-03- Sebuah Rasa

9K 686 4
                                    


#Keenan POV

Aku berbaring di sisi ranjangku yang lain, dan aku berbaring tepat di samping Nathan yang masih tertidur, aku tak henti memandanginya, dan jemariku terus menggenggam jemarinya yang terasa dingin, Nathan begitu resah dalam tidurnya, sesekali bahkan ia mengigau juga menangis dalam tidurnya, entah mimpi apa yg ia mimpikan, entah hal mengerikan apa yg telah pria cantik ini lewati, aku hanya bisa menggenggam tangannya berusaha menenangkannya, mataku menatap Nathan dengan nanar, terlebih saat aku mengingat pemandangan luka di sekujur tubuhnya, entah mengapa mataku terasa begitu panas, hatiku terasa sakit saat melihat luka-luka itu, juga saat melihat air mata Nathan, apakah aku mulai memiliki rasa padanya? Bahkan ini belumlah dua puluh empat jam pertemuan kami
"Eunghh" lenguhan kecil itu menyadarkanku dari acara memandang Nathan
"Nathan kau bangun?, kau ingin apa?, apa ada yang sakit?" Tanyaku lembut
"Haus kak, aku mau minum" ucapnya, suaranya terdengar begitu lemah
Dengan sigap aku menuangkan air putih yg telah aku siapkan di meja nakas untuk Nathan.
Nathan meminum air itu perlahan, lalu menyodorkan gelas itu padaku setelah ia selesai
"Ada lagi yang kau mau?" Tanyaku pada Nathan yang hanya di balas gelengan kepala lemah
"Nath dingin kak" ujarnya dengan suara bergetar
"Bisa matikan ACnya?" Mohonnya
"ACny sudah dimatikan sejak tadi Nath, masih kedinginan?" Ucapku, Nath mengangguk-anggukkan kepalanya, tubuhnya bergetar dan menggigil, ia benar-benar merasa kedinginan
Aku membuka piana Nathan
"Ka-kak Kee ma-mau a-apa?" Ujar Nathan yang terlihat gugup
"Aku tidak akan berbuat macam-macam, hanya ingin menghangatkanmu" jawabku

•••

Keenan melepaskan piama yg dikenakan Nathan dan membuangnya kelantai, ia juga melepas kaus yg dia pakai dan nembuangnya ke lantai, ia lalu menidurkan tubuh menggigil Nathan dan ia memeluk tubuh ramping itu dan menutupi tubuh shirtless mereka dengan selimut tebal.
"Jha... tidurlah, aku tidak akan membiarkanmu kedinginan" ujar Keenan seraya mengeratkan dekapan hangatnya pada Nathan
Nathan tanpa sadar nembenamkan wajahnya pada sekitar dada dan ceruk leher Keenan, bisa ia cium aroma mint pada tubuh calon suaminya itu
"Terimakasih kak Keenan" ujar Nathan pelan lalu ia tertidur dengan sebuah senyum dibibirnya, dan hal itu membuat Keenan ikut tersenyum, ia membelai surai hitam panjang milik Nathan, lalu mengecup pucuk kepala Nathan penuh kasih dan sayang.

'Drrrt...drrrt...drrrrrt...' ponsel Kee bergetar membuatnya terbangun, ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 02:30 pagi, ia meraih ponselnya dan menemukan sederet angka tanpa nama menelfonnya, ia menoleh kearah Nath yang terlelap dengan damai, perlahan ia melangkah kearah balqon balqon kamarnya dan duduk di sofa yang diletakkan di sudut balqon.

"Halo?!" Sapa Kee dengan suara khas bangun tidur
"Keenan, ini kak Calvin, apa Natha baik-baik saja?" Tanya suara disebrang yang ternyata kakak dari Nathan, suara Calvin terdengar begitu cemas dan khawatir.
"Emh... ada seseorang yang ingin bicara denganmu, dia akan jelaskan segalanya padamu" ujar Calvin lalu sambungan beralih ke orang lain.
"Selamat malam Keenan, maaf mengganggu waktu istirahatmu malam-malam begini, namaku Grace, dan aku sahabat dari calon isterimu Nathan, dan baginya aku seperti ibu untuk Nathan, begini, aku mau tanya apa Nathan mengalami demam?, sulit bernafas?, atau hal lainnya?" Ujar Grace
"Ah ya tak apa, ya semalam waktu aku menyuruhnya mandi ia tak sadarkan diri di bathtub, untunglah saat itu aku menyadari ada yg aneh, karena sudah hampir dua jam Nathan tak keluar dari kamar mandi, dan aku menemukannya pingsan dan hampir tenggelam dalam bathub, Nathan juga demam dan juga kesulitan bernafas, apa Nathan memiliki atsma atau hipertensi?" Tanya Kee
"Tidak, Nath tak memiliki riwayat penyakit tersebut, semalam adalah tanggal 14 Februari, Valentine berdarah bagi sejarah di kehidupan Nathan, setiap tanggal 14 di bulan Februari, Nathan akan mengalami hal ini, dan ildi pagi harinya ia akan menjadi depresi dan sangat tertekan, oleh sebab itu aku memohon Calvin untuk menghubungimu, dengar Keenan, apapun yang terjadi jangan tinggalkan Nathan sendirian, keep watching him!, terus genggam tangan Nathan, dan peluk erat ia, hanya itu satu-satunya cara yang bisa membuatnya kembali berfikir waras, dan tidak mengikuti sisi depresantnya yang ingin menyakiti diri sendiri demi melupakan rasa sakit yang lain di hatinya" ujar Grace dengan suara terisak
"Katakan padaku Grace, apa yang terjadi pada Nathan?, mengapa aku menemukan begitu banyak bekas luka di tubuhnya?, apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Kee gusar, bisa ia dengar suara helaan nafas berat Grace, henig sesaat, Grace tak berkata apapun, sementara Kee masih Setia menunggu penjelasan dari Grace
"Grace?" ujar Kee mulai tak sabar
"Huuuft... Baiklah akan aku ceritakan padamu" ujar Grace pada akhirnya

"Saat Nathan bersekolah SMP di Korea, ia mengalami insident penculikan, ia disekap selama satu bulan empat belas hari, dalam penculikan itu bukan hanya Nath yang disandera, tetapi ketiga sahabatnya juga, Park Jihyun, Shin Rianh dan Jung Junho, mereka berempat disandera oleh dokter psikopat sakit jiwa, kau tahu/... hiks... dokter itu membedah dan membelah-belah tubuh ketiga sahabat Nath di depan Nath yang terikat, setelah dokter itu puas memperkosa tiga orang itu... hiks... mereka mencabut organ-oragan dalam mereka di depan Nath yang menangis pilu melihat penjagalan sahabat-sahabatnya, hikss... dokter itu juga menyiksa nathan... dia... dia... hiks... dia melukai tubuh Nath, dia menyundutkan besi panas di sejumlah titik di tubuh Nath, dokter itu juga telah menodai Nath, aku... saat menemukan Nath dalam sebuah bangunan bekas rumah sakit... hiksss... Nathan bersimbah darah bersama ketiga sahabatnya yang tak bernyawa, ia masih sadar saat di temukan, dengan pandangan nanar dan kosong Nath seperti boneka rusak, setahun setelahnya Nath hanya berdiam diri di kamarnya, ia seperti sebuah patung, ia bernafas namun seolah kehilangan nyawa di hidupnya, ia hanya mampu terdiam, setelahnya Nath tidak pernah berekspresi, ia lupa seperti apa tersenyum, tertawa, marah, kesal, sebal, bahkan Nath tak lagi bisa menangis, sekalipun ia terluka parah ia tak akan menangis, dan Nath mulai menikmati melukai diri sendiri, hiks... hiks... Kee aky mohon jangan tinggalkan Nathan, aku tak akan sanggup bernafas jika sampai kehilangan Nathan, ia satu-satunya alasanku bertahan hidup setelah aku mengalami pemerkosaan, Nathan adalah orang yang membuatku bertahan, dan membuatku untuk mau bangkit, hingga akhirnya aku menemukan cinta lagi, Nathan seperti oksigen bagiku, dia seperti matahari dalam ruang gelapku, kurasa aku akan memilih mati jika sampai kehilangannya, aku tahu kau belum mencintai Nathan, tapi percayalah, Nath adalah pria yang baik dan dia tidak akan pernah mengecewakanmu, jadi kumohon belajarlah mencintainya, karena Nath mencintaimu Keenan" ujar Grace dengan isakan hebat.
Keenan mematung mendengar cerita dari Grace, sungguh ia sendiri kini tengah menangis, hatinya berdenyut nyeri dan sakit saat mendengar cerita Grace, ia ingin sekali meledakkan siapapun orang yang telah membuat Nathan trluka hingga sedemikian rupa, meledakan dan menghancurkan orang itu berkeping-keping tanpa sisa.
Keenan mengusap air matanya dan mengambil nafas panjang, mengenyahkan sesak di dadanya.
"Aku akan menjaganya Grace, akan selalu menjaganya, melindungi dari apapun bahaya apapun, akan ku lindungi" ujar Keenan, setelahnya sambungan terputus setelah Grace mengucapkan terimakasih padanya.

Keenan tidak melanjutkan tidurnya, ia hanya tiduran sambil memandang wajah Nath yang sedikit pucat, Kee melihat air mata yang lolos dari pelupuk mata indah Nath yang masih terpejam, keringat membasahi dahi Nath, dan menit berikutnya Nath bergerak-gerak gelisah dalam tidur, Kee menggenggam jemari tangan kiri Nath yang kini bebas dari sarung tangan, Kee menggenggam erat tangan penuh luka itu, entah mengapa ia merasa pedih, dadanya berdenyut sakit saat menatap tangan kiri Nathan.

"Aaaaaaaaarrrrrrggggggghhhhhhhhhhhhhh Andwae.... Shirooo... shiroyeo... hajima... Aaaaargh... appo... hiks... Aaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrggggggghhhhhh" bersamaan dengan jeritan itu Nath terbangun dari tidurnya, ia terduduk di kasur, tubuhnya gemetar dan menggigil, matanya menampakan sorot ketakutan, Nath memeluk tubuhnya sendiri, senentara Kee yang tadi tengah di kamar mandi untuk cuci muka, lari menghampiri Nath saat mendengar jeritan Nathan.
"Nathan" ucap Keenan pelan seraya menyentuh tangan Nathan
"Ja-jangan sentuh... aku... hiks... ja-jangan... jangan... ja-jangan sakiti aku..."ucap Nathan ketakutan, ia mundur menghindari Keenan
"Nath ini aku Keenan" ujar Kee mencoba menyadarkan Nathan, ia memeluk tubuh ringkih Nath
"Kakak?, kak Keenan?" Ujar Nathan seraya meraih wajah Keenan, dan menelusuri wajah itu dengan jemarinya, namun saat matanya menatap tangan kirinya ia langsung menurunkan tangannya
"Aku menjijikkan, aku kotor, aku... aku... hiks..." Nathan menangis, Kee memeluk Nathan dengan erat, air matanya bergulir turun melihat Nathan
"Tidak, kau tidak menjijikkan, kau tidak kotor, itu semua tidak benar, apa ug kau katakan itu salah, kau sama sekali tidak menjijikkan, aku tidak merasa jijik padamu, dan jika kotor biar aku bersihkan dirimu Nath" ucap Kee seraya menggenggam jemari tangan kiri Nathan dan mengecup tangan penuh luka itu penuh perasaan.
"Maaf kak, tapi aku sangat mencintaimu, maaf aku lancang mencintaimu, maaf karena aku kakak jadi susah, mungkin benar, Nath hanyalah sumber masalah dan kesialan untuk orang lain, tapi Nath sangat mencintai kak Keenan, maafin Nathan kak" ungkap Nathan lalu membalas pelukan Kee dengan erat.

TBC

Hold My HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang