-Nath tengah cuci muka di kamar mandi saat suara tangis keras Ken pecah, tadi usai menyusu Ken tertidur dan Nath kembali meletakkan putranya ke dalam box.
ia bergegas keluar untuk menghampiri putranya, dan matanya terbelalak saat melihat seseorang berpakaian serba hitam bertopi dan memakai masker hitam tengah mengarahkan pisau ke arah si bungsu, orang itu seorang wanita, terlihat dari tangan bercat kuku merah dan gestur tubuhnya."SIAPA KAU?! MAU APA KAU?!" pekik Nath, wanita serba hitam itu terkejut dan menjatuhkan pisaunya, dengan cepat si wanita itu mengambil si bungsu kedalam gendongannya dan berlari keluar, Nath terbelalak dan mengejar wanita itu, tidak perduli tubuh bagian bawahnya terasa nyeri ia terus berlari dan berteriak sambil menangis
"Quna... Quna... kembalikan Quna... kembalikan putraku!" Jerit Nath mengundang perhatian orang-orang di rumah sakit itu, hingga akhirnya Nath terjatuh dan pingsan karena kelelahan, sementara si wanita tersebut tertabrak mobil tepat di depan rumah sakit bersama baby Quna yang kini menangis hebat dengan darah mengucur di pelipis kirinya.
Keenan menjatuhkan kopinya saat melihat sang istri jatuh pingsan di pinggir jalan sementara seorang wanita berpakaian serba hitam tergeletak beesimbah darah dengan seorang bayi yang menangis kencang dalam dekapannya, kejadiannya terjadi begitu cepat hingga Keenan terkejut, ia segera berlari menghampiri sang istri
"Qunaaa" lirih Nath, Keenan menyerahkan Nath pada para suster dan dokter untuk di tangani, sementara ia melihat konsisi korban tabrak lari.
Mata Keenan terbelalak saat mengenali bayi dalam dekapan wanita berbaju hitam itu, bayi itu adalah Quna putranya sendiri, ia segera mengangkat Quna dan menyeka darah di kening kiri anaknya dengan kaus yang ia pakai, tak perduli kausnya akan kotor karena darah, ia langsung melesat masuk rumah sakit demi mendapat pertolongan untuk sang putra, ia bahkan tidak perduli pada wanita baju hitam yang mendekap putranya tadi karena ia tadi melihat tim medis telah membawanya ke ugd, Keenan langsung menyerahkan putranya pada seorang dokter yang akan menangani sang putra, seorang dokter anak-anak bername tag Ardana.
Keenan tak henti menunggui putranya yang keningnya sedang di jahit oleh dokter Ardana, sang istri duduk di kursi roda yang berada tepat di sampingnya sambil menggendong Ken yang terus menangis bahkan Nath juga terus menangis meski tak ada isak tangis.
"Sayang, jangan menangis, percayalah semua akan baik-baik saja, Quna kita adalah anak yang kuat" hibur Keenan sambil menyeka air mata sang istri, Nath hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun
"Keenan!" Pekik Flora dan Santy bersamaan, duo ibu itu berlari menghampiri kedua putra mereka
"Mama... mami..." sapa Keenan yang masih setia merangkul bahu sang istri yang terlihat kepayahan menenangkan Ken sementara dirinya sendiri nampak berlinangan air mata
"Sebenernya ada spa Kee?" Tanya Billy sang ayah
"Sayang tenang ya, dengerin mama, semua pasti akan baik-baik aja, kamu jangan nangis terus kadian baby Ken dia tambah sedih lihat mamanya nangis kayak gini" Santy mengelus pipi putra kesayangannya
"Keenan juga g tau gmna cerita lengkapnya pi, Nath dari tadi nangis terus dan masih belum bisa di tanyain" ujar Keenan dengan raut wajah kentara khawatir, cenas, dan takut, Billy dan Jhon menenangkan Keenan dan memberikan semangat
"Sayang, sini baby Ken biar mami yang gendong ya" pinta Flora, Nath menyerahkan Ken pada neneknya tanpa sepatah kata pun
"San, kamu tenangin Nath aja dulu" ujar Flora pada sahabatnya itu dan disetujui oleh Santy
"Sayang... lihat mama" Santy menangkup pipi puteranya, ia bisa lihat kesedihan mendalam dari mata putranya dan air mata menyertai mata itu
"Mama...hiiks..." Nath menangis terisak, sang ibu langsung memeluk putranya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand
RandomKarena suatu hal ia tidak bisa menangis... Karena suatu hal ia tidak bisa tersenyum dan tertawa ceria... Dan ia... Menjadi senang melukai dirinya sendiri bila ia merasa terluka dan tersakiti... Begitulah hidup Nathan Dwiputra, seorang pemuda berpara...