#3 : So Lucky! (1)

136 9 1
                                    

Bukankah mereka sangat beruntung ada Taeyang saem yang menemani perjalanan mereka?

Ada beberapa kendala yang mereka dapatkan ketika sampai pertama kalinya di Korea. Mulai dari saat pemeriksaan, kemudian koper mereka yang tertukar dan lain-lainnya. Akan sangat merepotkan jika Taeyang saem tidak ada di sisi mereka.

"Hah, mianhae saem, karenaku kita jadi banyak kendala seperti ini." Lintang merasa bersalah.

Taeyang saem mengusap kepalanya. "Gwaenchanayo. Sekarang lebih baik kita bergegas, karena kita masih harus ke kantor pusat untuk mengatur kegiatan dan persiapan kalian untuk sekolah. Kajja!"

.

Bibir mereka tak henti-hentinya membuka ketika disuguhi pemandangan gedung-gedung tinggi selama perjalanan menuju Seoul.

Warbiasah!

Daebak!

Keren!

Waaahh!

Kira-kira seperti itulah reaksi yang ke empat orang itu berikan sepanjang perjalanan. Aku ulangi. Mereka mengatakannya sepanjang perjalanan.

.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke tempat yang Taeyang saem maksudkan. Sebuah gedung tinggi berada di hadapan mereka dengan orang-orang berkulit putih pucat berlalu-lalang di depannya. Baiklah, itu tak masalah bagi Lintang dan Tito yang memang mempunyai kulit putih seperti mereka. Tapi untuk Ayu dan Linda? Oh ayolah, mereka keturunan Jawa asli dan ku mohon jangan harap kulit mereka seputih salju.

Ada beberapa orang yang langsung menunduk ketika Taeyang saem lewat.

"Apakah Saem pimpinan? Ku pikir ia dihormati banyak pegawai disini. Bahkan hampir semuanya menunduk saat kita lewat." Bisik Ayu.

Yang lain hanya menggidikkan bahunya dan memilih untuk bungkam sambil mengembangkan senyum kikuk.

"Aku akan menemui seseorang yang akan membimbing kalian mulai di Korea. Kalian tunggulah di sini dan jangan pergi." Ucap saem menggunakan bahasa Korea. Mereka tentu saja mengerti, walaupun hanya secuil. 😂

"Geunde, saem. Saem akan bersama kami di Korea kan?" Tanya Linda memastikan.

Taeyang saem hanya tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya memasuki ruangan atasannya. Mereka berempat mulai khawatir. Apa ini berarti Taeyang saem tidak bersama mereka selama di Korea?

.

Tak lama kemudian Taeyang Saem keluar dari ruangan bersama seorang yeoja yang terlihat lebih tua darinya. "Maaf membuat kalian menunggu lama. Ini Nyonya Shinri. Beliau yang akan membimbing kalian mulai sekarang. Beri salam."

"Annyeonghaseyeo." Ucap mereka serempak sambil menundukkan badan mereka.

Nyonya Shinri tersenyum kepada mereka. "Mulai sekarang aku yang akan bertanggung jawab terhadap kalian. Jadi jika kalian ada masalah kelak, segeralah beritahu aku. Mengerti?"

"Nee."

Tito yang berdiri di samping Taeyang Saem segera mengajukan pertanyaan tentang apakah beliau akan kembali ke Indonesia atau tetap bersama mereka. Taeyang Saem tersenyum. "Mianhae, tugasku hanya mengantarkan kalian. Kantorku berada di Indonesia dan aku harus ada di sana."

Tampak hanya raut kekecewaan yang terlihat di antara mereka berempat. Mereka akan benar-benar sendirian di negeri orang. "Kalian tau kan? kalian ada orang yang terpilih dari sekian ribu banyaknya siswa yang mendaftar. Jadi pesanku, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan berikan. Manfaatkanlah sebaik mungkin."

[TAMAT] When Our Love Came SuddenlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang