Fifth: Pelangi baru

190 9 9
                                    

      Lamunan itu terhenti saat sadar bau menyengat dari tumpukan sampah bercampur dengan aroma masakan kaki lima yang berderet di sepanjang terminal sedang mengepungku.Aku mencari bus dengan tujuan surabaya-jakarta.Setelah menyusuri terminal,aku melihat sebuah bus antar provinsi berwarna hijau memarkir disudut terminal.Aku tergopoh-gopoh menaiki bus dengan ransel yang beratnya mungkin dua kali lipat dari tubuhku.Pada barisan kedua dari depan,aku duduk dipinggir jendela.Saat rasa lelah itu makin menjalar pada punggungku,aku bersandar pada kursi yang sudah dibuat mundur,dan rasanya aku lelah dan mengantuk sampai mataku benar-benar terlelap dan tak tahu tepatnya berapa jam dari surabaya ke jakarta.

"Mbak!!"

   Suara besar itu terdengar tepat di daun telinga milikku,aku kembali meringkuk tanpa perduli dengan teriakan yang  berputar digendang telinga dan menganggu jam tidurku.

"Apa?"

Aku masih menutup rapat kelopak mataku tanpa berniat untuk beranjak dari posisiku,tapi suara itu makin kencang disertai derap langkah yang mengganggu tidurku.

"Sudah sampai mbak?"

   Kenek itu tengah berdiri didepan tubuhku yang bersandar dikursi sebelah,tampaknya aku sudah membuat kenek itu menahan gondok yang mencuat.

    Aku masih terpejam dan dalam posisi yang sama,kinerja otakku makin cepat untuk mencari alasan supaya kenek itu tidak berfikir aku kampungan walaupun emang iya sih?
Sepintas otakku yang jenius seperti patrick star  menemukan ide brilian.Mataku mendelik dengan pupil mata yang menatap kosong.
Jemariku meraba angin yang berlalu dengan memeggang satu persatu deretan kursi penunpang yang kosong.

"Maaf mas,saya nggak tahu."

Berpura-pura menjadi tunanetra agar tidak dibully,membuat kakiku lebih cepat melangkah menuruni tiga anak tangga sebelum kemudian menapaki aspal panas khas jakarta sang ibu kota megapolitan yang menjadi tujuanku.

              
      Calon kampusku sudah bertengger di seberang jalan raya dan sejajar dengan puluhan gedung pencakar langit dan hotel bintang lima.Aku sedang berlatih hemat,jalan kaki 200 M dari terminal sedikit meluruhkan peluh di dahi dan pelipisku.Kampus itu bernuansa biru dan diatas tembok itu terpaut nama Universitas yang aku impikan sejak Tk.Pinter ya,Tk belum lulus saja sudah memikirkan kuliah.
Aku mematung didepan gerbang yang menjulang tinggi,dua kali dari tubuh mungil yang ku miliki.Seulas senyum menyertai mataku yang mengedarkan pandangan ke semua penjuru.Helaan nafas itu mengakhiri semuanya.
Spontan,mataku mendelik.Baju putih yang ku kenakan penuh bercak noda kotor dengan bau menyengat dari kumbangan air sisa hujan semalam.
Si tersangka masih melajukan mobil ferrari merah di parkiran tanpa rasa bersalah atau minta maaf.

"Punya mata nggak sih?"

"Lo fikir ini tahu bulat?"aku menunjuk ke arah mataku yang melotot.

"Mirip sih."

"Sial."

"Nggak lucu."

     Aku melenggang ke arah pos satpam Untuk menanyakan perihal kepastian lolos atau tidaknya saat mengikuti uji online,berjalan meninggalkan cowok tidak tahu diri.

"Sok manis?"aku mendesis dan memastikan tidak ada yang mendengar dalam jarak sedekat apapun.

        Aku berniat ke toilet untuk membersihkan muka dan baju.Tapi,aku bahkan tidak tahu arah jalan.Dari kejauhan aku melihat tulisan toilet diujung koridor kampus,aku mempercepat langkah dan mulai memasuki area toilet yang cukup bersih.

"Ahhh,,,"

    Aku menutup mataku saat yang tersorot mataku hanya dua cowok yang sedang cuci muka,dan kemudian menarik tubuhku keluar dari sana.
Cowok itu mendekat ke arahku menyulut emosiku.

FREAK [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang