu saja.
"ehm, tidak-tidak. aku takut jika aku salah menyimpulkan tentang penyakit anakmu. aku akan segera mencari tahunya agar tidak ada kesalahpahaman disini. boleh aku bertanya kembali?"
Alice pun menjawab dengan anggukan, "apa kau itu seorang dokter?"
"iya kau benar. aku memang dokter spesialis kejiwaan. maka dari itu aku ingin mencari tahu lebih dalam apa yang sebenernya terjadi pada anakmu."
"jadi maksudmu, Shawn benar-benar terkena gangguan jiwa?" tanya Alice dengan mata yang berkaca-kaca. ia tak menyangka bahwa anaknya di diagnosa menderita gangguan jiwa.
"maafkan aku, Alice. aku tidak bermaksud membuatmu sedih seperti ini. tapi ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan padamu. apa sebelumnya kau tak pernah mengajaknya pergi ke dokter?" tanya Alice berhati-hati.
"tentu saja aku pernah mengajaknya, tapi aku gagal. dia terus saja memberontak dan-"
"a-apa dia pernah melukaimu?" potong Alice dengan nafas yang tak beraturan.
Alice menggeleng dan berhasil membuat Kate bernafas lega mendengarnya.
prank!
tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara pecahan kaca. "aku harus pulang!" ucap Alice terburu-buru saat ia sadar bahwa suara itu berasal dari rumahnya.
"tunggu, aku ikut denganmu!" teriak Kate saat Alice sudah berada diambang pintu. "please, dont! aku bisa menanganinya sendiri. maaf, tapj aku takut ia akan berbuat yang lebih parah lagi jika ada orang lain. aku akan berkunjung lain kali, terima kasih Kate!" ucap Alice dengan satu tarikan nafas dan langsung berlari ke arah rumahnya.
*flashback off*
Kate menutup wajahnya karena ia pikir masalah dan penyakit itu akan membuat semuanya menjadi runyam.
Aleysia's POV
aku terbangun tepat pukul sembilan pagi. uh rasanya sangat malas sekali untuk bersiap siap pergi ke kampus hari ini. bagaimana kalau aku tidak masuk saja ya? aku benar-benar malas bertemu dengan pria psikopat- maksudku Shawn. baiklah, membolos satu hari kurasa tidak akan menjadi masalah, fikirku.
saat sedang menikmati sarapan pagiku, ehm sebenarnya ini sudah jam makan siang namun berhubung aku belum sarapan, jadi aku menyebutnya sarapan pagi saja. tiba- tiba ponselku berdering dan ternyata Caroline yang menelfonku. dia pasti ingin mengintrogasiku karena aku tidak masuk kuliah hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Too Much [Shawn Mendes]
Fiksi PenggemarKau tak pernah ingin menunjukkan bahwa kau takut, namun kesendirian terlalu berat untuk kau hadapi sampai kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Meskipun kau terlihat kuat tapi aku tahu kau hampir tidak bisa bertahan. Kadang semuanya terlal...