Chapter 16

765 57 3
                                    

Chapter 16

Jarum jam hampir menunjuk pada jam 11 ketika Sungjae sudah selesai membuat sepanci penuh ramyun.Ia terpaksa harus membuatnya karena Jiyoung terus menerus mengeluh bagaimana seharian ia tidak bisa makan karena harus berakting sebagai Jieun yang memang tidak banyak makan.Belum lagi wanita itu mulai merengek sambil memegang-megang perutnya.

Dengan penuh kebanggan Sungjae membawa panci itu ke ruang tamu,namun pria itu mengerutkan keningnya ketika melihat Jiyoung terkulai lemas di atas kasur lipatnya.Pria itu menaruh pancinya di lantai dan menghampiri wanita itu.

“Jiyoung ah,kau tidur?”tanya Sungjae sambil menggoyang-goyangkan badan Jiyoung.

Wanita itu tetap terdiam namun Sungjae bisa mendengar suara nafas Jiyoung yang kedengara begitu berat.Dengan cepat pria itu membalik badan Jiyoung agar ia bisa melihat wajah wanita itu,dan saat itu juga ia baru sadar tingginya suhu badan wanita itu.

“Jiyoung ah!Jiyoung ah!Kau kenapa?”tanya Sungjae sambil menepuk-nepuk pipi Jiyoung yang kelihatan seperti mengerutkan keningnya kesakitan.

Jiyoung membuka setengah matanya dan menjawab lemas,”Aku juga tidak tau…Tiba-tiba saja kepalaku sakit dan badanku lemas.”

Ketakutan langsung menyergap Sungjae ketika wanita itu terbatuk.Dengan segera ia menghampiri lemarinya dan mengambil jaket tebal pertama yang bisa ia gapai.Setelah memakaikan jaket itu pada Jiyoung pria itu mencoba untuk membangunkan Jiyoung sekali lagi.

“Jiyoung ah!”

Ketika wanita itu lagi-lagi hanya terdiam seakan kehilangan kesadarannya,dengan panik Sungjae menaikkan Jiyoung diatas punggungnya dan dalam hitungan detik ia sudah berlari cepat dengan segala kekuatan yang ia miliki ke pinggir jalan raya.

Jalanan raya itu sudah sepi,sesekali hanya ada beberapa mobil yang lalu lalang membuat Sungjae menggeram frustasi.Pria itu tidak lagi menunggu taksi melainkan tetap berlari cepat ke arah rumah sakit,berharap kalau ia tidak terlambat.

~~~

Sungjae duduk di depan ruang gawat darurat sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.Ia tidak bisa menghilangkan puluhan kemungkinan buruk yang terjadi pada Jiyoung dan ia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri kalau Jiyoung sampai kenapa-kenapa.

Ia ingin memberitahu kedua orang tua Jiyoung apa yang terjadi namun ia sadar kalau dirinya tidak membawa tas Jiyoung.Sungjae jelas tidak bisa meninggalkan Jiyoung sendirian dan pergi ke rumah Jiyoung namun di sisi lain ia perlu orang tua Jiyoung jika saja terjadi sesuatu.

“Minggir!!”

Kegaduhan kembali terjadi di koridor rumah sakit tersebut ketika sekali lagi ambulans datang membawa pasien.Sungjae sebenarnya tidak tertarik dengan apa yang terjadi,namun semua berubah ketika melihat kedua orang tua Jiyoung dan Suho ikut berlari disebelah tempat tidur dorong yang ditiduri pasien.

“Mohon tunggu diluar.”kata seorang dokter dan menutup pintu itu di depan orang tua Jiyoung dan Suho.

Sungjae masih belum bisa mempercayai apa yang terjadi di depan matanya.Dirinya masih tetap terdiam sambil melihat ketiga orang yang berdiri tidak jauh di depannya ketika Suho menyadari kehadiran Sungjae disana.

Dari ekspresi wajahnya Sungjae bisa tau kalau Suho sama terkejutnya dengan dirinya sendiri,”Sungjae-ya,kenapa kau ada disini?”

Mendengar suara Suho,kedua orang tua Jiyoung ikut-ikutan melihat Sungjae di tengah isakan tangis mereka.Sungjae kelihatan salah tingkah,tidak tau apa yang harus dikatakannya.

Tiba-tiba ibu Jiyoung mendekati Sungjae sambil menangis,”Sungjae-ya…Kau tau dimana Jiyoung?Aku mencoba menghubunginya tapi ia tidak mengangkat ponselnya.Lihatlah apa yang terjadi pada saudaranya…”

Misconception of Us (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang