Chapter 2
Setelah apa yang Jiyoung dan Sungjae lakukan kemarin pada mobil Lee songsaenim tentu saja mereka tidak berharap untuk lepas tangan begitu saja.Ternyata saat itu seorang guru yang sedang berada dalam kelas tambahan untuk murid senior melihat semua yang mereka lakukan dan memutuskan untuk melaporkan tindakan mereka pada Lee songsaenim keesokan harinya.Dan itu sejarah singkat kenapa kini Jiyoung dan Sungjae sedang berada di lapangan olahraga indoor mereka sambil membawa kain lap di tangan mereka masing-masing.
Jiyoung memukul-mukul tangan kanannya yang mulai terasa kaku,”Lee songsaenim benar-benar tidak punya perasaan.”
Sungjae merendam kain lap di tangannya dalam ember berisi air sabun dan memerasnya sebelum kembali mengelap lantai di depannya,”Ini lebih bagus daripada nilaimu yang terancam.”
Jiyoung mencibir keras,”Lebih baik nilaiku jelek daripada harus mengepel lapangan besar ini dengan tangan.”
Tiba-tiba Jiyoung merasakan percikan air dari sebelahnya.Matanya hampir melompat keluar ketika menyadari kalau Sungjae mengibaskan lap kotor yang sudah ia pakai mengelap setengah dari lapangan besar yang entah sudah berapa lama tidak mendapat jadwal pembersihan ini kepadanya.Badannya bergidik ngeri ketika membayangkan ribuan bakteri yang kini sudah berpindah ke badannya melalui air kotor yang mengenainya dari lap Sungjae.
“YAAAAAA!!!YOOK SUNGJAE!Kau sudah gila?!”teriak Jiyoung.
Sungjae terkekeh pelan,”Iya,bergaul denganmu membuatku sedikit gila.”
Jiyoung menggeram keras dan sedetik kemudian ia sudah menerkam Sungjae hingga pria itu berbaring di lantai.Sungjae langsung berteriak-teriak histeris ketika merasakan hembusan nafas pelan di lehernya yang sensitif itu.
“AAARRGGHH JIYOUNG AH!JANGAN!JANGAN!”
Tentu saja Jiyoung tidak mendengarkan teriakan memekakkan telinga dari mulut Sungjae.Wanita itu tetap menahan badan Sungjae hingga pria itu sama sekali tidak bisa bergerak dan menghembuskan angin dari mulutnya ke leher Sungjae.
Ia tau pria itu sangat benci jika seseorang memegang lehernya,apalagi sampai menghembuskan nafas.Sungjae pernah menggila,berteriak-teriak hingga wajahnya merah padam dan suaranya serak saat teman-teman klub atletik mereka memutuskan untuk mengikatnya di kursi dan bergiliran memegang dan menghembuskan nafas di leher pria malang itu.Klub atletik mereka memang sedikit sadis jika sedang merayakan ulang tahun seseorang.
Ketika merasakan perlawanan Sungjae mulai melemah dan badan pria itu sudah terkulai lemas kehabisan tenaga,Jiyoung bangkit dari atas badan Sungjae.Hampir secara instan,Sungjae terseok-seok menjauh dari Jiyoung seakan wanita di depannya itu adalah iblis yang akan menerkamnya lagi.
Jiyoung tertawa keras penuh kemenangan yang langsung ditanggapi dengan tatapan tajam oleh Sungjae.Wanita itu malah merasa semakin puas melihat pria itu kesal dan mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil.
“Ya Sungjae-ya,kau harus melihat wajahmu tadi di cermin.Lucu sekali.”kata Jiyoung sambil tersenyum jahil.
“Aish,Jiyoung ah kau benar-benar menyebalkan.Kau suka melihatku sekarat seperti itu?”kata Sungjae dengan gestur tangan berlebihan.
Bukannya merasa bersalah dan meminta maaf,Jiyoung malah mengangguk semangat,”Itu pemandangan terlucu yang pernah kulihat.”
Dengan kesal Sungjae melemparkan kain lap yang masih basah ke arah Jiyoung tapi wanita itu dengan lihainya menggeser tubuhnya tepat sebelum kain lap itu mengenainya.Jiyoung bersumpah kalau kini ia melihat asap keluar dari telinga dan hidung Sungjae sangking kesalnya pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misconception of Us (Completed)
Fanfiction"Bagiku yang penting aku berada disampingnya,karena dia pusat dari tata suryaku.Karena dia adalah alasan kenapa jantungku masih tetap berdetak.Setiap kali melihatnya,jantungku terasa seperti dipaksa untuk tetap bergerak." Kang Jiyoung dan Kang...