-
Nathan tersenyum sumringah saat sang suami datang membawakan makanan yang ia idamkan, ini adalah ngidam Nath yang terakhir, itu bisa Nath rasa.
Nath dengan lahap dan wajah berbinar gembira melahap makanan yang terbilang aneh itu setelah Kee menyajikannya dalam wadah piring, Kee meletakkan segelas air putih di dekat Nath, senyum Nath sungguh membuat hati Kee menjadi tenang.
"Pelan-pelan makannya sayang, ga ada yang mau minta kok" ujar Kee menyeka bibir Nath yang belepotan saus dengan tisu, Nath tersenyum dan mengangguk
"Habis enak hehe" ujar Nath dengan cengiran lucunya, Kee mengecup pipi Nath mesra
"Iya-iya habisin ya, ini Theo loh yang buatin, katanya 'khusus untuk adikku tersayang' begitu tadi dia bilang" ujar Keenan
"Beneran kak?, wah kalo gitu aku harus hargain jerih payah mas Theo yang udah mau repot masakin buat Nath, ini enak banget..., bilangin makasih ya kak ke mas Theo ntar" ujar Nath dengan senyum sumringahnya
"Iya, nanti kakak sampein, nah ayo habisin makananmu, habis itu minum vitamin oke?" ujar Keenan sambil membelai lembut rambut Nath, Nath hanya tersenyum dan mengangguk antusias
"Kak kepangin rambut Nath dong... Gerah, pengen di kepang" pinta Nath
Keenan berjalan menuju laci meja nakas di samping ranjang, ia segera mengambil sisir dan kunciran rambut milik Nath
"Mau kepang gimana?" tanya Keenan yang kembali duduk di sofa samping istrinya sambil mnyisiri rambut halus sang istri
"Kepang samping aja kak" ujar Nath yang masih sibuk dengan satenya
"Okay" sahut Kee, bukan hal sulit mengepang rambut bagi Kee, karena dulu Keenan senang sekali bereksperimen berbagai macam menghias rambut Joana adik perempuannya, jadi kepang-mengepang rambut merupakan hal yang kecil baginya, dan tidak butuh waktu lama sepuluh menit kemudian rambut panjang sepinggang Nath telah rapih dengan kepang sampingnya
"Uhuk uhuk uhuk" Nath tersedak makanannya, Kee dengan sigap menyodorkan segelas air putih pada Nath dan membelai lembut punggung Nath
"Pelan-pelan sayang" ujar Kee, Nath mengangguk dan memberikan cengiran lucunya pada sang suami.
*
*
*Pagi ini El menyambangi kamar rawat Nath dengan bantuan kursi roda dan tentu Jake di belakangnya mendorong kursi roda yang di duduki El, gadis cantik itu melihat Nath tertidur pulas, sementara di sofa ada Keenan yang nampak membantu memberikan saran dan masukan pada Seth dalam membuat design interior sebagai tugas akhirnya
"Pagi semua" sapa El, sontak Kee dan Seth menoleh
"Pagi Len" sapa balik Kee
"Pagi kak Mo" Seth senyum manis, El memutar kursi rodanya mendekati Seth dan langsung mengusak surai blonde Seth dan mencubiti gemas pipi chubby Seth
"Nath belum bangun?" tanya Jake
"Belum, kemarin malam dia rewel mengeluh punggungnya sakit jadi dia tidak bisa tidur, itu aja baru jam dua pagi dia bisa tidur, dan itu pun aku harus memeluknya atau dia tidak akan tertidur" ujar Kee melepas kacamata bacanya dan meletakkan kembali ke tempatnya, Seth beranjak menyimpan kertas-kertas tugas dan kacamata milik Kee ke dalam tas dan meletakkannya ke dalam lemari.
"Ya itu mungkin karena perut Nath yang kian hari kian membesar, jadi dia tidak merasa nyaman dan merasa pegal-pegal pada bagian-bagian tubuh lainnya" ujar El
"Mungkin" balas Kee seadanya
"Sudah berapa Bulan Nathan?" tanya Jake
"Jalan delapan Bulan" ujar Kee dengan raut wajah kentara bahagia, Jake dan El tersenyum senang melihat kebahagiaan sang sahabat
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand
RandomKarena suatu hal ia tidak bisa menangis... Karena suatu hal ia tidak bisa tersenyum dan tertawa ceria... Dan ia... Menjadi senang melukai dirinya sendiri bila ia merasa terluka dan tersakiti... Begitulah hidup Nathan Dwiputra, seorang pemuda berpara...