Kyungsoo sudah rapi dengan seragam sekolah yang ia kenakan. Ia akan segera turun untuk sarapan bersama kedua orang tuanya. Tapi tiba-tiba saja perut kyungsoo terasa bergemuruh saat tau kalau ia akan berhadapan dengan ayahnya di meja makan.
"Astaga.. tiba-tiba saja aku mulas mengingat wajah appa. Ayo kyung, fighting!!!"
Setelah bermonolog dengan tangan yang di genggamkan ke udara, kyungsoo segera menyambar tas nya kemudian keluar dari kamar untuk sarapan bersama.
Dari jauh ia melihat ibunya yang sedang mengoleskan selai pada roti ayahnya. Ayah kyungsoo juga sibuk membaca koran. Tuan Do terlihat masih menampakan wajah yang normal-normal saja.
"Sepertinya appa belum tau soal ini", gumam kyungsoo dalam hati.
Kyungsoo duduk di tempatnya seperti biasa. Ia menaruh tasnya di kursi sebelah yang ia duduki. Kyungsoo sama sekali tidak berniat untuk mengucapkan kata-kata apapun karena saat ini dia sangat amat ketakutan.
"Pagi sayang", sapa ibu kyungsoo.
"Yaa.. pagi juga eomma— pagi.. appa", kyungsoo sempat menjeda kata-katanya tadi. Tuan Do hanya membalas sapaan kyungsoo dengan bergumam.
"Ini rotimu.. dan ini susu untukmu", ibu kyungsoo menyodorkan kedua makanan itu pada kyungsoo.
Kyungsoo berpikir sepertinya sang ibu sudah pasrah dengan keadaan dan akhirnya menerima kesalahannya. Tapi tetap saja, kyungsoo masih belum tenang karena ayahnya masih belum mengeluarkan reaksi apa-apa. Kyungsoo rasanya ingin mati saja kalau mengingat ia harus mengaku pada ayahnya.
Mereka bertiga makan dengan tenang di meja makan. Sesekali tuan Do bertanya tentang nilai-nilai kyungsoo. Ini masih berjalan dengan normal. Belum ada tanda-tanda kalau tuan Do sudah tau tentang bayi yang ada dalam perut kyungsoo.
"Aku selesai, aku akan menunggu kai di luar", ucap kyungsoo.
"Habiskan sarapanmu do kyungsoo. Appa tidak mau kalau cucu appa kelaparan"
DEG!
"J-jadi appa sudah tau? A-appa.. jeongsohamnida appa, tolong maafkan aku", kyungsoo menunduk.
"Appa pikir appa benar-benar sudah gagal dalam mendidikmu. Tapi kalau sudah seperti ini mau bagaimana lagi?", tuan Do menjeda kata-katanya sebentar.
"Jadi, suruh orang tua kai datang padaku secepatnya"
"Tentu saja, aku akan menyampaikan ini pada kai. Terima kasih appa, terima kasih banyak", ucap kyungsoo dengan mata yang berbinar-binar.
"Yasudah, sekarang cepat habiskan sarapanmu. Kalau sudah, tunggu kai nya disini saja. Jangan berdiri di depan sana", ucap tuan Do.
Kyungsoo hanya mengangguk menanggapi perkataan ayahnya. Ia juga melirik kearah ibunya dan kyungsoo melihat ibunya juga tersenyum sambil memakan sarapannya.
"Sayang.. nanti setelah pulang sekolah mampirlah ke mini market dan beli susu untuk ibu hamil, mengerti?", ucap ibu kyungsoo.
"Arraseo eomma"
Kyungsoo kali ini benar-benar menghabiskan sarapannya. Ia hanya tinggal menunggu kai untuk menjemputnya.
Tidak lama ia menunggu, akhirnya ia mendengar suara klakson mobil yang berasal dari depan pintu. Tentu saja itu suara mobil kai. Dengan cepat, kyungsoo bangkit dari duduknya dan segera menghampiri kai.
"Hey kyung.. selamat pagi", ucap kai seraya memeluk tubuh kecil kyungsoo.
"Selamat pagi juga", balas kyungsoo.
"Ehem.. ehem.."
Itu suara tuan Do. Ternyata tuan Do juga hadir di antara mereka. Tapi kyungsoo tidak merasa kalau tadi ayahnya mengikuti ia keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy [KAISOO] [EXO]
Fanfictionkyungsoo tidak kenal dengan kai. bukan, bukan tidak kenal. kyungsoo hanya tidak mengingat kim jongin. apa ia bisa menerima kai sebagai jonginie-nya? Apakah semua kehidupan keduanya akan berjalan sesuai dengan keinginan dari keduanya juga?