Sebuah perasaan yang tertahan di dalam hati sering kali sanggup mempercikan api yang mampu membakar gairah hidup seseorang. Semangat yang berapi-api, menggebu tanpa terkendali, hanya keindahanlah yang terselip setiap hari. Keindahan yang membuat bunga-bunga di dalam hati bermekaran, yang mencorat-coret hari dengan penuh gradasi warna, dan yang membuat waktu seolah bergulir lebih cepat dari biasanya.
Jatuh cinta. Mengapa jatuh bisa seindah itu? Bukankah jatuh itu menyakitkan? Tidak, jatuh takkan menjadi sakit bila cinta menyertainya. Aneh, cinta memang penuh dengan keanehan. Membuat yang gelap menjadi terang, seterang mentari di musim semi. Namun apakah tetap seperti itu bila cinta hanya dirasakan oleh satu pihak saja?
Kadang kala yang disebut cinta itu bisa berubah menjadi beban. Yaitu jika cinta yang keindahannya dirasakan sendirian, yang hanya tertahan sepanjang waktu berjalan. Kadang rasanya menumbuhkan cinta itu begitu sia-sia. Cinta yang tak terbalaskan.
Hal itulah yang dirasakan gadis tahun ketiga yang sejak pertama kali dirinya bersekolah di SMA Cheongshim, ia telah mengukir nama seseorang di dalam hati. Jung Yein. Perasaannya pada sosok yang ia suka telah tumbuh dan semakin hari semakin berkembang, semakin ia mencoba melupakan semakin pula rasa itu bersarang. Sebuah emosi jiwa yang hebat dalam dirinya, yang tersembunyi rapat selama bertahun-tahun lamanya, namun ia tak bisa mengungkapkan.
Jung Yein adalah gadis pengecut, yang bahkan hanya melihat senyum lelaki yang disukainya dari kejauhan saja sudah cukup. Cukup untuk membuatnya bahagia. Ia pikir, biarkanlah saja semua berjalan seperti itu, sampai kapanpun. Tak ingin berharap lebih, sebab ia sadar, ia hanyalah seorang gadis biasa yang tak seterang mentari di musim semi.
Lelaki macam apa yang mampu membuat Yein terus membungkam mulutnya? Ialah seorang siswa sekelasnya, seorang bintang yang bersinar, bintang pujaan hati siapa saja. Lelaki karismatik dengan kamera yang menggantung di leher kuatnya. Sorot matanya yang mematikan, menangkap obyek bidikan dengan akurat. Sungguh bagaikan tatapan tajam elang saat mengincar mangsa. Namun sebenarnya ia merupakan bintang yang menyinari kegelapan. Kegelapan di hati Yein, di hati para gadis yang terpikat olehnya. Bintang itu adalah Jungkook. Jeon Jungkook.
Bahkan jika nanti sampailah Yein pada titik di mana jatuh ternyata menjadi menyakitkan, ia takkan pernah mengutarakan perasaannya. Kadang apabila ia dan bintang yang bersinar itu secara fisik begitu dekat, maka semuanya hanya seolah-olah saja. Bagi Yein, bintang itu tetaplah berada jauh di angkasa raya sementara ia hanya berdiri di atas tanah. Yang namanya bintang pasti terlalu sulit untuk digapai. Bodoh! Tapi apalah daya, cinta itu telah menguasai hatinya.
"Kadang lebih baik diam dan berpura-pura daripada memberitahukan apa yang kita rasakan. Karena akan menyakitkan ketika ia bisa mendengar tapi tak bisa mengartikan. Memperjuangkannya? Tak perlu sampai seperti itu. Belum tentu yang diperjuangkan juga mengharapkan."
YOU ARE READING
Let Me Know
أدب الهواة"Kadang lebih baik diam dan berpura-pura daripada memberitahukan apa yang kita rasakan. Karena akan menyakitkan ketika ia bisa mendengar tapi tak bisa mengartikan. Memperjuangkannya? Tak perlu sampai seperti itu. Belum tentu yang diperjuangkan juga...