"Yak! Bangunlah pemalas!" Irene menarik selimut yang dikenakan Jungkook, sedangkan Jungkook hanya mengeliat malas. Dia mencoba menarik selimutnya yang ada ditangan Irene, Acara tarik menarikpun terjadi. Dan tentu saja Jungkook pemenangnya, karena tenaga Jungkook bukanlah tandingan Irene.
Irene berdecih, Dia sungguh geram dengan Jungkook. Kenapa anak ini sulit sekali untuk dibangunkan?
"Ibuuu!!! Jungkook---"
Mendengar teriakan Irene, Jungkook langsung melompat dari tempat tidurnya dan menyumpal mulut Irene dengan tangannya.
"Baiklah-baiklah aku akan bangun" Ucapnya menatap kesal Irene.
"Cepatlah mandi dan turun kebawah" Irene menepuk pipi Jungkook dengan tangannya, dan pergi dari kamar Jungkook.
Setelah kepergian Irene, Jungkook kembali membaringkan tubuhnya. Dia mengambil sebuah foto yang terdapat dimeja samping tempat tidurnya. Jungkook tersenyum memandangi foto itu.
"Kapan kita akan bertemu lagi?" Ucapnya terus memandangi foto itu dengan senyuman.
"Sial! Aku bisa gila!" Jungkook mengacak-ngacak rambutnya, dia beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
💕Tears Of Happiness💕
"Selamat pagi" sapa Jungkook pada orang yang ada dimeja makan. Dia mendudukan diri disamping Irene.
"Bagaimana bisa kau memimpin perusahaan, jika kau selalu bangun terlambat seperti ini?" Jungkook terdiam mendengar ucapan ayahnya. Nafsu makannya tiba-tiba hilang, dia hanya mengaduk makanannya dengan malas. Selalu seperti ini, kenapa ayahnya begitu memaksanya? Jungkook tidak ingin memimpin perusahaan manapun! Dia tidak ingin terbelenggu dengan laporan-laporan tentang perusahaan atau apapun itu.
"Kita bicarakan itu nanti, Jungkook-ah bagaimana hari kelulusanmu disana? Apakah ada yang berkesan?" Jeon Ailee mencoba mencairkan suasana yang tadinya beku. Mengabaikan Seungcheol yang menatapnya penuh peringatan, dia tidak peduli itu. Lagipula bagaimana bisa suaminya ini mengatakan itu kepada Jungkook yang baru saja pulang dari belanda untuk menyelesaikan S2-nya.
"Tidak ada" Ailee berubah masam ketika mendengar ucapan anaknya itu. Jungkookpun menyadari perubahan wajah ibunya, tapi yang dikatakan Jungkook memang benar. Tidak ada yang spesial disana. dia hanya datang, menunggu namanya disebut dan pulang. Bahkan keluarganya tidak datang kesana. Setelah itu acara sarapan pun diiringi dengan keheningan. Bahkan Irene yang tadinya sangat suka sekali berbicara kini terdiam. Seolah mulutnya terkunci tidak bisa mengucapkan apapun, pikirannya bercabang, antara rasa bersalahnya pada Jungkook karena tidak bisa menghadiri acara kelulusannya. dan pada berkataan ayahnya, apakah ayahnya akan melakukan sesuatu yang dikhawatirkan Irene, Semoga saja tidak. Karena Irene tau itu akan sangat menyakitkan bagi Jungkook.
💕Tears Of Happiness💕
Jungkook menatap bangunan yang tidak begitu besar didepannya ini, ibu menyuruhnya untuk mengantarkan Kardus yang berisi sesuatu ini pada alamat yang ada pada kertas yang ada ditangannya, dia membaca kertas itu.
Panti asuhan Jinsung
Apakah ini tempatnya? Jungkook berjalan memasuki panti asuhan itu, Dia mengetuk pelan pintu yang ada didepannya. Tak berapa lama muncul seorang wanita paruh baya yang menatap Jungkook dengan tatapan seolah bertanya.
Mengerti itu, Jungkook membungkukan tubuhnya sebagai tanda penghormatan. Walaupun Jungkook lama tinggal dibelanda tapi dia tidak pernah lupa tentang bagaimana bersikap sopan ala korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Of Happiness [REPUBLISH-PRIVATE]
FanfictionSiapa yang tidak mau menjadi Jung Yein? berparas cantik, terlahir dari keluarga yang sangat menyayanginya, dan memiliki suami yang tampan bak pangeran dari negeri dongeng. Bukankah semuanya sempurna? Ya, tentu saja semuanya sempurna jika saja dia bi...