File 01 - Opera 16 Tahun

626 70 33
                                    

"Akhirnya libur juga." Ahreum meregangkan otot-ototnya yang kaku sebelum akhirnya bangkit dari duduknya.

"Sunbae, kau mau pulang?" tanya Kihyun, junior Ahreum di kepolisian.

Ahreum mengangguk sembari membersekan barang-barangnya. "Sebaiknya kau juga segera pulang, Kihyun-ah. Tidak baik untuk seorang gadis pulang larut," ucapnya. Kihyun memberi hormat, dan mengiyakan dengan nada bercanda.

Setelah keduanya selesai membereskan barang masing-masing, keduanya pun keluar dari kantor polisi dan menuju ke rumah untuk beristirahat.

Ahreum turun dari bus yang mengantarkannya pulang. Setelahnya, ia berjalan kaki ke rumahnya. Memang rawan baginya untuk berjalan sendirian di malam hari. Namun, ia tidak punya pilihan lain. Kalaupun ada, pilihan lain baginya adalah menginap di kantor polisi.

Ayo, sebentar lagi, gumam Ahreum.

"It's too late girl ...."

Lima langkah sebelum sampai di depan rumahnya, Ahreum dikejutkan oleh nada yang cukup familiar, sampai ia terlompat dari tempatnya berdiri. Mungkin itu efek paranoid yang kini tengah melandanya.

Rupanya, ponsel Ahreum berbunyi, menandakan seseorang tengah menghubunginya. Ahreum mendecak sebal, kesal dengan reaksi berlebihannya, terlebih saat mengetahui bahwa yang menghubunginya adalah teman dekatnya.

"Eoh, yeoboseyo, Hyeri-ya," ucap Ahreum seraya membuka pintu rumahnya.

"Apa aku mengganggumu? Atau membangunkanmu?" Hyeri bertanya dengan nada takut karena nada bicara Ahreum terdengar kesal.

Ahreum mengibaskan sebelah tangannya, "ah, tidak. Aku hanya kaget tadi. Kukira siapa yang meneleponku," jawabnya.

Hyeri tergelak. "Rupanya kau penakut juga," ucapnya setengah megejek.

"Setidaknya aku tidak menangis hanya karena seekor kecoa." Kali ini giliran Ahreum yang menertawakan Hyeri.

Mendadak Ahreum teringat ketika ia dan Hyeri masih duduk di bangku SMA. Saat itu, sedang musim panas dan mereka dihukum untuk membersihkan gudang olahraga bersama dengan lima orang lainnya. Hyeri, yang pada waktu itu sedang membereskan peralatan olahraga, berteriak ketakutan karena seekor kecoa.

Iya, kecoa. Sayangnya bukan kecoa biasa. Kecoa itu terbang dan hinggap di hidung Hyeri, menyebabkan gadis itu berteriak panik sampai menangis ketakutan. Kalau mengingat hal itu, Ahreum akan selalu tertawa, meskipun sebenarnya ia juga kasihan dengan Hyeri.

"Berhenti menertawakanku." Hyeri merengut, "kalau tidak, aku tidak jadi mengajakmu," ucapnya.

"Eh ...," desah Ahreum kecewa. "Iya, iya. Aku sudah berhenti tertawa."

"Hehe." Hyeri terkekeh pelan, "besok jam 9 pagi tunggu aku di perpustakaan kota, oke. Annyeong!" Setelah kalimatnya selesai, Hyeri langsung memutuskan panggilan tanpa menunggu persetujuan Ahreum.

"Eh, eh, yah!" Spontan, Ahreum menggerutu sebal. Namun, ia mengiyakan saja ajakan Hyeri. Lagipula, besok ia libur dan mereka sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama.

*

Ahreum menopang dagunya. Ia sudah menunggu kedatangan Hyeri selama sekitar 15 menit. Memang sih, ia datang terlalu awal. Tapi itu lebih baik daripada Hyeri yang menunggunya, karena gadis itu akan mengomel dan membatalkan ajakannya.

"Hehe ... Ahreum-ah!" Entah dari mana, Hyeri tiba-tiba muncul dan memeluk Ahreum.

"Kau ini lama sekali, huh. Aku sampai bisa membuat sebuah pesawat saat menunggumu," omel Ahreum.

Phantom of The Opera [VIXX - FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang