---07---

1.5K 94 12
                                    

--- Sebuah Langkah ---

maafkan atas slow udatenya teman-teman yang udah mau membaca dan menunggu ceritaku yang ini, aku benar-benar minta maaf. karena aku tau bagaimana rasanya menunggu update sebuah cerita itu sangat tidak menyenangkan.

but, i have a reason. hehe... hope u understand ya...

Sorry td ad gangguan jadi ngak ke upload tulisannya... 😭😭
======================

sinar matahari yang menembus celah korden jendela kamar ini mulai menyadarkan seseorang yang semalam menangis tergugu bergetar seperti anak kecil. kini ia melihat cahaya itu ia hampiri cahaya dari celah jendela dan kemudian ia sibak korden jendela itu dan menampakkan betapa cerahnya cuaca hari ini dan betapa ramainya para pejalan kaki diluar rumahnya yang mulai melakukan kegiatan-kegitan sehari-hari mereka. ada yang sedang berjalan mau ke kantor, kesekolah, ada juga ibu-ibu yang sedang akan berbelanja, ia juga melihat pelayannya yang sedang membersihkan dan merawat tamannya, ada yang sedang menjemur pakaiannya dan ada yang seperti baru pulang berbelanja dengan membawa tas yang sedikit besar yang banyak isinya.  kemudian ia tanpa sadar kembali meneteskan air mata.

"Tuhan,.. kenapa selama ini aku tidak pernah percaya bahwa kau ada. padahal selama ini kau sudah terlalu baik padaku yang bahkan tidak menganggapmu ada. tapi kau masih menjagaku, memberiku harta berlimpah, memiliki tempat bernaung dari panas teriknya matahari dan melindungiku dari dinginnya malam. tuhaan.... bahkan kau memberiku pelayan yang setia menjagaku dan rumah ini walaupun selama ini tidak pernah ku anggap dan ternyata engkau tidak pernah membiarkanku kesepian dan sendirian... tuhan... " lirihnya ngilu, seluruh badannya bergetar hingga tidak mampu menyokong berat badannya hingga ia meluruh ke lantai.

"tuhan... tuhan... take my heart just for you god, bring me to your path..." mohonya dalam isak tangisnya

=======================

siang itu di masjid LIC para jama'ahnya lumayan ramai, karena adzan sholat dzuhur sudah dikumandangkan jadi banyak yang sudah menempati syaf, banyak juga yang masih sholat sunah, bahkan ada juga yang masih asik dengan Al-Qur'annya, ada juga anak-anak kecil yang sedang berlari-lari kecil.

setelah iqomah dikumandangkan semuanya tenang, sunyi, yang kedengaran hanyalah langkah-langkah menyesuaikan syaf dan merapatkan barisan. ah ya, hari ini Abi yang jadi imamnya. kemudian abi dengan khusyuk mengimami jama'ahnya dengan bacaan Al-Qur'annya yang menganlun indah menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya begitu pula hati seseorang yang kini sedang berdiri terpaku di depan pintu masjid menghayati setiap bacaan yang abi bacakan. rasanya begitu indah, menghanyutkan, dan menggetarkan pada waktu bersamaan.

ketika telah usai sholat dzuhur, banyak orang yang telah meninggalkan area masjid, namun ada beberapa yang masih berkumpul seperti abi dan teman-temannya juga murid-murid disini mungkin. dan dengan niat awal yang telah begitu berkobar dalam hatinya, mendobrak-dobrak untuk segera diucapkan akhirnya ia menuju ke tempat lingkaran orang-orang itu berada lalu ia duduk disamping kiri di belakang  abi, hingga membuat orang-orang yang ada di lingkaran itu memandangnya dengan berbagai pandangan dan hal itu membuat abi jadi penasaran dan menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat apa yang sedang mereka lihat.

betapa terkejutnya abi ketika ia menemukan raymond yang kini tengah duduk dibelakangnya dengan bekas air mata yang ada dipipinya dan tatapan mata serius itu menggetarkan hati abi.

"Abi, Raymond ingin masuk islam" itu ucapan yang begitu mantap langsung didepan abi dengan tatapan yakin tak tergoyahkan. sunyi, sesuana di masjid tiba-tiba sunyi.

satu

dua 

tiga 

empat

Bad Boy Meet MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang