---05---

2.1K 105 5
                                    

--- Set Thinking ---

Beberapa hari setelah bertemu abi, aku terus memikirkan apa yang telah abi sampaikan kepadaku dan pilihan apa yang ia berikan kepadaku untuk aku pikirkan dengan baik-baik

'Tok tok' tiba-tiba disaat aku berfikir dikamar ada yang mengetuk pintu kamarku

"Siapa?" tanyaku to the poin
" ane tuan muda, tuan besar meminta tuan muda menemuinya diruang kerja" ucap ane asisten rumah tangga disini dari balik pintu kamarku

'Huh? Ternyata Orang tua itu masih punya niat untuk pulang'
Batinku dalam hati

"Aku akan kesana" ucapku pada ane dan kudengar langkah yg menjauh dari kamarku

Tidak mau berlama2, aku langsung mengambil hp, dompet, dan jaket. Kemudian pergi keruang kerja ayah

"Dad.." sapaku dari luar ruang kerja ayah

"Masuklah" ucapnya datar
Aku lalu masuk dan berdiri didepan meja kerjanya "duduklah" katanya lagi dan hanya aku balas dengan anggukan.

"Ada apa dad? Tumben ingat pulang" ucapku dingin

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu ray, coba lihat ini" dad melemparkan amplop coklat didepanku dan aku langsung mengambilnya dan membukanya

Aku sedikit tercengang karena isinya adalah foto2 seluruh kegiatanku akhir2 ini

"Aku tidak masalah jika kau harus jadi berandal, pemabuk atau playboy sekalipun. But aku tidak suka kau pergi ketempat seperti islamic center, apalagi sepertinya kau sedang menyukai gadis itu. Wake up boy, kau tidak pantas berada dekat2 dengan mereka, mereka orang2 munafik yang hanya mau dekat denganmu karena ada maunya, mereka itu teroris. Apa sih yang ada didalam kepalamu itu!" ucap ayah panjang lebar dengan meninggikan suaranya beberapa oktaf mungkin berharap aku mau mendengarkannya tapi tidak! aku masih memandangi foto2ku bersama abi, keluarganya dan juga rosiana dan entah kenapa dalam penglihatanku aku melihat kehangatan dan kebahagian dalam foto itu atau mungkin ini hanya delusiku saja? Entahlah tapi aku senang memandanginya.

"RAYMOND DARKA HILTON" nah kalo sudah seperti ini berarti ayah sudah mulai murka

"Yups, whats wrong dad? Oke oke calm down. huuufff...." aku mengambil nafas sebentar

"Dad, sudah lama ngak pulang. Trus tiba2 pulang dan sok perhatian seperti ini, harusnya ray yang tanya dad apa maksud semua ini. And then dady ngelarang ray buat berdekatan dengan mereka apa maksudnya, trus dady please stop menjelek jelekkan mereka sebelum dady kenal baik dengan mereka. Oh ya, dad baru ini ray tau ada orang tua yang menyuruh anaknya tenggelam dalam kegelapan dan melarang anaknya berdekatan dengan orang baik. Ray pingin ketawa dad!, ah ya ray dekat dengan mereka karena ray ingin mengenal islam. What wrong with that??" tanyaku dengan songongnya

"Raymond!! Kau tidak dad izinkan berdekatan dengan mereka ingat itu!! Atau dad akan melakukan hal yang akan kau sesali seumur hidupmu." ucap ayah penuh ancaman dan hanya aku balas dengan seringaian.

"Dad, jangan sok peduli dengan ray. Kemana dad selama ini? Adakah selama ini dady peduli dengan ray? Jawabannya tentu saja, tidak! Karena jika dad peduli maka dad tidak akan meninggalkan ray dan hanya peduli pada pelacur2 itu. Ah ya... Lebih baik dad perhatikan pelacur2 dad itu, terus saja beri mereka uang, dan kemewahan. Maka suatu saat dad akan menyesal." ucapku dengan beberapa penekanan pada beberapa kata dan aku lihat sepertinya ayah syok menetahui aku sudah tau apa yang dilakukannya selama ini. Dia hanya kicep aja, sama halnya dengan wanita itu. Mereka memiliki ekspresi yang sama seperti 'maling yang ketahuan mencuri'.

Aku berdiri dari dudukku kemudian melangkahkan kaki keluar tempat kerja ayah begitu saja karena sepertinya ayah masih syok dengan perkataanku. Biarkanlah orang tua itu memikirkan apa yang telah ia lakukan selama ini.

Bad Boy Meet MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang