Chapter 13
Dari ratusan café yang berada di Daegu,Eunkwang memilih untuk mengajak Jiyoung ke café dekat rumahnya yang tak lain adalah café tempat Sungjae bekerja.Jiyoung sedikit merasa terganggu dengan fakta kalau dirinya mungkin akan bertemu dengan Sungjae disana.Sejak kejadian di rumah Sungjae waktu itu tidak sekalipun keduanya saling berbicara,tanpa alasan yang pasti mengapa.
“Apa kita benar-benar harus kesini oppa?”tanya Jiyoung tepat di pintu masuk.
“Ini tempat yang sangat berarti untuk kita berdua kan?Sudah berapa kaliaku bertemu denganmu disini,mungkin lebih sering daripada di sekolah.”kata Eunkwang sambil menarik tangan Jiyoung untuk masuk.
Ketika masuk Jiyoung merasakan ada hal yang aneh.Seluruh meja dan kursi kelihatan disingkarkan di samping,menyisakan sebuah meja dan 2 buah kursi yang berada tepat di tengah ruangan.Cafe itu juga hanya diterangi oleh lampu redup dan beberapa lilin yang berada di sudut-sudut ruangan.Belum lagi alunan musik romantis yang mengalun lembut dalam café itu.
“I…ini….”
“Keren kan?Aku menyewa café ini hanya untuk kita berdua malam ini.”kata Eunkwang seraya kembali menarik Jiyoung untuk duduk di kursi.
Seluruh kejadian yang begitu cepat ini cukup membuat Jiyoung sedikit tersesat di tengah jalan.Ia hanya bisa menatap Eunkwang yang kini sudah duduk manis di depannya dengan tatapan bingung.
“Apa sebaiknya kita makan sekarang?”tanya Eunkwang.Tanpa menunggu persetujuan Jiyoung yang tengah kebingungan,pria itu menjetikkan jarinya untuk memanggil seseorang.
Apa yang dikhawatirkan Jiyoung terjadi juga,karena tidak lama kemudian Sungjaemuncul dari balik counter masih dengan baju seragam barista.Seperti biasanya pria itu kelihatan sangat tampan,bukankah Jiyoung sudah pernah menjelaskan panjang lebar bagaimana pria itu terlihat seperti terlahir untuk memakai seragam itu?
Sungjae berdiri di pinggir meja sambil mengatur peralatan makan diatas meja mereka,”Apa makanannya dikeluarkan sekarang?”
“Iya,tolong cepat.Aku tidak ingin uri Jiyoung kelaparan.”kata Eunkwang sambil memainkan alisnya ke arah Jiyoung.
Mau tak mau bulu kuduk wanita itu meremang karena cara menggoda Eunkwang yang begitu norak.Ia mencuri pandang pada Sungjae yang masih kelihatan sibuk dengan tugasnya,berharap untuk bertukar pendapat lewat telepati seperti yang selalu dilakukan keduanya ketika sedang berada di situasi aneh seperti ini.Namun pria itu sama sekali tidak sadar,atau mungkin malah terkesan mengacuhkannya.
“Mohon tunggu sebentar.”kata Sungjae sambil melenggang pergi kedalam dapur melewati pintu yang berada di belakang counter.Jujur saja Jiyoung merasa sedih,bukannya dia yang seharusnya marah pada pria itu?Kenapa malah pria itu yang mengabaikannya?
Suasana hati Jiyoung yang tadinya sempat sedikit cerah kembali memburuk.Disaat sikapnya baru saja melunak pada Eunkwang dan membiarkan pria itu mencoba membuatnya lebih baik,dua pria lainnya malah merusak percobaan Eunkwang tersebut.Dan hanya berselang beberapa menit saja.
“Jiyoung ah,kau tidak suka dengan tempat ini?”tanya Eunkwang sambil menatap Jiyoung khawatir.
Jiyoung menggeleng kecil,”Tidak kok.”
“Ah…kau pasti tidak suka dengan kehadiran Sungjae tadi kan?Sialan,padahal aku sudah menyuruh pemilik café ini untuk menugaskan pelayan lain tapi katanya semua pegawainya tidak bisa malam ini.”gerutu Eunkwang sambil menggertakkan giginya kesal.
“Aku tidak apa-apa.”kata Jiyoung sedikit berbohong.
Beberapa menit berlalu dalam keheningan,sesekali hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang dimainkan oleh Jiyoung.Saat wanita itu merasakan aura yang tidak enak Jiyoung mengangkat kepalanya dan benar saja,Eunkwang sedang melihatnya sangat sangat intens.
![](https://img.wattpad.com/cover/9405949-288-k365060.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misconception of Us (Completed)
Fanfiction"Bagiku yang penting aku berada disampingnya,karena dia pusat dari tata suryaku.Karena dia adalah alasan kenapa jantungku masih tetap berdetak.Setiap kali melihatnya,jantungku terasa seperti dipaksa untuk tetap bergerak." Kang Jiyoung dan Kang...