Fourth: bintang megapolitan

159 9 0
                                    

Duniaku seperti dijungkir balikkan,
hingga aku merasa hidup yang aku miliki tak utuh dan retak begitu saja.Bahkan saat seperti ini,seharusnya rangga ada untukku tapi kini dia malah selingkuh. Sekarang mama dengan mudahnya berkata bahwa aku bukan anak kandungnya.Lalu setelah ini apa?

      Mungkin setelah ini aku akan terkenal lewat koran dengan judul 'gadis mati mengenaskan karena depresi' tidak buruk kan?dan pada detik berikutnya aku mendengar riuh pikuk tawa dari mereka semua,seperti kor.khayalan itu lagi yang menyelinap diotakku.Gebrakan itu masih terngiang di gendang telingaku,saat aku masuk ke dalam markaskasku yang deretan barang dan sprei kasur itu porak poranda,padahal baru semalam aku bereskan dan kini berantakan lagi. Ah,peduli setan.Aku meraih kotak musik kuno di sebelah meja sebelum tanganku melempar ke arah ubin dan remuk.Beberapa bagian yang semula kokoh,
Kini retak dan patah tak beraturan.
Mungkin ulu hatiku bernasib sepadan dengan kotak berukiran namaku itu.

            Disudut kamar,aku duduk termangu menatap kosong dan pada detik berikutnya suara teriakan itu lolos tanpa aba-aba hingga tenggorokanku tercekat spontan.Aku masih tak menduga seorang mama dengan handal mampu mengelabuiku selama belasan tahun,layaknya pendongeng.Aku beranjak menuju ke arah lemari bernuansa putih dengan ukiran naga disetiap ujungnya.Dua laci dari atas itu perlahan ku buka dan dapat ku lihat sebuah album foto.
Mataku tak henti menyapu bersih senti demi senti foto masa kecilku bersama mama,jemariku menariknya tenggelam dalam dekapanku.

kenapa mama harus bohong sih?aku sayang mama dan sekarang apa yang harus aku lakukan?

     Kata-kata itu terjebak dibalik kedilua bibirku yang mengatup rapat dan jantungku berpacu cepat dan memaksa nafasku tertahan di antara kerongkongan.Jangka kakiku makin melebar seiring derap langkah yang ku percepat,dengan tatapan binar pada kedua bola mataku menyorot tajam kamar mama.Telunjukku merengkuh jemari lainnya membentuk genggaman,lalu berusaha mengetuk kayu persegi panjang yang digunakan untuk menyekat ruangan dan tanpa sadar aku menghela nafas panjang dan mengetuk pintu.

      Suara nyaring itu tak mengusik mama yang tengah duduk dikursi panjang depan ranjang,aku memberanikan diri menyelinap masuk mengerlingkan mata saat retina mataku melihat wanita paruh baya yang kerap ku panggil mama,murung.

" mama?"

    Susah payah aku menyuarakan itu bersama saliva yang kembali terteguk,mama hanya tersenyum tipis dan aku tidak bisa pungkiri bahwa matanya sembab.Aku terkunci pada posisiku,air mata yang tumpah ruah itu karena aku yang telah membiarkan air mata itu menghujam pipi mama dengan lancang.Aku duduk dan menatap iris mata mama lekat,jemariku mengusap lembut pipi itu seperti belasan tahun yang lalu saat mama mengusap air mataku saat aku jatuh dari sepeda.Mama tersenyum menyeringai membuat kedua pipi itu kembali terangkat dengan indah,ada sisa cairan bening yang menumpuk di pelupuk matanya dan merengkuh tubuh itu erat.

"Maafin aku,ma?aku sadar kalau ini cara Tuhan mempertemukan aku dengan seorang malaikat tanpa sayap dibumi."

                   

   Denting jam menghanyutkan kami dikeheningan yang berlangsung lama,dan tanpa sungkan,mama meletup-letup semangatnya untuk menyuruhku untuk packing baju.Mama memang tipe 'cewek penyiar radio' yang tidak bisa stuck di satu kata atau beberapa kalimat.

"sudah sekarang kamu siap siap!setengah jam lagi taksi akan mengantarmu ke terminal"

    Aku manggut manggut lalu berbalik arah untuk kembali berkutat dengan baju dan ditambah membereskan barang yang rusak karena amukanku tadi.Aku memunguti pecahan kaca dan kotak musik lalu masuk kedalam kantong kresek besar,melipat banyak baju dan barang kedalam koper. Tidak lupa aku mandi,pakai pakaian rapi,terus makan roti,gosok giginya tiga hari lagi.Selang satu jam,aku mendengar suara mobil yang menyeringai digendang telingaku terasa mengganggu.

"Meysa,taksinya sudah didepan"

     Teriakan mama membuatku harus menyudahi aktivitas dan segera melaju ke depan.Tentu,sebelum suara itu kembali terdengar bahkan di tambah tiga oktaf,saat tahu aku masih bersemedi di bilik kamar.

"Meysa keluar!!"

Suara itu kembali merusak pendengaranku yang masih berjalan di ruang paling belakang,dan tidak menutup kemungkinan kalau aku dilarikan ke dokter THT karena suara mama yang toa' menggetarkan gendang telinga hingga pecah.Lalu aku mempercepat langkahku tanpa peduli dengan koperku yang melewati kerikil halaman rumah sebelum benar benar pergi ke dokter THT.

"pamit ma,doa'in yah biar mey sukses?"

Aku baru saja dengan tidak sengaja memancing jiwa mama yang terpendam.Tidak seperti orang tua lainnya yang cenderung menjawab singkat atau hanya tersenyum,mama bahkan hampir menyita separuh waktuku.

   "iya mama doa'in,semoga kamu sampai dengan selamat dan langsung
terus kalau nge-kost cari kos.an putri dan jangan bawa cowok ke kostan.Lihat kamar mandinya ada dimana?pilih yang strategis dan usahain dikamar,satu lagi?jangan lupa cepat move on dari rangga gemblung terus cari pacar yang cakep baik biar mama cepet nimang cucu.
Satu lagi? Kamu nggak boleh makan gorengan*bla,bla,bla* kalau buat teh gulanya 1 sendok,aduknya 3kali searah jarum jam.pakai gelas yang kecil,satu lagi!?"

  Aku memijat dahiku perlahan sesekali melihat jarum jam yang terus berputar.dan terpaksa aku memotong pidato kenegaraan mama.Lagipula,supir taksi itu sudah menguap dari tiga puluh detik lalu.

"Satu lagi mulu ma?ini udah 15menit mama ngomong.kapan mey berangkatnya?"bibir mungilku maju beberapa senti mengerucut manyun.
Lalu mama mendekapku dan aku mencium punggung tangan mama.

                 Aku meraih daun pintu taksi,lalu sedikit membungkuk agar tubuhku tidak kejedot pintu.

" tunggu mey?"

  Mama mencengkal lenganku,aku makin menjadi dengan raut wajah mama yang mungkin masih shock dengan kepergianku.

"Ada apa ma?"

   Aku berbalik menatap mama ,dan tanpa alasan tangan mama merogoh saku yang mulanya aku kira segepok uang untuk ku.

" nggak perlu,ma!"

  Aku menahan tangan mama seakan tahun apa yang akan dilakukan mama.dan diluar terkaanku.

"apaan sih kamu?mama cuma mau foto selfie bareng kamu terus mama upload diinstagram"

  Aku nyengir kuda,sadar akan sikal mama yang sedang masa puber kedua.Mama langsung mengunggahnya, dengan caption  yang kekinian.Maksudnya apa coba.
  

           _______________
Vote and coment ya!maaf kalau partnya pendek pendek biar penasaran gituh!!!!
Keep reading yah

FREAK [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang