7 : RUN

107 10 1
                                    

Baru saja mau berkata, Jackson segera memberi 100 ribu pada penjual. Penjual memberi kembaliannya dan pesanan Jackson.
Jackson berjalan keluar diikuti Marry.

"Kau ingin langsung pulang?"tanya Jackson.
"Yeah, of course. Btw, Thank you"ucap Marry.

"Hmmm mau mampir sarapan lagi di apartemen? Ah, soal itu tak perlu kau pikirkan. Oya, disini wisata yg bagus saat senja dimana?"
"No, thanks. Uhmmm baiklah gini saja, aku bayar hutangku dengan mengajak kau menikmati wisata senja? Aku tahu tempat yg tepat, disana kau bisa melihat Sunset (^▽^)"

"Ah, bisa juga. Dimana? Aku sangat ingin kesana"
"Pantai Sanur"
"Baiklah, jam 5 sore ya. Tapi ketemu dimana?"

"Ok, aku akan ke apartemen menjemputmu dan temanmu jika mereka mau sekalian aku melaksanakan tugasku yg sudah kujanjikan semalam, dengan menjadi tur kalian"

"Deal!"Jackson menjabat tangan Marry, Marry sangat terkejut.
"Ah, taximu sudah tiba"ucap Marry segera agar Jackson melepas tangannya.

"Ohh ia, ayo"

"Kau saja! aku mau jalan kaki saja"
"Tapi, kau kan wanita! Mana bisa aku meninggalkan wanita sendirian disini"
"Tak apa! Aku sudah biasa, dan aku juga mau lanjutkan jogging ku hingga rumah"

"Uhmmm apa tak apa?".
Marry mengangguk lalu tersenyum manis menampilkan lesung pipit di pipinya. Jackson terpesona melihat senyum itu
"Senyum yg sama seperti Anna yg pernah membuatku jatuh cinta" lalu segera menyadarkan lamunannya.

"Baiklah, jam 5 ya. Don't forgot"ucap Jackson lalu pergi bersama taxi nya.

Marry melanjutkan langkahnya menuju rumah yg masih jauh.
Marry memasuki lorong yg gelap, ia sangat takut akan tetapi ini merupakan jalan pintas.
Marry melihat ada seseorang mengikutinya.
Marry berjalan dengan cepat bahkan berlari agar bisa keluar dari lorong itu, orang itu pun berlari membuat Marry paranoid dan menambah kecepatannya.

Akhirnya Marry keluar dari lorong itu, Marry menarik napas lega begitu melihat Jalanan.
Orang itu menepuk bahu Marry, Marry terkejut
"Kumohon jangan ganggu aku!! Pergilah!!" lalu menoleh.
"Jackson?"
"Yeah, oh gosh! Kau pelari ya? Oya, kenapa kai sangat ketakutan?".
"Kenapa kau mengikutiku? Kau membuatku takut pabo!"
"Aku hanya khawatir meninggalkanmu sendirian di Jalanan jadi aku mengikutimu tak kusangka akan menakutimu! Maafkanku"

"Hmmmm sudahlah, sekarang Aku tak tahu kita dimana! Tadi seharusnya aku belok kanan tapi karena takut aku lurus saja".

"Apa? Jadi kita tersesat?".
"I think so".
Marry memasuki minimarket dan keluar dengan wajah sulit ditebak.

"Kita harus jalan kaki kedepan hingga menemukan Halte"
"Really? Baguslah kalau begitu ayo!".
Keduanya berjalan menyisiri kompleks itu, beberapa pria Gaje menganggu Marry.
Jackson segera menggandeng tangan Marry membuat Marry gugup.

"Apakah pria disini selalu begini? Sangat menyebalkan! Maaf, aku harus begini karena aku tak bisa berkata dengan bahasa asing. Mereka akan menyangka aneh dan semakin mengganggumu"bisik Jackson, Marry mengangguk.

Begitu keduanya tiba di ujung jalan , keduanya menghela napas lega karena sudah tiba di Halte.
Jackson tak sadar bahwa ia masih menggenggam tangan Marry, Marry melihat tangannya terus.
"Akhirnya"ucap Jackson menoleh pada Marry, Jackson melihat kearah pandangan Marry. Ia tersadar lalu melepas tangan Marry.

"Maaf aku tak bermaksud.."

"Makasih"ucap Marry membuat Jackson terkejut lalu menatap Marry yg sekarang sedang menatap dirinya.
Keduanya saling menatap.

Hingga teriakan seseorang mengejutkan mereka.

"Kalian! Minggir dari sana! Anjingku lepas"teriak orang itu sambil berlari mengejar anjingnya yg menuju Marry-Jackson.
Marry segera menarik Jackson, Jackson tak mengerti perkataan orang itu tapi begitu melihat seekor anjing berlari kearahnya dengan rantai yg terlepas. Ia segera memacu larinya dengan menggenggam tangan Marry erat.
Keduanya berlari kilat.
Akhirnya anjing itu ditangkap pemiliknya, pemiliknya menawarkan tumpangan sebagai minta maaf lalu mengantar keduanya hingga selamat di rumah.
***
Jackson memasuki kamar dengan ceria dan keringat.
"Waeyo?"tanya Mark.

"Aniyeo Hyung! Oya, kalian semua aku bawa ini entah rasanya gimana lagi karena sudah lama"Jackson mengulurkan kantong plastik hitam besar yg sejak tadi ia pegang. Bahkan saat berlari tadi , ia masih memegangnya.

Mark membuka kantong itu lalu terkejut.
"Bubur Ayam?"tanya Mark senang.
"Ne, tadi aku sarapan di warung dan membelikan untuk kalian"

"Kau hanya sarapan selama ini? Tadi kau keluar jam 6 dan kau pulang jam 10?" tanya Jr.

"Yeah ceritanya panjang! Oya, jam 5 kita akan ke pantai Sanur. Lihat Sunset ditemani tur kita" tambah Jackson lagi.

"Kurasa kau harus ceritakan semua!"ucap Mark, Jackson mengehela napas lalu menceritakan semua. Ia segera pergi bath.

All hanya bisa mengangguk lalu menyantap bubur itu.
"Ya! Jackson Wang, kenapa sangat dingin? Apakah kau meletakan di Kulkas?"teriak Jb.

"Iiish dasar Hyung!! Game banget sih, bubur enak begini di bekuin"lanjut Bambam
"Hyung aku curiga jangan2 kau tak ikhlas"teriak Yugyeom.
"Kalian ini berisik, kan masih bisa panaskan!! Apa gunanya Rice Cooker?"lanjut Jr lalu menuju dapur membawa buburnya.

"Yeah Eomma bener!! Eomma panaskan punyaku ya, aku mau tidur dulu!"teriak Youngjae
"Enak aja Lo!! Sini panaskan sendiri"balas Jr
"Omo, rumah ini penuh dengan ember dan baskom. Jr, panaskan punyaku. Jika sudah selesai, panggil aku"ucap Mark menutup telinganya lalu berjalan ke kamar.

All: (¬_¬)ノ(¬_¬)ノ(¬_¬)ノ
.
TBC
.

Feels Good [ GOT7 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang