Part 32

6.3K 421 28
                                    

Kyungsoo sampai di depan rumah luhan. Kemudian ia mengambil ponselnya yang ada pada kantung celana dan mulai melakukan satu panggilan masuk dengan luhan.

"Wow wow wow! Baru saja bertemu dan kau langsung menelpon? Merindukanku ya? Bahkan aku baru saja menghapus sebelah make up ku. Apa kau sudah mencoba gaunnya kyung?"

Saat panggilan teleponnya tersambung, luhan langsung mengeluarkan kalimat sepanjang sungai nil.

"Lu, aku didepan rumahmu. Biarkan aku masuk hiks"

Luhan langsung menjatuhkan rahangnya saat mendengar nada bicara kyungsoo. Sungguh, luhan benar-benar tidak tahu kalau saat ini kyungsoo sedang menangis.

"B-baiklah kyung, aku menghampirimu. Tunggu sebentar ne"

Luhan menutup teleponnya. Lalu ia langsung berlari keluar kamar untuk menghampiri kyungsoo yang ada di depan rumahnya. Bahkan luhan tidak sempat membersihkan kembali make up diwajahnya yang masih tersisa karena ia sudah terbawa panik saat mendengar suara kyungsoo yang terisak.

JEGREK

Luhan membuka pintu rumahnya dengan kasar. Setelah terbuka, ia berlari ke arah gerbang rumahnya dimana kyungsoo berada diluar pagar tersebut.

"Pak, cepat bukakan gerbangnya", ucap luhan kepada satpam yang menjaga rumahnya.

"Baik nona"

Dengan begitu, satpam luhan mulai membuka pintu gerbang rumahnya. Namun saat pintu gerbang sudah terbuka, luhan bisa melihat kyungsoo yang tengah berjongkok tepat di depan gerbangnya dengan wajah yang ia sembunyikan diantara kedua tangannya yang ia lipat di atas lututnya.

Luhan juga dapat merasakan kalau saat ini kyungsoo sedang menahan tangisnya yang seharusnya bisa ia keluarkan sekencang mungkin. Luhan tau kyungsoo menahan tangisannya karena bahu kyungsoo yang bergetar hebat dan terdengar isakan kecil dari mulut kyungsoo.

Tanpa pikir panjang, luhan segera menyamakan posisi tubuhnya dengan posisi kyungsoo sehingga kali ini mereka berdua terlihat sama-sama berjongkok.

"Kyungsoo.."

Ucap luhan sambil memegang bahu kyungsoo dengan kedua tangannya.

Kyungsoo tidak merespon panggilan dari luhan. Ia tetap pada posisi menangisnya.

"Hey.. Ada apa? Kenapa kau seperti ini didepan rumahku? Kau tau? Kau terlihat seperti anak hilang kyung"

Luhan masih belum mendapatkan respon dari kyungsoo.

Akhirnya ia mengalihkan tangannya dari bahu kyungsoo menjadi ke pergelangan tangan kyungsoo. Luhan berniat untuk membangunkan kyungsoo supaya berdiri.

Tapi belum juga luhan menarik kyungsoo, kyungsoo sudah mengangkat wajahnya.

"Lu....", panggil kyungsoo lirih.

Kali ini luhan bisa melihat mata dan pipi kyungsoo yang basah akibat air mata. Ia juga melihat rona merah pada pipi dan hidung kyungsoo.

"Astaga kyungsoo.. Ada apa sebenarnya? Ayo kita masuk dulu",

Tanpa menunggu jawaban kyungsoo, luhan langsung menarik kyungsoo masuk kedalam rumahnya. Lebih tepatnya lagi ke dalam kamar miliknya.

(Kai side)

Kai duduk dan bersandar pada lemari pakaiannya. Sesekali ia menyandarkan kepalanya pada pintu lemari dan juga sesekali ia mengacak rambutnya frustasi.

Kalau di perhatikan, kamar yang kai tempati sudah tidak berbentuk. Setelah kepergian kyungsoo yang tidak mau mendengar penjelasan darinya, kai merasa frustasi. Ia tidak tau dengan apa yang dirasakannya sekarang.

Danger Boy [KAISOO] [EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang