----02----

3.1K 128 5
                                    

---Never felt like this!---

Holla,...
I'm back...

Sebelumnya aku mau ucapin banyak2 terimakasih buat yang udah mau baca ceritaku ini, dan makasih juga buat yang udah mau kasih vote, serta yang udah mau menambahkan ceritaku dalam reading listnya. Makasih banyak ya... Tanggapan kalian sangat memotivasi banget buat aku cepat2 updatenya. Hehe...
#ngarep.com ^•^

Maaf kalo banyak typo but aku berharap kalian akan tetap dapat menikmatinya...

===========================

*Raymond POV*

Suara ini, lantunan bahasa yang tidak aku kenal ini kenapa mampu membuat jantungku serasa diperas2 dan kenapa terasa begitu nyaman, membuat relung hatiku terasa bergetar dan mengisi rasa hampa dan kekosongan dalam hatiku ini

Aku terdiam ketika ku dengar suara itu begitupun keluarga gadis yang selama beberapa minggu ini mengganggu kinerja otakku, dan baru ini kutau namanya 'Rosiana Salamah' nama yang cukup aneh bagi orang2 eropa biasanya

"Assalamualaikum..." kata seorang yang laki2 paruh baya yang wajahnya terlihat sangat menenangkan itu dan tanpa sadar aku jadi merasa begitu nyaman berada dirumah ini padahal aku belum juga bercakap2 dengannya

"Wa'alaikumsalam abi..." kata mereka serentak membuatku buyar dari lamunanku, dan kulihat mereka bertiga langsung mendatangi bapak2 itu lalu mencium tangannya, dan aku disini bingung dengan apa yang mereka lakukan tapi tanpa sadar aku tersenyum melihat kebersamaan mereka

"Oh,... Ini anak yang nyelamatin ana ya? Oh ya peekenalkan nama bapak Abdullah Hamid, anak bisa memanggil bapak dengan sebutan 'abi' karena biasa yang lain juga manggil begitu" ucapk bapak yang ingin dipanggil abi itu ramah dengan senyum tulus yang tidak pernah pudar dan mengulurkan tangannya

"Ah, nama saya Raymond abi. Tapi abi bisa panggil Ray saja" kataku sambil menyambut uluran tangan abi

"Ah ya, nak ray muslim bukan?" tanya abi halus, lalu aku balas dengan gelengan karena aku tidak tau apa maksudnya muslim dan jika ia bertanya tentang agama maka aku juga akan menggeleng kara aku tidak punya agama karena aku hanya percaya pada diriku sendiri

"Oh begitu, baiklah. Nak ray bisa mandi dulu dan bisa pakai baju arta dulu, nanti arta yang akan mengantar nak ray ke kamarnya sedangkan kami akan sholat dulu ya" ucap abi halus penuh perhatian

"Ah,... Maafkan saya. Sebaiknya saya pamit saja, soalnya saya sudah terlalu lama disini. Maaf karena banyak merepotkan" kataku sopan

Kau tau seburuk2nya sifat, pergaulan dan segala kejelekkanku aku selalu pegang prinsip 'jika orang baik kepadaku maka akupun akan baik kepadanya' seperti yang sedang aku lakukan saat ini

"Oh No...!! Tak ada tamu yang keluar dari rumah ini tanpa makan malam" ucap ibunya rosiana "ah, dan nak ray.. Kau boleh memanggil bibi dengan 'umi' ya.. Dan lagi cepatlah mandi kau sudah bau" katanya lagi, tanpa sungkan mengingatkanku seperti aku ini bukan orang asing yang baru menyinggahkan diri sekali ini kerumahnya

"Tapi bibi... Eh, umi... " sebelum ucapanku selesai abi sudah memotongnya

"Iya nak ray, ray tidak bisa keluar dari rumah ini sebelum memakan makan malam yang di buat umi.. " kata abi sambil menahan tawa dan kulihat arta dan rosiana sama2 menganggukkan kepala

"Nanti setelah sholat magrib jemi juga akan ikut makan malam" tambah arta "dan ray ikutlah aku kekamarku sebelum aku dan keluargaku kehabisan waktu sholat magrib kami" katanya lagi sambil mengajakku naik kelantai dua yang aku duga kamarnya yang aku tempati tadi dan tebakanku benar. Yah... Karena sudah dipaksa seperti itu tentu mana bisa kutolakkan.

Bad Boy Meet MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang