Chapter 13

146 16 1
                                    


"Acara kelulusan belum selesai. Kenapa kau membawaku pergi?" aku masih saja bersih keras meminta penjelasan dari Woohyun.

Di saat teman-temannya sedang merayakan pesta kelulusan mereka di sekolah, Woohyun malah mengajakku pergi dengan motornya. Entah kemana kali ini ia akan membawaku. Gitar kesayangannya itu masih setia bergelayut di bahuku. Mungkin ia ingin mengajakku ke jembatan itu lagi.

Namun kali ini jalannya berbeda dari biasanya. Jalan yang belum pernah aku lalui sebelumnya.

Woohyun hanya bisa diam. Terus memacu kencang motor sport merahnya. Membelah keramaian sore hari yang terlihat sedikit muram. Matahari nampaknya agak malu menampilkan wajahnya saat ini. Ia hanya bisa mengintip malu di balik iringan awan yang kelabu. Memancarkan sedikit warna keemasannya. Membuat bumi sedikit kedinginan karena awan gelap yang terus menyelimuti tak jua hilang.

Woohyun menghentikan motornya tepat di sebuah deretan pohon besar yang tersusun begitu rapi. Entah apa nama tempat ini. Namun pemandangannya begitu indah di sini. Udara sore hari yang terasa tidak begitu panas, tidak juga begitu dingin terasa begitu nyaman. Daun-daun mulai berguguran di tiup angin. Meskipun ini belum saatnya musim gugur, namun tidak semua dedaunan di sini setia bergelayut pada sang batang, beberapa dari mereka mungkin lelah dan membiarkan diri mereka jatuh agar digantikan dengan daun yang lebih kuat lagi.

“Ini adalah Pulau Nami. Salah satu pulau yang terkenal di Korea selain Pulau Jeju.” Woohyun menjelaskan tempat apa ini tanpa menunggu aku mengajukan pertanyaan terlebih dahulu. Sementara aku hanya bisa mengangguk dan membulatkan bibirku membentuk huruf ‘O’.

 Sementara aku hanya bisa mengangguk dan membulatkan bibirku membentuk huruf ‘O’

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum bahagia ketika melihat pemandangan indah ini. Beberapa orang sengaja mengabadikan pemandangan indah ini lewat sebuah foto. Ada yang berpasangan, ada pula yang berfoto bersama rekan-rekan mereka. Mereka terlihat begitu bahagia. Sama sepertiku. Pergi ke tempat yang indah ini bersama dengan seseorang yang sangat berarti.

Woohyun berdiri di hadapanku. Terus menatapku dengan penuh perasaan. Seolah ingin mencurahkan semua kasih sayangnya lewat sebuah tatapan yang begitu tulus dan hangat. Tatapan itu. Tatapan cinta yang selalu aku rindukan.

"Mengapa kau menatapku seperti itu? Ada yang ingin kau sampaikan?" aku mencoba untuk membuka percakapan. Bagaimanapun, diperhatikan seperti itu membuatku merasa tidak nyaman. Jantungku terus berdebar tak menentu. Membuatku menjadi sedikit sesak dan sulit untuk mengatur pernapasanku.

Ia tersenyum sambil terus memperhatikanku. Menggenggam erat kedua tanganku dan mengecup puncak kepalaku dengan begitu lembut. Begitu hangat.

Ada sebuah rasa yang sulit untuk dijelaskan di sana. Manusia es ini ternyata sudah benar-benar berubah. Setelah sekian lama ia terus menghindariku, namun saat ini ia kembali kepadaku. Ingin rasanya aku menanyakan tentang masalah itu. Namun aku takut pertanyaan itu nantinya malah akan membuatku semakin jauh dengannya. Meskipun aku benar-benar penasaran, aku tetap saja tidak bisa berbuat apa-apa. Aku bahagia. Sekarang, woohyun telah kembali lagi kepadaku.

Saranghae, Oppa... (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang