Perempuan yang kucintai, duduk di sofa beludu
Meminum anggur berumur lewat gelas kristal
Ini adalah mimpi kemarin; ia telah pergi
Sidik jarinya masih tertinggal pada cermin
Lembut suaranya masih dapat kudengarIa pergi kelembah pengasingan; terabaikan
Lukisannya masih tergantung indah pada dinding kamar
Surat darinya tersimpan rapi dalam kotak
Semua akan bersamaku hingga esok, angin meniup menjauhKecantikanya berbeda, seakan diciptakan dewa
Selembut salju, sesejuk embun pagi
Secerdik ular, segalak srigala, menakutkan pada malam pekat
Namun kalian dapat menyerahkan jantung hati padanyaPada lembaran buku, kulihat wajahnya
Kudengar suaranya lewat gemercik sungai
Padanya kuserahkan rahasia jiwakuPerempuan yang kucintai itu bernama kehidupan; cantik memikat hati, namun merampas nyawa
Mengubur rindu bersama janji-janji
Bersimbah air mata pecintanya
Melumuri dirinya dengan darah korbannya
Hari-hari putih bertepi kegelapan, pakaiannyaWanita yang kucintai...
Merayu hati pecintanya, namun meniadakan pernikahandhee_k
Bandar Lampung, 01 Agustus 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolaborasi Aksara
PoesieKumpulan aksara yang terserak dan mencoba untuk merapihkan pada larik-larik tiap bait.