-Ada cinta disetiap hembusan nafasku...
Namamu tertulis di sanubariku
Jantungku berdetak kencang kala namamu terucap...
Aku mencintaimu
Itu yang aku ketahui...-
Setahun berlalu pasca penembakan itu terjadi, tak terasa si kembar telah menginjak usia dua tahun, Satria yang usianya tiga tahun tengah main kejar-kejaran bersama Cila dan Rio, Rio kini sudah SD, diusianya yang ke tujuh tahun ia mulai menunjukkan bakatnya sebagai pelukis, terlihat dari gambar-gambar yang ia buat, Cila, gadis yang kini berusia enam tahun itu makin terlihat manis dan cantik, rambut pirangnya tergerai indah, ia sangat mencintai yang namanya berkebun, ia bahkan bilang jika cita-citanya adalah nemiliki lahan perkebunan yang luas, Satria?, bocah tiga tahun itu begitu pemberani, dia bahkan sangat overprotective dengan si kembar terlebih Quna, baby manis yang lucu, bagi Satria Quna itu harus dijaga karena cuman Quna yang badannya kecil sekali dibanding yang lain, jadi Quna itu harus ekstra menjaganya.
Saat ini mereka tengah bermain di halaman belakang kediaman Keenan dan Nath yang luas, sementara kedua orangtua mereka nampak sibuk membuat barbeque, ah apa ada yang bertanya di mana baby Ken dan baby Quna?, ah mereka sedang asik bermain dengan biru, kucing kesayangan mommy mereka, Ken sibuk mengelus-ngelus bulu putih biru, sementara Quna sibuk menggendong Kiti, kucing jantan kecil berbulu abu-abu, anak si biru.
"Lena!!!... jangan lari-larian!, ya ampun... kamu tuh lagi hamil gede! Astagaaa!" Suara pekikan Jake membahana, oh yah El akhirnya mau nikah sama Jake soalnya dia kebobolan, Jake baru sampai di depan rumah Kee dan El dengan semangatnya turun dari mobil dan langsung berlari kearah dalam rumah membuat Jake sang suami memekik panik
"Ehehehe... sorry" ujar El mengacungkan dua jarinya membentuk tanda peace
"Huuuh, jangan bikin khawatir kenapa sih..., kalo kamu jatoh gimana?!" Kesal Jake
"Iya-iyaaa maaf... jangan marah-marah napa..." ujar El memasang raut sedih dengan mata berkaca-kaca membuat Jake kalang kabut dan akhirnya memeluk El, tanpa Jaje ketahui El menyeringai dan memeletkan lidahnya karena berhasil mengelabuhi sang suami.
Mereka pun masuk dan langsung disambut Ken yang merangkak dan minta gendong Jake, Jake hanya terkekeh sebentar dan langsung menggendong si tampan Ken, sementara Quna tengah digendong sang mommy dan tengah asyik menyusu pada dada sang mommy.
"Cel Jeje... tyty Ey!!!" (Uncle Jeje Aunty El) sapa Ken senang"Hai tampanku muaach" El mencium pipi Ken gemas
"Tyty Ey eyuuut cal" (aunty El perut besar)" celoteh Ken lagi membuat Jake dan El terkekeh
"Niiii...niiii..." panggil Quna pada Ken membuat Ken menoleh kearah si adik yang sudah mencebik lucu hampir menangis karena jauh dari Nii-sannya *(Quna memanggil Ken Nii, karena Authornya lg pengen/oke abaikan)*
Ken meronta-ronta minta turun, Jake menghampiri Nath yang duduk di sofa sambil menggendong Quna, ia mendudukkan Ken di sebelah Quna
"Kalian kok baru sampe?" Tanya Nath
"Jalanan macet banget Nath, yaampun rasanya pengen gusur tu mobil-mobil deh, macetnya ga kira-kira" ujar El yang kini duduk di single sofa di depan Nath
"Haha weekend soalnya sih" balas Nath
"aku ke belakang ya bantu bikin barbeque" pamit Jake yang diangguki oleh Nath dan El.
"Una...una... ngic?" (Quna nangis?) tanya Ken seraya mengusap-usap pipi gembil si adik
"Nii nii ngan auh Una" (nii jangan jauh Quna) ujar Quna dengan ekspresi sedihnya, Ken menggeleng kencang dan mengelus-elus surai hitam sang adik
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand
RandomKarena suatu hal ia tidak bisa menangis... Karena suatu hal ia tidak bisa tersenyum dan tertawa ceria... Dan ia... Menjadi senang melukai dirinya sendiri bila ia merasa terluka dan tersakiti... Begitulah hidup Nathan Dwiputra, seorang pemuda berpara...