Chapter 3

273 61 13
                                    

Aleysia's POV

'ah berisik sekali!' ucapku sambil mematikan alarm menggema ditelingaku sejak tadi. ternyata sudah pukul sembilan dan aku yakin mom pasti sudah pergi ke kantornya. aku punya waktu satu jam lagi untuk bersiap-siap pergi ke kampus. "huft, mandi atau tidak ya?" pikirku menimbang-nimbang.

dan akhirnya aku pun memilih untuk mandi, baru kusadari bahwa semalam aku tidak mandi seharian. untung saja badanku tidak pernah bau, "kurasa tak akan ada yang tahu jika aku jarang mandi." ucapku sambil terkekeh geli sendiri.

selang beberapa menit, akupun keluar dari kamar mandiku dan langsung mencari baju apa yang harus kukenakan hari ini.

*kring kring kring*

terdengar suara telepon rumahku berbunyi dibawah. belum sempat aku memakai baju, aku pun langsung menuruni anak tangga dengan memakai handuk saja.

"halo, rumah keluarga mckenna disini." ucapku.

"hi Al, kau pergi denganku saja hari ini. aku akan menjemputmu."

"Caroline? mengapa kau tidak menelpon ke ponsel ku saja?! kau sudah membuang waktu-" balasku kesal.

"ponselmu mati, bodoh."

"benarkah? bahkan aku sama sekali tidak mengingatnya. mungkin baterainya habis. oh ya kau mau menjemputku? baiklah akan kutunggu. bye, Line!" jawabku dengan satu tarikan nafas dan langsung mematikan sambungannya agar ia tak memarahi ku lebih lanjut.

aku pun kembali ke kamarku dan mencari kemeja kotak-kotak kesayangan ku. "ah, got it!"

buru-buru aku memakainya karena takut Caroline sudah sampai sebelum aku selesai.

---

seperti biasanya, suasana kampus tidak terlalu ramai di pagi hari seperti ini. aku dan Caroline pun menuju loker untuk melihat jadwal kami. sambil menelusuri jalan, aku melihat kesana kemari untuk-

"kau mencari siapa?" ucap Caroline sambil menatapku aneh.

"dia. apa kau tidak melihatnya?" jawabku dengan jujur. "dia? siapa?" tanya-nya kembali. "pria yang kita temui kemarin."

tawa Caroline tiba-tiba meledak karena ucapanku barusan. kenapa ia tertawa? aku melihatnya dengan tatapan bingung, namun sekarang wajahnya berubah menjadi lebih menjijikan. "kau menyukainya?" ucap Caroline tiba-tiba sambil mencoba menggodaku.

"apa kau gila? aku mencarinya untuk kita jadikan bahan jahilan, bodoh!" lihatlah betapa anehnya sahabatku ini. dia kira aku menyukai pria sombong itu? ugh tidak akan.

"mengerjainya? mengapa kau terobsesi sekali mengerjainya, hmm?" sahut caroline masih dengan senyum bodohnya itu.

"apa kau bilang? biasa-biasa saja? apa kau buta? kemarin ia hampir saja mematahkan pergelangan tanganku, bahkan mengancamku." ujarku tidak terima.

"astaga Aley, dia berbuat seperti itu juga semua karena ulahmu. kau yang mencoba menjegalnya, apa kau fikir aku tidak lihat?" jawab Caroline dengan nada yang sangat ter-amat menyebalkan.

"ah sudahlah, lupakan saja pria itu." ucapku malas berdebat.

"lagian sepertinya ia tidak ada disini dan sekarang lebih baik kita masuk ke kelas." ucap Caroline sambil menarik tanganku.

---

akhirnya selesai sudah jadwal kelasku hari ini. entah mengapa Mrs. Anna sangat menjengkelkan dan memperburuk moodku saat ini.

"hey! ayo temani aku belanja seperti janjimu kemarin." tegur Caroline tiba-tiba sambil tersenyum bahagia.

"cih, janjiku? bahkan aku tidak membalas pesanmu kemarin. sudahlah aku malas dan ingin tidur seharian dirumah."

saat aku ingin berlalu meninggalkannya, Caroline langsung menarik tanganku dan memaksaku memasuki mobilnya.

"aku tidak perduli. kau duduk tenang saja disini dan kita akan pergi, yay!" ujarnya sambil tersenyum menang.

"terserahmu." ucapku malas.

---

"oh god apakah kau lihat itu, Aley?!" aku terkejut saat Caroline menepuk punggungku begitu keras.

"astaga apa lagi, Caro- discount 70%?! oh tidak-tidak, kita harus segera kesana. ayo cepat!!" ujarku bahagia dan langsung menarik tangan Caroline. ya kalian harus mengerti wanita jika sudah melihat discount sebesar itu maka hidupnya akan terasa sangat berwarna.

saat aku berlari menuju toko itu seseorang menabrakku dari belakang. "aduh! apa apaan kau.. kau?!" ucapku terkejut dan kesal, terlebih lelaki yang menabrakku tadi adalah si anak baru yang aneh dan tamp- astaga Aley, ya maksudku aneh.

"hey, aku berbicara padamu. kau benar-benar tidak bisa bicara? kau baru saja menabrakku tadi." ujarku lagi dan aku hanya mendapat tatapan tajam darinya. setelah itu dia berlalu pergi dari hadapanku, apa apaan dia?!

"what the heck?! hey, seharusnya kau minta maaf karna sudah menabrakku. atau jangan-jangan kau sengaja karna ingin membalaskan dendammu itu, huh?" teriakku keras, namun sialnya anak baru itu tetap saja tidak menghiraukanku.

"Caroline, lihatlah anak baru itu? bukannya meminta maaf pada-"
ucapanku terpotong saat aku melihat keseliling dan ternyata Caroline sudah sibuk memilih pakaian dengan discount 70% itu.

"YOURE SO FUCKIN BITCH, LINE!" teriakku tanpa sadar dan uh! aku jadi bahan tontonan karna ucapanku tadi. terkutuklah kau, Al!

karena sudah menahan malu, aku segera berlari menuju tempat Caroline memilah pakaian dan aku langsung memukul kepalanya keras. "apa-apaan kau meninggalkanku seperti tadi?"

"hahaha maafkan aku, Al. hanya saja aku fikir kau ingin berduaan dengan anak baru itu. jadi aku memutuskan untuk pergi saja." jawabnya sambil tertawa pelan.

"yang benar saja? aku hanya ingin dia meminta maaf, tapi dia malah pergi meninggalkanku begitu saja. dasar pria aneh." ucapku yang teringat kembali pada kejadian tadi. "kau menyebutku apa?"

deg. suara itu?
batinku terkejut saat mendengar suara itu dari arah belakang. aku langsung menoleh kearahnya dan benar saja, pria itu ada disini.

aku mulai tersenyum licik saat aku tahu apa yang aku harus lakukan sekarang. "oh baguslah jika kau mendengarku. ku pikir kau tuli, hmm?"

aku menunggu responnya tapi sama sekali tidak ada perlawanan. bahkan mimik wajahnya saja tidak berubah sama sekali. "apa kau tak sadar kalau kau itu pria aneh? sendirian dan tak punya teman? hahahaha." kataku lagi mencoba memancing agar ia mau berbicara. karena memang sejak awal aku penasaran dengannya.

"oh pantas saja kau tidak punya teman, kau tak pandai berbicara ternyata." aku tidak mengerti. kucoba beberapa kali memancingnya namun hasilnya tetap sama. oh tunggu... mimik wajahnya sedikit berubah sekarang.

bersambung

haloooooo!!
sekarang masih belum banyak partnya shawn, ceritanya masih panjang kok. jangan lupa tetep comment + vote ya!! ❤️

A Little Too Much [Shawn Mendes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang