#18 : Our Nightmares

78 3 0
                                    

Suho terus menggenggam erat tangan Linda dan membawanya ke mobil. Linda hanya berdiam yang membuat Suho mengerutkan dahinya bingung. "Apa ia semarah ini?"

Mereka memasuki mobil dan Suho mulai menjalankannya. Tidak ada pembicaraan di tengah-tengah mereka, Suho masih fokus pada jalan sementara Linda lebih memilih untuk berdiam. Suho mulai mencuri-curi pandang pada gadis itu yang sesekali melamun atau menundukkan kepalanya.

"Kau masih marah?" tanyanya. Suho meminggirkan mobilnya di tepi jalan yang cukup ramai malam ini.

Linda bungkam. Suho memperhatikannya lekat-lekat. "Maafkan aku karena keras padamu, aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya.."

"Aku tau kau hanya emosi." seka Linda akhirnya. Linda mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah Suho.

"Aku yang minta maaf, harusnya aku tau bagaimana keadaanmu dan tidak mengungkit soal Eunji. Seharusnya aku bisa memberimu privasi soal hal itu. Maafkan aku karena lancang. Maaf." 

Linda menangis, Suho memegangi wajah Linda hangat. "Hey. Tak apa. Kau tidak perlu meminta maaf. Ini hanya salah paham, mengerti?"

Linda mengangguk. Suho menarik Linda ke dalam pelukannya dan mencoba menenangkannya. Ya, bagaimapun semua hal itu tidak akan terjadi ketika Linda ataupun Suho tidak ada yang tersulut emosi mereka masing-masing. Mereka sudah dewasa jika hanya untuk bertengkar masalah perempuan lain yang bahkan tidak pernah Linda lihat sebelumnya.

"Mengenai Eunji.." Suho melepaskan pelukannya.

Linda menggeleng dengan cepat. "Tak apa, kau tak perlu menceritakannya. Aku percaya padamu." kemudian ia tersenyum.

Suho menggenggam tangan Linda erat, kemudian tangannya bergerak mengusap lembut puncak kepala gadisnya. "Dengarkan sampai aku selesai. Jangan menyela atau bibirmu akan mendapat akibatnya, mengerti?"

"Ah mwoya! Bagaimana disaat seperti ini kau masih saja.."

Suho mendekatkan wajahnya dan dengan cepat mengecup bibir Linda. Linda membelalakkan matanya, bagaimanapun ini adalah tempat umum dan di luar banyak sekali orang berlalu-lalang. "Kau lihatkan, aku tidak main-main." kata Suho. Linda mengangguk menurutinya.

"Song Eunji. Choi Minho adalah sahabatnya. Dulu kami sering pergi bersama. Kau benar. Aku sangat-sangat mencintainya. Dia hidupku. Seolah seluruh pusat bumi ini bagiku ada di diri Eunji. Aku selalu meminta bantuan padanya. Dia gadis pintar. Bahkan saat ayah memintaku menangani beberapa klien, ia selalu membantuku dan menemaniku."

Linda merasakan perih di hatinya. Bagaimana Suho bisa bersamanya saat ia masih sangat mencintai gadis itu seperti ini? Linda masih diam dan menahannya. Ia berusaha sebaik mungkin memendam apa yang dia rasakan.

"Eunji cantik, putih, rambutnya hitam, dan dia.."

"Ya! Tidak bisakah kau tidak mendeskripsikan dirinya dengan.."

Suho kembali mengecup bibir gadis itu. "Sudah ku bilang bukan, jangan menyelaku?" Suho membuat Linda mengerucutkan bibirnya.

"Kau jelek, Eunji cantik. Itu intinya."

"YAA!" Linda menjitak kepala Suho dengan keras yang membuat pria itu meringis kesakitan. "Bagaimana kau bisa seperti itu pada pacarmu?" protesnya.

"BODO AMAT HO, BODO AMAT!" Linda emosi dan dengan sengaja mengeluarkan bahasa aslinya.

Suho mengeryitkan dahinya bingung. "Apa artinya?" tanyanya. Tapi Linda lebih memilih untuk bungkam.

Suho tertawa. "Haha, Maaf. Tidak, aku hanya bercanda. Kalian sama-sama cantik, dan aku sangat beruntung karena Tuhan telah menghadirkan kalian di hidupku."

[TAMAT] When Our Love Came SuddenlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang