"Apakah anda bisa memberitahu kami lebih lanjut?" Karena terlalu bersemangat, Wonshik dan Kihyun sampai bertanya dalam waktu yang bersamaan.
Nyonya Lee mengernyit, "ciri-cirinya?" Pertanyaannya membuat kedua petugas polisi di hadapannya mengangguk cepat.Selama beberapa saat Nyonya Lee berpikir, sebelum akhirnya mengatakan sesuatu yang menjawab pertanyaan Kihyun dan Wonshik, "suaranya bisa dibilang berat dan dalam. Lalu ... bahasa Inggrisnya lumayan bagus untuk orang Korea."
"Apa dia berbahasa Inggris?" Kihyun kembali bertanya.
"Hm." Nyonya Lee mengangguk, "tadi dia sempat mengatakan 'they deserve this'. Karena aku pernah tinggal di Amerika, jadi bahasa Inggrisku lumayan bagus juga. Jadi aku bisa menilai kemampuan bahasa seseorang. Dan maaf, hanya itu yang bisa kuberitahukan kepada kalian karena ia menutup wajahnya," lanjutnya.
"Anda tidak perlu meminta maaf. Justru kami yang meminta maaf karena sudah mengganggu anda," ucap Wonshik seraya membungkuk. Ia juga menekan kepala Kihyun agar gadis itu juga melakukan hal yang sama.
Wonshik, Kihyun, dan Jisoo pun kembali ke dorm Black Mint setelah mendapatkan informasi penting mengenai pelaku penguntitan.
*
Di dalam dorm Black Mint, di waktu yang sama ketika Nyonya Lee mengantarkan paket.
"Lalu, apa ada yang lain?" tanya Jaehwan setelah Wonshik, Kihyun, dan Jisoo pergi meninggalkan dapur.
Lisa, yang sejak tadi memilih untuk bungkam akhirnya angkat bicara, "sebenarnya ... penguntit itu pernah masuk ke dorm kami. Tapi informasi ini tidak pernah diberitakan dimanapun karena manager kami takut kalau wartawan dan reporter akan datang kemari," jelasnya dengan suara pelan, seolah-olah apa yang ia katakan adalah sesuatu yang sangat rahasia.
Mendengarnya, Ahreum pun langsung menggebrak meja karena kesal. Sehingga Hakyeon harus menenangkannya dan memintanya untuk diam.
"Aku awalnya tidak berniat mengatakan ini, tapi karena Lisa sudah menyebutnya, aku akan menambahkan saja." Rose menghela nafas pelan sebelum melanjutkan perkataannya, "ia membuat dorm kami seperti habis dirampok dan mencoret-coret dinding. Kami tidak berani melakukan apapun saat itu, tapi seingatku manager-nim memotretnya."
"Bukannya manager kalian itu laki-laki? Kenapa ia bisa masuk ke dorm kalian?" tanya Jaehwan.
"Itu ... ia mengantar kami saja. Tapi dia masuk begitu mendengar teriakan kami. Dan begitulah selanjutnya." Kali ini Jennie yang menjawab.
"Bagaimana kalau kita bertanya kepada manager-nya?" Ahreum, yang sudah lebih tenang, bangkit dari duduknya dan memberi saran.
Tepat saat itu, ponsel Hakyeon berdering. Membuat perhatian semua orang di ruangan tersebut tertuju kepadanya. Akhirnya ia pun meminta ijin untuk menerima panggilan yang masuk ke nomor teleponnya.
Hakyeon memandang ragu layar ponselnya yang menampilkan nomor tidak dikenal. Ia sempat ingin tidak menerima panggilan tersebut, namun ia akhirnya menjawabnya tanpa berpikir lebih panjang lagi.
"Selamat siang, Ketua Tim Cha. Aku Bae Joohyun. Apa kau masih ingat kalau aku bilang akan meneleponmu ketika aku mengingat sesuatu?" Sang penelepon langsung mengatakan tujuannya.
"Ah, iya aku ingat. Apakah kau mengingat sesuatu?" Hakyeon balas bertanya.
Ia bisa merasakan ada rasa takut dalam ucapan Joohyun, namun karena ragu, ia hanya mengabaikan firasatnya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/78177057-288-k887975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantom of The Opera [VIXX - FIN]
Fanfiction16 tahun yang lalu, opera adalah salah satu seni pertunjukan yang sangat disukai oleh warga Korea Selatan. Namun, seorang pembunuh misterius bernama Phantom mengubah hal itu. Para pemainnya tewas satu-persatu, menyisakan luka yang mendalam bagi para...