Lukisan Takdir

2.2K 255 8
                                    

Yein menatap kosong pantulan dirinya dari balik cermin, terlihat dua orang sedang menata rambutnya sedemikian rupa. Ibunya bilang mereka akan makan malam dengan salah satu kolega ayahnya, tapi Yein tau ini bukan hanya acara makan malam biasa, tapi percobaan untuk menjodohkan Yein dengan salah satu putera kolega ayahnya itu, lagi.

Ya, ini sudah kelima kali Yein berada dalam kondisi ini. Dimana dia duduk didepan cermin, kemudian diperkenalkan dengan putera kolega ayahnya, dan berakhir dengan semuanya menjauh karena tidak mau memiliki calon isteri cacat seperti dirinya.

Yein tertawa serak, sangat kentara jika saat ini dia sedang menahan tangisnya.

Kenapa orang tuanya itu tidak juga mengerti bahwa dia masih belum bisa menerima kepergian Jin?

Suara pintu terbuka mengintrupsi dua orang yang sedang menata rambut Yein, Kei masuk kedalam kamar Yein. Dia mengisyaratkan dua orang itu untuk keluar. Kemudian Kei berjalan mendekati Yein dan berhenti dibelakang Yein yang sedang menatap kosong kearah Cermin.

"Lihatlah, betapa cantiknya dirimu" Kei tersenyum melihat wajah Yein dari pantulan cermin.

Kei terpukau, sepupunya ini memang memiliki wajah yang membuat siapapun akan iri jika melihatnya, Alis tebal, hidung mancung namun cenderung kecil, dan bibir plum, Ditambah dengan sapuan make-up yang tidak terlalu berlebihan. Yein memang benar-benar cantik malam ini.

Kei menepuk dahinya, "Ah karena wajah cantikmu aku sampai lupa tujuan utamaku kemari" Kei membungkuk dan berbisik pelan ditelinga Yein, "Calon suamimu telah tiba" Dia kemudian mendorong kursi roda Yein turun kebawah.

Yein hanya terdiam melihat Kei yang membawanya kearah meja makan. Dia bisa melihat semua orang yang ada dimeja makan menatap kearahnya dan itu membuat Yein agak sedikit risih. Yein menatap satu persatu orang yang ada didepannya. Ada orang tuanya, dan sepasang suami istri yang Yein perkirakan bahwa itu adalah kolega dari ayahnya. Dan ada juga seorang gadis yang berumur satu atau dua tahun lebih tua dari Yein, gadis itu menatap Yein dengan senyuman diwajahnya. Disamping gadis itu ada seorang pria, Yein mengangkat alisnya. Dia?

💕Tears Of Happiness💕

"Bukankah dia adalah pemandangan indahmu itu" Irene berbisik pada Jungkook yang ada disebelahnya. Jungkook mengangguk, matanya sibuk mengawasi Yein yang berada didepannya.

"Sepertinya puteraku sangat menyukai anak gadismu. Lihat, dia bahkan tidak berkedip melihat Yein." Semua orang tertawa mendengar ucapan Seungcheol. Membuat Jungkook tertunduk malu, pipinya menghangat dan memerah.

"Tenangkan dirimu, kau hanya menunggu dua minggu. Dan setelah itu kalian akan menikah" Daesung menepuk punggung Jungkook dengan nada jenaka.

"Ah aku lupa mengenalkan kalian pada Yein. Yein, pria didepanmu adalah Jeon Jungkook, calon suamimu. Dan disampingnya adalah Jeon Irene, kakak Jungkook" Ucap Ara, sedangkan Yein tersenyum kaku.

Yein mengaduk makanannya tanpa minat, dia terlalu bosan mendengarkan pembicaraan tentang perjodohannya dengan Jungkook. Yein mendorong kursi rodanya menjauh. Membuat semua orang menatapnya dengan bingung, tapi Yein tidak peduli. Dia tidak peduli kalau nanti mungkin dia akan dicap sebagai gadis tidak tau sopan santung atau apapun itu.

Yein terus membawa kursi rodanya menjauh dari meja makan, dan berhenti ditaman belakang rumahnya. Dia mencabut salah satu bunga yang ada ditaman itu. Yein memejamkan matanya kemudian meniup bunga itu dengan perlahan.

Yein menundukan kepalanya, dia dapat merasakan kepalanya disiram oleh air es. Dagunya dicengkram dengan erat, memaksanya untuk menatap wajah menjijikan dihadapannya.

Tears Of Happiness [REPUBLISH-PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang